Aku hanya terdiam memikirkan perkataan Rike.
Hingga bel masuk berbunyi membuyarkan lamunanku.
"Yuk Nai, udah bel tuh" ajak Rike
"E..eh iya Ke"
.....
Kabar menggembirakan bagi semua siswa karena bel pulang telah berbunyi.
Aku dan Rike berjalan bersama keluar sekolah, namun karena berbeda arah kami berpisah di gerbang.
Baru beberapa langkah keluar dari gerbang, aku melihat Fauzan dari kejauhan sepertinya sedang menunggu jemputan.
Aku berjalan menghampirinya."Lagi nunggu jemputan ?"
ucapku berbasa - basiTak ada jawaban
"Ehmm, lagu nunggu jemputan ?"
Kembali tak ada jawaban
"LAGI NUNGGU JEMPUTAN YA ?" ucapku berteriak
"Berisik !!, gak ada urusannya sama lo" ucapnya dingin
Aku ingin membalas ucapannya namun sebuah mobil berhenti di depan kami. Sang pengemudi yang ternyata cowok ganteng menurunkan kaca mobilnya.
"Yuk Zan pulang" ucapnya
"Wahh ganteng banget" aku berguman
Fauzan berjalan membuka pintu depan mobil untuk duduk di dekat pengemudi.
"Gak usah sok akrab jadi orang"
Dia menutup pintu mobil kasar dan berlalu meninggalkanku. Aku yang kaget dengan ucapannya hanya bisa diam.
"Gue semakin penasaran sama lo , hanya karena perkataan tadi gue gak akan nyerah buat bisa akrab sama lo"
Aku berjalan pulang ke rumah dengan riang dan menganggap perkataannya tadi hanyalah angin lewat.
Sesampainya di rumah....
"Aku pulang" teriakku
"Ga usah teriak - teriak, ini bukan di hutan dek"
"Hehehe maaf kak"
"Kamu nih udah SMA masih aja kayak gitu" ucapnya sinis
"Ihh kakak ini, iya deh aku minta maaf" ucapku sebal
"Kamu itu polos banget sih, kakak cuma bercanda kali" ucapnya sambil mengacak-acak rambutku
"Gak bercanda kakak gak lucu"
Aku menepis tangan kak Davi dan mengerucutkan bibirku sebal
"udah gak usah manyun gitu, kakakmu yang ganteng ini minta maaf"
"Awas kalo kakak ngerjain aku lagi, ini nih udah yang ke sekian kalinya kakak ngerjain aku"
"Iyain aja deh, tapi kakak gak janji"
"Terserah kakak deh, aku mau ke kamar. Gara - gara kakak mood ku jadi jelek deh"
Aku meninggalkan kakakku dan berlari kecil menuju kamarku yang berada di lantai dua.
Setelah meletakkan tasku dan mengganti seragamku dengan baju santai.
Aku menghempaskan tubuhku ke kasur sambil memikirkan kejadian yang aku alami hari ini.
"Tuh cowok udah cupu kok dingin banget jadi orang, mana perkataannya sinis,kasar,cuek. Aduhh gak banget deh, tapi bukannya kesal aku malah penasaran dengannya"
Tiba - tiba ucapan Rike terlintas di benakku "Tapi hati - hati aja ntar lo malah beneran jatuh cinta sama dia".
Aku menggelengkan kepalaku menganggap bahwa ucapan Rike tidak mungkin.
'Hiiii, nggak mungkin gue bisa jatuh cinta sama tuh cowok, gue kan cuman penasaran dan pengen akrab aja sama dia, ya kan teddy ?"
"Pasti jawaban kamu iya kan ted ?"
"Teddy ayo jawab dong,kok diem aja sih"
"Oh iya,kamu kan cuman boneka -_-. Duhh gue kok jadi aneh gini sih"
Aku berbicara pada Teddy boneka beruang putih kesayanganku.
Yang ku dapatkan dari Almarhum kakeku saat aku berulang tahun ke-13. Selama ini dialah yang selalu menemaniku dan menjadi temanku saat aku kesepian.
"Dari pada ntar aku malah jadi gak waras, mending tidur aja lah. Selamat tidur Teddy"
.....
Happy reading ^^
Maaf kalo jelek :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Teka Teki
Teen FictionSaat satu persatu teka - teki memerlukan jawaban dan potongan puzzle kehidupan menyatu. "Seiring berjalannya waktu semua teka - teki akan menemukan jawabannya" "Jawaban atas segalanya ada pada diriku"