(22) The Carnival

23.1K 1.4K 52
                                    

"Mama, kita jalan-jalan yuk?" ajak Randy membuat Malda tersenyum.

Setelah sembuh dari demamnya, Randy kembali bertingkah ceria dan sangat semangat. Ditambah lagi dengan kehadiran Malda yang semakin membuat Randy bahagia.

"Eh, kan lagi ada pasar malem tuh di alun-alun kota. Randy mau kesana?" tawar Malda membuat Randy mengangguk-angguk dengan semangat.

"Vin, kita ke pasar malem yuk? Main sama Randy," ucap Malda pada Kalvin yang sejak tadi hanya menonton tv. Kalvin melirik Malda sekilas.

"Kalo kemaleman gimana?" tanya Kalvin singkat.

"Kalvin, gue kan mau nginep disini. Emang nggak boleh ya?" Kalvin memutar bola matanya malas.

"Lo udah ijin sama bokap lo?" tanya Kalvin memastikan.

"Udahlah, Vin. Masa gue bohong." Malda kembali mengerucutkan bibir.

Walaupun ia tak membohongi Kalvin, tapi ia membohongi ayahnya jika ia akan menginap di rumah Via. Padahal kenyataannya tidak.

"Iya iya, gue anterin." Malda bersorak girang.

"Yaudah, yuk Randy siap-siap dulu." Malda menggiring Randy menuju kamarnya. Memilihkan baju yang tepat untuknya dan merapikan penampilannya.
Kalvin sudah menunggu di mobilnya sejak tadi.

Randy hanya memakai jeans dan kemeja rune fashion. Tak lupa dengan sweater coklat yang menyelimuti tubuh mungilnya untuk menghindari udara malam yang menusuk.

"Ma, pasar malam itu kayak apa sih?" tanya Randy sambil menatap Malda ingin tahu. Mau tak mau Malda tersenyum sambil membelai rambut anak itu dengan lembut.

"Pasar malam itu, ada banyak permainan-permainannya, ada yang jualan makanan manis-manis," jelas Malda membuat Randy mengangguk-angguk sambil membayangkan.

Tak butuh waktu lama, mereka tiba di tempat yang dituju. Randy segera keluar dari mobil dan menarik-narik lengan Malda menuju beberapa wahana disana dengan tak sabar.

"Ma, Randy mau naik itu!" tunjuk Randy ke arah bianglala besar yang sedang berputar. Malda mengangguk dan menuruti permintaannya.

Kalvin hanya mengikuti di belakang mereka berdua dengan tak minat. Beberapa kali ia sempat kehilangan keberadaan mereka berdua karena saat itu suasananya sangat ramai dan sesak.

Sejak tadi Malda selalu merutukinya karena terlalu lamban. "Lo semangat dikit dong, Vin," ucap Malda membuat Kalvin memutar bola matanya.

"Jangan ketinggalan mulu! Randy udah semangat gitu juga," omelnya lalu menggenggam telapak tangan Kalvin dengan erat.

Kalvin hanya pasrah dan mengeratkan genggamannya pada Malda.

Dalam hati, ia tersenyum senang bisa merasa sangat dekat dengannya. Tangan keduanya yang saling menggenggam membuat hatinya kembali berdesir.

Setelah Malda membeli tiket, mereka segera mengantri ke arah bianglala itu lalu menaikinya. Sebuah ruang kecil mirip sangkar burung raksasa bergerak ke atas mengangkat mereka bertiga.

Randy mulai menengok ke jendela sambil berdiri. Malda segera menarik balita itu dan memangkunya. "Ayo sambil duduk. Kalo berdiri bahaya," tegur Malda membuat Randy memasang cengiran polosnya.

"Wah, banyak lampu, Ma!" teriak Randy senang. Matanya berbinar menatap pemandangan di depannya.

Malda tersenyum lalu menatap Kalvin yang sejak tadi hanya diam sambil bertopang dagu.

"Vin, antusias dong," ucap Malda sambil mengerucutkan bibirnya sebal. Kalvin hanya kembali memutar bola matanya malas.

"Gue udah SMA dan nggak mungkin ngerasa seneng kalo naik beginian, Mal."

[OUR] LITTLE ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang