Ara

7.7K 768 131
                                    

AN:

Don't be scare, karena bagian ini nggak akan serem kok. So, you can read this now.  Sip? Ditunggu komen sama vote-nya, nggak ada... huh. Saya nggak mau update lagi. Jahahaha!

-----

Doa-doa dan jimat itu bukannya kadaluarsa atau apa.

Hanya berhenti berfungsi karena memang tidak selamanya doa-doa dan jimat itu menangkal pemberian Tuhan kepadaku. Aku lebih suka menyebutnya sebagai kutukan. Memangnya siapa yang mau diberi 'gift' bisa melihat makhluk halus di dunia ini? Lebih buruknya lagi, bisa bicara dengan mereka. Kalau aku boleh request, aku mau mempunyai kehidupan normal. Tetap jadi gay tidak apa-apa. Yang penting aku tidak akan dipandang aneh oleh orang-orang jika mereka melihatku. Rara selalu bilang kalau aku mempunyai aura anak aneh itu di dalam diriku. Seperti wajah tampan, akan menempel lekat di wajah seseorang. Dapat terlihat dengan jelas. Seperti itu juga aura yang aku tunjukkan pada orang lain.

Worst. Fucking worst.

Semakin buruknya lagi... aku bertemu hantu bencong. Dari pertama aku meliriknya hari itu, aku tahu kalau dia adalah bencong. Dari gelagat kemayunya, cara dia memutar bola matanya, cara dia tertawa dengan menutup mulutnya, atau saat dia melenggak-lenggokkan badannya yang langsing saat melangkah. Aku benci hidupku. For real.

"So, eyke kemarin itu ketumbar samorse lekong tampanland di kamar under. Ouh, badaniah so cucok, cyin. You must lehetong tuh badaniah si lekong. Yey pestong mawar gilingan jilat-jilat bisep ooh la-la-nya."

Padahal sudah berkali-kali aku mengabaikan hantu bencong itu. Berharap dia pergi karena aku tidak menerima kehadirannya. Tentu saja seperti bencong kebanyakan... semakin dilarang, semakin menjadi. Persis seperti Kalvin. Kalvin itu juga gay. Ngondek mampus kayak hantu bencong yang sedang, mengutip ucapannya yang menjijikan: berbaring manja di atas kasurku. Setiap kali hantu bencong itu bicara, dia selalu menggunakan bahasa banci versi 0.72.3. Begitu yang dia bilang. Kalau ini android, setelah Jelly Bean, Kit-Kat, Lemonade, bahasa bancinya sudah ada di versi M.

M untuk Mastin. What the fuck!

Tujuan dia di sini juga sama. Dia ingin minta tolong. Aku langsung pura-pura mengabaikannya. Dia juga tahu kalau auraku yang berwarna ungu sudah kembali terang. Dia tahu aku sudah dapat melihat hantu lagi. Hanya beberapa hantu dan jin yang mengizinkan aku untuk melihat sosok mereka. Tidak seperti sosok kuntilanak yang selalu menggangguku itu. Dia tidak mau menampakkan wujudnya. Dia pasti punya agenda terselubung untukku. Surely, isi agendanya untuk membunuhku.

"Terus nih, ya... today eyke juga ketumbar samorse mantan eyke di Mataram Mall. Cuih! Diana udin gandeng bencong brand new. Tapi pantat tuh bencong eyke yakin udin pernah dimakarena samorse belatung. So, ew kan? Like Iggy Azalea said di lagu Fancy. Stupid mantan! Kalo eyke belum metong, udin eyke sindir di Twitter."

Dan yang membuatku terkejut adalah... ternyata ada hantu bencong. Aku pikir, setelah bencong itu mati akhirnya mereka dijadikan lelaki sepenuhnya. Tahunya... itu tidak sungguh terjadi. Yang paling aneh lagi, hantu bencong yang ada di kasurku itu mengenakan baju so gay yang masih bagus dan juga celana jeans yang tersetrika rapi. Wanginya pun wangi bunga mawar. Biasanya hantu mempunyai wangi tanah basah—karena tubuh mereka yang sudah dikubur di dalam liang lahat, juga wangi kayu bakar jika mereka dikremasi. Kenapa yang ini bunga mawar? Kenapa juga dia tetap bencong?

Aku mencoba fokus ke gambar yang sedang aku buat. Aku sudah menemukan judul untuk komikku yang selanjutnya. Peran hantunya tetap nenek yang aku temui di astral projection-ku kemarin. Aku sudah merancang plot twist­-nya. Aku berharap ini bisa masuk ke meja redaksi, tidak seperti ceritaku tentang wanita tak mempunyai bibir yang aku karang dari imajinasiku semata karena waktu itu aku sudah tidak melakukan astral projection. Proyek itu gagal karena ceritanya terlalu kekanak-kanakan.

GitakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang