....
"Selamat pagi semua" ucapku pada seluruh anggota keluargaku yang sedang sarapan
"Selamat pagi"
"Selamat pagi dek"
"Selamat pagi Nai, kamu siapkan untuk nanti malam ?" tanya mama
"Iya ma" ucapke tersenyum paksa
"Nah pinter, pulang sekolah nanti jangan sampai telat"
"Hmm,iya ma" ucapku lesu
Aku melangkah ke sekolah dengan lesu mengingat ucapan mama tadi. Semangatku yang hilang kembali bangkit ketika melihat Fauzan. saat akan melangkah mendekati Fauzan, teriakkan Rike menghentikan langkahku dan membuatku menoleh kebelakang.
"NAILA !! TUNGGU GUE" teriaknya sambil berlari ke arahku
Aku mengalihkan pandanganku dari Rike untuk mencari Fauzan, namun dia sudah tidak ada.
"Gara – gara kamu Ke, Fauzan udah duluan ke kelas deh" aku menyalahkan Rike yang baru saja tiba di sampingku
"Kok gue yang disalahin ?" tanya Rike bingung
"Ya pokonya gara – gara lo"
"Hehehe santai Nai, jadi beneran jatuh cinta nih sama dia ?"
'Gue bukan jatuh cinta Rike, hanya PENASARAN" ucapku sambil menekankan kata penasaran
"Masa sih ?"
"Beneran Ke, suerr deh"
"Iyain aja deh, ayo ke kelas Nai. Di kelas juga ketemu sama dia kok" ucap Rike santai sambil menarik tanganku
"Ya kan beda Rike !!! dan jangan tarik – tarik sih, gue bisa jalan sendiri"
Langkah Rike yang terhenti membuatku bingung, aku mendongak dan melihat seorang cowok ganteng berdiri di depan kelas.
"Itu Ray, cowok yang gue ceritain kemaren. Duhh mati kutu nih gue".Rike berbisik
Aku merasakan tangan Rike yang dingin. Ide jahil terlintas di otakku.
"Sini Ray" aku melambaikan tangan memanggil Ray
"Naila !! lo mau ngapain jangan malu – maluin deh" bisik Rike
'Udah Ke, diem dan liat aja. Tuh Ray jalan ke sini"
"Ada apa ya,ehhhm—" Ray menatapku bingung
"Naila, nama gue Naila"
"Oh Naila, Lo yang kemaren nunggu bareng Fauzan ? Ada apa lo manggil gue ?"
"Eh iya, nih ada yang mau kenalan" ucapku sambil mendorong Rike
"Nai, gue malu nih" Rike mencoba berontak
"Kesempatan gak datang 2 kali, jadi manfaatkan sebaiknya"
Setelah aku mengatakan itu,Rike berhenti protes.
"Nama gue Ray" ucap Ray ramah sambil mengulurkan tangannya
Rike membalas uluran tangan Ray dengan malu – malu " G..gue Rike"
"Ehmm Maaf,kayaknya gue harus duluan" ucapnya sambil melepaskan tangan Rike
"Loh kok buru – buru Ray ?" tanyaku
"Gue harus memenuhi panggilan alam nih, oh ya, senang berkenalan dengan kalian" ucap Ray sambil berlalu meninggalkan kami
"Cieeee Rike, wajah lo merah tuh" godaku saat Ray pergi
"Nai, sumpah dia ganteng banget. Senyumnya itu loh bikin gak nahan, lesung pipinya juga ,HUAA !! . Aku seneng banget Nai,mana tadi salaman sama dia. Gembira banget nih Nai" ucap Rike sambil loncat – loncat gak jelas
"Hahaha, siapa dulu dong, Nailaa" ucapku bangga
"Meskipun terpaksa, tapi untuk kali ini gue bilang makasih ke lo Nai"
"Terserah lo deh, ayo ke kelas ntar malah telat" aku menarik Rike yang masih senyum – senyum gaje
Sepulang sekolah....
'Dah Nai"
"Dah Rike"
Aku melambaikan tangan pada Rike, dan berjalan pulang ke rumah. Selama perjalanan aku memikirkan cara untuk mendekati Fauzan, karena hari ini aku kembali berusaha namun hasilnya NOL BESAR !!.
Kayaknya gue bisa minta bantuan Ray, selama di sekolah memang mereka gak deket, tapi tadi gue liat dia pulang bareng Fauzan.Hmm,oke Nai kamu memang pinter.
.......
"Naila ayo turun, kita mau berangkat"
Sekian lama akhirnya dilanjut :D
Mohon maaf dan happy reading ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Teka Teki
Teen FictionSaat satu persatu teka - teki memerlukan jawaban dan potongan puzzle kehidupan menyatu. "Seiring berjalannya waktu semua teka - teki akan menemukan jawabannya" "Jawaban atas segalanya ada pada diriku"