02

508 56 11
                                    

MYUNGSOO POV

Aku menatap gadis dihadapanku dengan intens. Aku menelitinya dari atas sampai bawah. Dari ujung rambut sampai ujung kaki. Aneh memang aku yang hanya menginginkan kesempurnaan yah meskipun aku tau kalau didunia ini tidak ada yang sempurna.

Saat ini kami berdua berada diruang ganti. Aku hanya melipat kedua tanganku dan kulihat dia hanya menunduk.

"Jadi siapa yang menerima mu bekerja disini"
Aku berbicara dengan nada yang dingin dan cenderung tegas. Beginilah aku selain perfectionis juga tegas dalam segala hal. Gadis itu sedari hanya menunduk. Hell apa wajahku kalah dari lantai sialan itu hingga ia lebih suka melihat lantai itu.

"Ma-maaf chef saya disuruh bekerja oleh Suzy."

Sudah kuduga gadis kecil itu benar benar seenaknya. Kalau sudah begini memangnya aku bisa apa. Satu hal yang membuatku lemah adikku Suzy. Dia adalah kelemahan terbesarku.

"Baiklah. Kau bisa kembali bekerja"

Gadis itu menunduk dan segera keluar tapi sebelumnya aku menghentikannya.

"Tunggu. Namamu siapa?"

Gadis itu kembali berbalik dan saat itu aku melihat tatapan yang berbeda dari dirinya.

"Saya Park Jiyeon chef. "

Gadis itu. Jiyeon. Menunduk kembali dan pergi dari ruang ganti menuju dapur. Sementara aku malah memikirkan sesuatu. Jiyeon berbeda dari gadis lain biasanya gadis lain akan melihatku dengan tatapan memuja tapi dia? Huh~ bukankah itu bagus? Setidaknya aku bisa santai saat bekerja tanpa menghiraukannya. Lagipula kenapa aku harus menghiraukannya.

"Sebaiknya aku membuat resep baru. Huft apa aku terlalu kelelahan seharian ini"

•^°•^°•^°

JIYEON POV

"Akhirnya waktu istirahat tiba"
Aku bergumam sambil berjalan menuju ruang ganti sekaligus ruang para chef kecuali head chef tentunya.

Aku membuka lokerku dan mengambil sesuatu didalam dompetku. Minuman seperti jus dalam kemasan dengan merk "Tomato juice" . Sebenarnya merk itu hanya bohongan belaka karena isi sebenarnya adalah darah. Sebagai vampir tentu saja aku harus meminum darah untuk mengisi energiku.
Aku terus melihat kekanan dan kiri untuk berjaga jaga. Syukurlah mereka semua masih berada didapur.

"Anak baru apa yang kau lakukan?"

Mataku membulat dengan perlahan aku membalikkan badanku dan ternyata Mark berdiri dibelakangku tanpa kusadari.

"Chef? Saya hanya meminum ini"

Aku menjawab seadanya sambil menunjukkan "jus tomat" digenggamanku.

"Jus tomat? Hemm boleh aku coba?"

What?! Ah tidak mungkin. Apa Mark benar benar akan meminum ini.

"Ja-jangan chef. Ini khusus untuk wanita"

Aku menggigit bibirku berharap Mark akan mendengarkan ku. Kulihat dia seperti kebingungan mungkin alasanku yang sedikit aneh.

"Oke aku tidak akan memintanya lagi. Kalau begitu bisa kau bawakan satu besok? Mungkin Suzy akan suka"

Aku membulatkan mataku kembali. Astaga alasan apalagi yang harus kubuat. Akhirnya aku hanya mengangguk pasrah.
"Baik chef. Akan saya bawakan besok"

"Baguslah. Ah satu lagi jika tidak sedang bekerja panggil saja aku Mark. Jangan terlalu formal"

Mark mengacak rambutku pelan. Aku yang jarang kontak fisik dengan orang lain langsung tersentak. Bukan karena suka atau apapun itu. Tapi karena aku yang memang jarang berinteraksi dengan orang luar.

BLOODY GIRL[HIATUS]Where stories live. Discover now