"Oh Astaga! Apa ini? Sapu?"
Suasana meriah menggelegar di seluruh bangku penonton. Pertandingan berikutnya segera akan berlangsung. Mereka tau betul siapa yang akan bertarung selanjutnya. Jagoan mereka, Kin.
"Pasti gara-gara anak itu. Ya, tapi mau bagaimana lagi. Maju aja lah!"
🌀
"Huh melelahkan juga."
"Wah, kak Kin memang beneran hebat."
"Lho, kamu tau namaku?"
"Ya, siapa juga yang gak tau kakak. Kakak disetiap Turnamen selalu menang. Kakak itu terkenal, lho. Kakak gak sadar itu?"
"Hehehe iya juga sih."
"Yaudah malam ini kakak nginep dirumahku aja ya?"
"Emang boleh sama orang tua kamu?"
"Ssst.. Orang tua aku juga penggemar kakak."
"Hehehe begitu ya."
Sore yang menegangkan bagi anak itu. Siapa sangka seekor beruang menyerang anak itu di pinggir hutan. Untunglah Kin sedang berada disitu.
"Oiya, ngomong-ngomong nama kamu siapa?"
"Agus, kak."
"Agus, ya."
"Kak?"
"Ya?"
"Kan di kota Pherstville besok bakal ada Turnamen. Kakak ikut?"
"Oh jelas."
Orang tua Agus menyambut Kin dengan ramah, bahkan mereka terkejut apa yang anak mereka bawa pulang.
🌀
"Agus, tolong masukin benda tajam itu ke sini."
Langit semakin bersih. Bulan terlihat jelas. Dan suara-suara binatang malam pun mulai terdengar. Begitu juga dengan Kin, nampaknya dia sudah setengah tertidur.
"Sapu, kak?"
"Iya, sapu. :v"
"Oh, ok."
🌀
"Ah, aku mengingatnya." Sepintas kejadian semalam melintas di kepala Kin. "Baiklah, kita lihat sapu Agus dapat membawaku sampai kemana."
Kin pun memasuki arena, seluruh penonton menyorakinya. Namun ditengah sorakan itu juga terdengar suara gelak tawa. Lawannya pun tersenyum sinis, dia berpikir bahwa dia akan mudah mengalahkan juara masyakarat.
Mereka pun saling mendekat, wasit pertandingan memberikan aba-aba. Pertandingan dimulai!
Orang itu menyerbu Kin dengan percaya diri. Namun Kin dapat menghindar dengan mudah, dan dia mengayunkan sapu itu memukul leher belakang lawannya. Orang itu pun terjatuh diiringi dengan sorakan yg meriah kepada Kin.
Kin mundur selangkah, namun orang itu bangkit dan langsung menebas kencang keraah Kin. Kin hanya mengangkat sapunya dan menangkis pedang itu disisi kanan pedang itu. Orang itu agak terdorong mundur ke kiri. Namun ia bangkit dan mengayunkan pedangnya dengan ganas. Kin memindahkan sapunya ke tangan kirinya dan tangan kanannya meninju pedang itu lalu menggenggam sapu, dan Kin mengayunkan sapunya menampar muka lawannya dengan kedua tangannya, sangat cepat!
Lagi-lagi orang itu jatuh diiringi sorakan yang sangat mengemuruh. Orang itu bangkit lagi seakan dia tidak ingin menanggung malu walaupun harus babak belur. Dia mengangkat pedangnya lurus keatas lalu menjatuhkannya tepat dia atas pundak Kin.
Kin tahu bahwa ia tidak bisa menangkis bilah pedang itu dengan pedangnya. Ia pun bergeser kekanan dan meninju pedang itu sangat keras hingga terlepas dari genggaman orang itu dan terpental jauh sekali kepinggir arena.
Kin langsung menusuk perut orang itu dengan sapunya dari atas kebawah. Orang itu jatuh tersungkur, wasit menghitung satu hingga lima, orang itu tidak bangkit lagi. Wasit mengangkat tangan Kin pertanda bahwa Kin berhalis lolos ke pertandingan berikutnya. Seluruh penonton memberikan sorakan dan tepuk tangan yang meriah sekali.
