PS. Maaf baru di-update. Kemarin sibuk. Sekarang juga sih. But, enjoy. Dua hari lagi saya post selanjutnya, ya. Kalo votesnya banyak. Muahahahaha!
***
Tentu saja aku akan menyesali ini. Tapi hanya itu satu-satunya cara agar Sandi berhenti merecokiku.
"Saya mau bantu kamu asal kamu nggak ngomong pakek bahasa banci ke saya. Setuju?"
Sandi mengangguk dua kali. "Setuju."
"Saya nggak mau ada hantu lain lagi yang minta pertolongan saya setelah saya nolongin kamu. Saya nggak tau gimana caranya, tapi kamu harus bantu saya soal itu. Bisa?"
"Mungkin," jawab Sandi ragu-ragu. "I'll try."
"Bagus." Aku mengelap wajahku yang baru saja aku basuh dengan air. Aku masih mengantuk, actually. Aku tidur selama tiga jam. Dan aku tidak masuk ke astral projection. Aku bermimpi sungguhan. "Saya mau kamu lindungin saya dan Sammy dari kuntilanak itu. Kalo saya sama Sammy celaka meski cuma kegores atau apa, perjanjian kita batal. Sanggup?"
Sandi tersenyum. "Sanggup. Tapi Sammy itu siapa?"
"Selanjutnya, kamu nggak berhak nanya-nanya kehidupan saya. Clear?"
Cibirannya yang aku dapatkan. "You're not fun."
"Oke, jadi bantuan apa yang kamu mau dari saya? Nyari kutang kamu yang hilang? Misahin Rifky dari Kalvin? Saya bisa lakuin dua-duanya. Asal setelah urusan kita selesai, kamu benar-benar harus pergi."
Sandi mengetuk-ngetuk jarinya di dagu. Berpikir. "Kan setelah kamu selesai nolongin aku, aku bakalan pergi. Gimana sih kamu ini?"
Aku mengedikkan bahu, sekalian memberi Sandi isyarat agar dia berbalik karena aku mau ganti baju. Aku akan menyelesaikan urusan Sandi hari ini juga. Agar hidupku kembali tenang. Yah, semoga kuntilanak itu benar-benar bisa Sandi singkirkan selamanya dari hidupku. "Kamu itu jenis hantu yang beda dari yang lain. Kamu nggak pucat. Kamu bisa ganti-ganti baju. Bisa jadi kamu balik lagi ke saya buat ngengganguin hidup saya ini. Betul?"
Sandi malah tertawa, bukannya menjawab pertanyaanku. Setelah aku sudah benar-benar mengenakan bajuku, aku melangkah cepat ke depan wajah Sandi. Dia masih saja tertawa. "Kamu—" Dia menunjuk wajahku dengan suara tawanya yang menyebalkan. "Kamu itu lucu, deh. Bikin aku gemes."
Aku mengernyit. "Lucu di bagian mananya, hmmh?"
"Kamu tau kan kalo aku ini, euh, katakan-lah kemayu?" Aku mengangguk dengan sangat-amat yakin. "Nah, pas aku mati ketabrak mobil itu, aku kan langsung tuh keluar dari dalam tubuh aku. Melayang melalang buana ke sana kemari tanpa arah. Aku lalu ketemu sama so called angel ini, namanya Ratuliu. Wajahnya kayak Ussy, istrinya Andhika Pratama. Terus dia ngasih tau aku kenapa aku masih ada di dunia. Ya, itu. Menyelesaikan urusan yang belum selesai semasa aku hidup. Pas Mbak Ratuliu ini mau pergi, aku request ke dia supaya penampilan aku kayak gay febeles. Nggak ada darah lagi di atas kepala aku karena aku kan takut darah. Ew! Mana bau darah itu kayak besi karatan lagi. So, dia setuju. Eng-ing-eng! Aku jadi deh hantu paling febeles tahun ini. Sekarang kamu tau kan kenapa aku spesial?"
Tidak kugubris. Aku baru tahu kalau bisa request sesuatu ke si malaikat. Aku tidak pernah ketemu sama malaikat, mereka ada di dimensi yang lebih kuat. Tidak seperti dimensi astral projection. Padahal aku sangat berharap bisa bertemu dengan malaikat agar dia bisa menyampaikan salamku untuk Ibu.
"Nah, permintaan tolong yang aku mau minta sama kamu ini nggak susah, kok. Beneran deh, Vid."
"Huh? Ini kamu beneran mau nolong hantu bencong itu?" Sammy tiba-tiba muncul di dalam kepalaku. Dua detik kemudian di dalam pengelihatanku. "Nah, gitu dong!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Gitak
HorrorPernah melihat hantu? Aku pernah. Selalu. Kemanapun aku pergi, dimanapun aku berada, aku selalu melihat hantu. Apa kalian juga tahu: hantu, setan dan jin adalah tiga jenis makhluk halus yang berbeda? Jin adalah makhluk halus yang berada di tingkatan...