Enjoy!!
Sementara didepan rumah Gilang, suara klakson motor membangunkan Gilang dari rasa malasnya dan terpaksa ia harus melepaskan pelukan mesra pada guling kesayangannya. Gilang mengintip dibalik gorden kamarnya. Oh upin-ipin sudah datang rupanya. Dan kemudian Gilang menuruni anak tangga.
Egi dan Hikmah memarkirkan motornya di dalam bagasi rumah Gilang dan mengekori Gilang ke dalam kamarnya.
"Mau apa coba ke rumah gue?"
"Suguhin dulu aer kek, tamu adalah raja." Egi membuka jaketnya dan menaruh asal diatas tempat tidur Gilang.
"Bego, yang raja itu pembeli kali." Kata Hikmah. Ia pun melempar jaket yang dipakai keatas kasur Gilang.
"Yang raja itu yang punya rumah, lah. Pada bego semua nih."
"Berarti elo juga bego dong, Lang?" tanya Egi polos yang langsung dihadiahi mata sinisnya Gilang. eeerrr—
Mata Hikmah menelanjangi setiap penjuru kamar dan menikmatinya. "Gila, rumah elu di renovasi jadi gede, ya. Satu bulan lalu gue terakhir kesini kamar lo masih di bawah." Ucapnya takjub karena melihat bentuk kamar Gilang yang luas dengan dekorasi baru.
Deretan komik berbaris dengan rapi di dalam lemari berwarna silver yang menempel pada dinding. Ada juga berbagai tokoh anime yang Gilang sukai, semuanya berjejer rapi dideretan lemari kedua setelah komik. Mulai dari Naruto, One Pieces, Samurai X, dan yang lainnya.
Gilang sudah kembali dari dapur. Membawa nampan berisi air dan beberapa potongan cake. Meletakkannya diatas karpet berbulu coklat dimana Egi sekarang sedang terduduk manis. "Tuh minum dulu. Jangan protes lagi, yak!"
"Eh lang, banyak banget, sih poto elu sama si Adel," Hikmah memperhatikan foto-foto Gilang yang tergantung rapi di dinding dekat meja belajarnya. Deretan foto-foto itu digantung dengan jepitan—seperti jepitan baju. Satu persatu Hikmah amati. "Serius lo sedeket ini sama si Adel?" Pekiknya yang melihat foto Gilang dan Adel yang sedang berada di dalam selimut. Foto itu diambil saat mereka kelas tiga SMP.
"Fix kalo foto ini nyebar di sekolah bisa jadi gosip ter-HOT." Ucap Hikmah yakin.
"Anjriitt Hikmah masih-masihnya mikirin gosip. Elu mesum juga ya foto-foto di dalem selimut gitu." Egi menggeleng tidak percaya sambil mengikuti arah pandangnya terhadap foto-foto yang tak terhitung jumlahnya.
Gila nih si Gilang, saiko gini. Untung si Adel masih utuh. Eh, masih utuh gak yah? Apa si curut ini uda macem-macemin si neng Adel? Aduh gak mungkin deh tampang rumus gitu ya. Kok gue jadi ribet sih mikirin si curut ini, deuh bomat ah! Otak Egi berselancar menerawang kebenarannya, dan berakhir dengan dirinya yang pusing sendiri. Sudahlah.
"Gimana mau mesum, itu yang moto Bunda gue. Uda biasa juga gue tidur satu ranjang sama si Adel. Jangan heboh gitu ah."
Tuhkan tuhkan, tidur satu ranjang sama Adel udah sering? Iih nih curut kalo ngomong yang bener kek. Ah jangan kepo berlebihan deh, gak mau gue jadi penerus mulut ember gosipnya si Hikmah. Baiklah Egi terlibat kembali dengan otaknya.
"Gila! Si Gilang emang mabok Adel, nih," Pekik Egi. "Disetiap sudut kamar banyak bener foto kalian berdua."
Gilang menanggapi kedua Upin-Ipinnya itu dengan ekspresi biasa saja.
"Lang, cepetan deh tembak aja si Adel. Dari pada elu beneran nyesel," Hikmah sebenarnya tidak yakin dengan apa yang akan ia katakan. Tapi, demi sobatnya yang sering memberikan contekan dan membantu nilai Hikmah dari enam menjadi delapan, maka dengan keyakinan teguh, Hikmah harus mengatakan kebenarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY NEIGHBOR
Teen FictionSatu, kalo tetangga kok nempel banget? Dua, kalo pacar kok Gilang gak pernah nembak? Tiga, kalo sahabat kok mesra? Real Story by Scarletsnow❤