Aku tahu bahwa cinta atau menyukai seseorang itu tidak butuh alasan. Tidak perlu fisiknya seganteng aktor dunia. Tidak perlu yang kekayaannya nomor satu dalam majalah forbes. Tidak perlu semua hal yang dapat dilihat oleh mata.
Cinta bisa saja tumbuh pada tukang dagang keliling berwajah khas Indonesia tapi bertata krama.
Cinta bisa saja tumbuh pada lelaki berkulit hitam, pendek dan jauh dari sebutan tampan tapi sangat pintar.
Cinta bisa saja datang tanpa diundang pada lelaki yang kerjaannya belum pasti, yang masih tergantung pada pemberian orangtuanya.
Banyaaakk yang seperti itu.
Aku???
Yah. Aku juga jatuh cinta pada lelaki biasa bernama Danny. Dia bukan orang kaya. Pekerjaannya sebagai surveyor freelance. Yang kadang kerja 3 bulan dan nganggur 2 bulan berikutnya.
Tapi aku suka padanya. Entahlah. Aku baru mengenalnya selama sebulan. Dan aku dengan mudahnya menyukai lelaki itu.
"Bukan karena sudah desperate kan?" Selidik Lidya, sahabatku
"Kenapa?" Aku cemberut. Aku menahan untuk tidak cerita pada siapapun untuk memastikan hatiku benar-benar menginginkannya.
Dan sekarang setelah rentang waktu sebulan, sore ini di cafe. Aku traktir sahabat baikku untuk curhat.
Whooaa...dan apa katanya tadi? Desperate?? Iihhh.
"Kan style kamu bukan seperti dia"
"Maksudnya?"
"Mantan mantan pacar kamu kan tinggi, tinggalnya sekota. Ini?? Dia pendek, dekil, keluar kota terus haha..." Lidya tertawa
"Sorry babe.." Katanya ketika melihatku berekspresi marah dan serius
"Sekarang ini cowok terakhirku. Calon suamiku" Tukasku cepat
"Haaahhh!!! Belum juga ketemu. Iya kan?? Tumben koq secepat itu kamu takluk"
Lidya terlihat berjuang menahan tawanya
"Doain bukannya diketawain" Rajukku setengah marah"Iya. Semoga yang terbaik untukmu sayangku. Semoga bahagia selama-lamanya"
Aku tersenyum memeluknya. Sahabatku sejak kuliah. Satu satunya yang seringkali ada disampingku saat susah dan senang.
"Syukurlah jika kamu dan dia bisa saling menerima dengan mudah apa adanya. Mudah-mudahan kali ini beneran jodohmu ya say" Lidya menepuk bahuku dengan senyum tulus.
"Thanks" Aku juga tersenyum. Membayangkan hari hari yang indah bersama Danny.
"Jangan jadi gila juga dong. Masak senyum senyum sendiri gitu" Aku malah tertawa. Menertawakan kelakuanku sendiri.
"Ayo kita pulang. Hampir sore nih. Suamiku nanti nyari'in"
"Oke" Aku ikut beranjak. Berjalan ringan disamping Lidya. Dunia rasanya hanya milikku seorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My EX boyfriend [ Completed ]
Random#ceritapendek #roman #shortstory Thanks for reading. This is my first story. Hope enjoy and keep support me. 😍 Cerita ini sudah kuanggap selesai dengan happy ending. ✋