Kin hanya tersenyum dan memandang sapu itu dengan perasaan kagum.
Namun diantara banyaknya penonton Kin melihat tiga orang berjubah hitam, kepala mereka tertutupi oleh tudung jubah. Namun Kin tidak menghiraukannya.🌀
Pertandingan-pertandingan berikutnya dihadapin Kin dengan gagah. Sapunya agak lecet menghadapi pedang-pedang. Siapa juga yang menyangka ia akan sampai disemifinal dengan sapu itu.
Saat memasuki arena ia pun agak bingung. Semua penonton juga nampaknya agak keheranan. Mungkin inilah pertandingan paling konyol sepanjang masa. Ya, lawan Kin membawa tongkat pel. Namun sepertinya Kin agak familiar dengan wajah itu.
"Huh, orang itu." Kin akhirnya mengenalinya dari jubah coklat yang menyala dan lambang itu, dia pemimpin Subguild Redwoods di daerah ini, Brian Timberest.
Redwoods adalah salah satu Guild besar dari Kerajaan Jerman, Redwoods punya banyak sekali subguild di berbagai daerah. Guild Redwooods sendiri bahkan kekuatan tempurnya disetarakan dengan pasukan elite Jerman.
Wasit memberikan aba-aba, pertandingan Sapu melawan Pel dimulai!
Keduanya saling menerjang, sapu dan pel itu saling berbenturan.
"Jangan salah sangka, Kin. Aku menjatuhkan pedangku dan mengangkat pel ini sebagai kekagumanku kepadamu. Kau berhasil mengalahkan mereka dengan sapu ini. Maka aku ingin mencobanya dengan level yang sama." ujar Brian.
Kin hanya tersenyum sinis. Dia pun terdorong mundur. Tongkat pel itu memang berat dalam kedaan basah. Brian kembali menerjang Kin. Kin kewalahan menahan arus tongkat pel Brian. Dia berusaha mencari cara untuk mengalahkannya.
Kin semakin terpojok ke pinggir arena. Perutnya, wajahnya, pahanya, lengannya sudah menjadi landasan tongkat pel Brian. Kin sengaja tidak menangkis pel itu dengan sapunya, dia menyimpannya untuk eksekusi terakhir. Dia tahu sapu ini tidak akan kuat menahan pel itu.
Brian menerjang Kin mengayunkan kain-kain pel itu menampar wajah Kin. Kin pun terlempar ke kanan. Tetapi, akhirnya ide gila muncul di kepala Kin. Brian mengayunkan kain-kain pel itu diatas kepala Kin. Kin menangkapnya, kemudian dia mengayunkan sapunya keujung yang lain dari tongkat pel itu.
"CTTAKK!!"
Ujung gagang sapu Kin patah sedikit, namun yang lebih baik dari itu, tongkat pel Brian patah, hanya menyisakan segenggam di tangannya. Kin langsung mengambil alih tongkat pel itu. Soarakan meriah terdengar kembali. Kin langsung menghajar Brian dengan cepat.
Sapu ditangan kirinya dan tongkat pel ditangan kanannya, Kin siap mengakhiri pertandingan. Lengan, paha, betis, wajah, leher Brian langsung samsak Kin. Brian yang tak bersenjata hanya terdiam menjadi bulan-bulanan sapu Kin dan 'mantan' tongkat pelnya. Kin menyatukan sapu dan pel, dan mengayunkannya dengan kedua tangannya menghantam pipi Brian.
Brian jatuh tersungkur, tangannya memegang bagian tubuhnya yang memar. Wasit menghitung satu hingga lima. Dan mengangkat tangan Kin. Sorak sorai meriah terdengar dahsyat. Kin melaju ke Final.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swordsman
Viễn tưởngSeseorang yang ingin merubah takdirnya dengan hobinya. Pemulung yang ingin menjadi Jendral. Ayam yang ingin menjadi Elang.