PART 1 Pecundang

477 71 106
                                    

Pukul sebelas adalah waktu dimana semua murid sudah tidak konsen belajar. Selain karena cuaca panas,masalah terbesarnya adalah karena kelas ini berjarak tidak terlalu jauh dari kantin sekolah yang selalu mengeluarkan bau sedap menggoda perut.

Ia terdiam mendengarkan dua sobatnya, Hikmah dan Egi sedang beradu argumen hal yang menurut Gilang tidak terlalu penting untuk ditanggapi.

"Tau gak?"

"Enggak!" Jawab Gilang dan Egi bersamaan. Hikmah mendelik sebal mulutnya masih menganga.

"Kompaknya kaya sendal jepit deh!" Hikmah dongkol. Ia menatap Gilang dan Hikmah silih bergantian.

Gilang dan Egi mengendikkan bahu. Sebodo amat soal Hikmah yang katanya membawa hot news. Palingan soal si Mawar anak kelas sepuluh.

"Eh betewe Lang," Hikmah memukul pelan lengan Gilang dan sejurus kemudian Gilang langsung menoleh kearahnya. "gimana, sih hubungan lo sama si cantik Adel? Mau dipacarin atau cuman dianggurin aja?" Kepo Hikmah.

"Nah bener! Lo tuh, yah, kalo mau dipacarin ya cepetan tancep gas. Tapi kalo cuman mau dianggurin gitu, sih ya bego aja gitu."

"yang kaya si Adel, kan banyak yang ngincer kali, Lang. Gigit jari lo kalo dah diembat orang."

"Apaan, sih. kok jadi ngomongin si Adel ah." Balas Gilang malas. Ia membenarkan posisi duduknya dan kembali menyenderkan punggungnya di papan kursi. Nafasnya terhempas kasar diudara dan membaur dengan embusan angin yang masuk tanpa permisi.

Sejauh dirinya berharap, Adel adalah sahabatnya sendiri dan Gilang tidak mau kalau sampai hubungan mereka mengalami perubahan hanya karena pacaran?

Pacar itu kalau gk jodoh ya bakalan jadi mantan.

"Gak ah, dia itu sahabat gue, dan tetang.."

"Tetangga pinggir rumah lo!" Lanjut Hikmah cepat memotong ucapan Gilang. Cowok manis dengan tahi lalat didekat bibirnya itu memandang Gilang sebal.

Bodo amat deh sama Gilang yang katanya pinter tapi oon ini.

Tak memperdulikan lagi kedua sobatnya, Gilang tersadar akan suara getar dari benda pipih persegi panjang itu, lengkungan dibibirnya jelas menunjukkan bahwa ia mendapatkan chat dari gadis yang sedari tadi ia pikirkan.
Tentunya dari Adel.

Adel : Yank tenggorokan kemarau nih. Malezz ke kantin X.X

Dan Gilang kemudian membalas.

Gilang : Punya kaki dong!

Lalu mereka asyik saling mengirim pesan.

Adel : Beliin dong. Gak peka banget sih :( Adel marah nih!!!!!

Gilang : Hih. Maksa teruzz seeh kerjaannya. Gue cium nih!

Adel : Nikahin dulu aku, Mas. Baru boleh cium-cium!

Gilang : Jijik!

Adel : Woyy beliin aer buruan!

Gilang : Berasa jadi babunya adel. Syedih hikks

Adel : cup cup cup :*

Gilang : Otw HONEY

Gilang memasukkan smartphone-nya ke dalam saku baju. Apa sih yang gak buat Adel. Lalu bergegas untuk meninggalkan bangkunya dan kedua temannya. Kali aja setelah bertemu Adel si cewe cerewet yang sedikit bossy itu suasana hatinya bisa adem. Gilang melihat tangannya yang digenggam oleh Hikmah.

"Mas mau kemana?" tanya Hikmah melambai.

"Najis banget iih. Lepasin tangan gue!" Balas Gilang ketus.

"Yeee, nih orang gak bisa diajak becanda. Seriusan mulu! Lo mau kemana, sih?" Hikmah mengulangi Hikmah pertanyaannya dengan nada normal.

MY NEIGHBORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang