Tanpa Hujan

446 15 3
                                        

Malam yang indah. Kelap-kelip bintang di langit malam yang tenang. Tiada bisa kujabarkan kebahagiaanku sekarang. Perpaduan yang sangat menggoda. Raja bulanku dan banyak permaisurinya. Wah, bulanku bisa juga berpoligami. Oh, tidak. Itu hanya dongeng fikiranku saja.
Aku sangat setia berada di sisi jendela ini setiap malamnya. Menatap dalam gelap. Menembus langit yang terkadang tersenyum. Namun terkadang membawa duka.
Dimana handphoneku. Ya, aku melupakannya hari ini. Tiada kugubris sedikitpun dari dalam totebagku. Hari ini aku sangat sibuk.
Aku berjalan menuju tempat tidur dan langsung mengambil totebagku. Ku buka dan meraih handphone yang berada di dalamnya. Dapat !!

Kubuka BBM. Ada satu pesan. Ya, memang siapa lagi yang akan mengirimku pesan. Aku tak punya teman selama ini melainkan orang rumahku. Namun yang sekarang mengirimku pesan adalah orang misterius itu. Ya, dia yang mengirimiku VN malam sebelumnya.

Aku membuka VN dari sosok misterius itu.

'Tahta, apa kamu tahu denganku?? Jika penasaran, aku akan menunggumu malam nanti di depan rumahmu. Mobil hitam metalic.'

Wah, apa semua ini???
Ajakan atau paksaan??? Hahaha
Ataukah jalan fikiran ku yang tertebak olehnya??? Aku tidak tahu.
Jujur, aku penasaran. Sangat penasaran.

'Apa aku pergi malam ini?? Ya, itu pasti sekarang. Karena ia mengirimi VN itu pagi tadi saat aku hendak berangkat ke sekolah.' Hatiku mengatakan pergi. Ya, aku pergi menemuinya di depan rumahku.

Aku memilih pakaian yang sesuai. Dress mini warna merah jambu. Wah, jujur saja aku siap dibawa ke pesta jika berdandan seperti ini. Tapi ini kebiasaanku, memakai pakaian yang sesuai dengan kata hatiku.

Tepat pukul delapan aku turun dan menuju depan rumah. Tepatnya keluar pagar. Jujur, ia tidak menyebutkan pukul berapa akan ke rumahku. Jika aku sampai duluan. Aku akan malu. Oh god, semoga saja tidak.

Sampainya di depan pagar rumah, aku berusaha memandangi setiap titiknya. Kenapa aku tidak melihat mobil hitam metalic di sini??
Tunggu, aku melihat cahaya lampu dari kejauhan. Ya, itu sorot lampu sebuah mobil. Tepatnya warna hitam metalic yang kucari. Pantas saja tidak kelihatan, mobil warna hitam diparkir di tempat yang gelap tentu tak akan bisa dicerna oleh indera penglihatanku.

Jarak mobil itu dari tempatku sekarang sekitar sepuluh meter. Aku berjalan saja menuju mobil itu. Aku sedikit takut. Karena rumahku berada di komplek. Jarang sekali kendaraan lewat di sini. Aku sedikit berlari agar cepat mendekati mobil itu.

Aku mengetuk kaca mobil bagian depan. Kaca itu langsung terbuka. Sejenak aku ternganga. Betapa tidak?? Dia cowok yang membantuku menolong nenek itu. Ya, darimana dia tahu segalanya tentangku?? Tentang orangtuaku?? Terutama pin BBM ku.

"Hye?" Aku tersadar dari cengangku.

"Eh, yaa... kau?? Bukannya...?" Aku sejenak berusaha menahan gerogi dan debaran jantung yang sejak tadi berdegub sangat kencang.

"Ya. Kita pernah bertemu waktu itu. Menolong seorang nenek." Ia tersenyum. Sangat manis. Ya, seperti pertama kali bertemu dengannya.

"kau ingin masuk atau akan kedinginan dan masuk angin di luar sana??" Ia mengerlingkan sebelah matanya seperti menggodaku.

Tanpa aba-aba pipiku bersemu merah. Aku berusaha menahan kegagapanku. Jujur, aku tidak biasa dihadapkan pada dunia sosial khususnya cowok.

"Ya, mm...mmaa..masuukk." alhasil aku tidak bisa menahan gerogi itu.

kubuka pintu mobil dan duduk di sebelahnya yang duduk di bangku kemudi. Untuk beberapa saat kami terdiam dalam fikiran kami masing-masing.

"Ummhh... ta, aku mau ngajak kamu ke suatu tempat..." aku melihatnya yang sedang berbiacara padaku sekarang. Ia sedikit linglung. Kata terakhir yang ia ucapkan seperti tergantung.

HUJAN MERAH JAMBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang