Part 1: Accident

41 2 0
                                    

Restoran siang ini cukup ramai. Gwen memakai kaus putih tanpa lengan dan celana pendek warna khaki. Ia duduk di bagian luar restoran. Hari ini adalah hari liburnya dan harus ia gunakan untuk menemani adiknya untuk liburan di Paris.

Udara di Paris memang sudah cukup panas sejak awal Juni lalu, namun apa yang ia rasakan saat ini benar-benar berbeda. Panas hari ini mampu membuat peluhnya menetes dari dahinya turun ke lehernya. "Aarrgh! Dimana anak itu?!" Gwen berteriak frustasi sambil memukul meja. Beberapa pengunjung restoran yang duduk di sekitarnya melirik ke arahnya. Hanya sesaat. Setelah itu mereka melanjutkan aktivitas mereka masing-masing.

Seharusnya Gwen sudah bertemu adiknya setengah jam yang lalu. "Dasar adik sialan" Gwen tahu dirinya hanya dimanfaatkan adiknya sebagai alasan supaya adiknya yang bahkan belum genap 17 tahun itu bisa berjalan-jalan di Paris bersama teman-temannya dan juga bocah laki-laki yang adiknya sebut sebagai pacarnya.

Dari kejauhan terlihat gadis dengan tinggi kurang lebih 168 cm berjalan dengan anggunnya menuju ke arahnya. "Grace" desis Gwen. "Hai kak. Sudah menunggu lama?" ucap Grace polos. Gwen memelototkan matanya membuat Grace tertunduk takut. "Oh Tuhan, harus ada seseorang yang mengajari anak ini" keluh Gwen.

Melihat adiknya masih berdiri di hadapannya dan bukannya duduk membuat Gwen semakin kesal. "Apa yang kau lakukan? Cepat duduk!" udara panas ini membuatnya cepat naik pitam. Grace memanggil pelayan dan menyebutkan pesanannya diikuti oleh Gwen. Gwen melipat kembali buku menu warna hitam itu dan mengipas-ngipaskan ke dirinya. Sedangkan Grace mengeluarkan kipas dari clutch warna tosca miliknya.

Walaupun mereka berdua bersaudara, dirinya berbeda jauh dari Grace. Dengan tubuh tinggi dan langsing serta muka lonjong dibingkai rambut lurus coklat milik Grace membuat Grace terlihat menonjol dan disukai banyak orang. Sedangkan dirinya bertubuh agak berisi dan tingginya tidak mencapai 150 cm! Rambut hitam lurusnya yang sejak dulu ia banggakan kini sudah berganti menjadi warna pirang terang dan agak ikal yang menurutnya tidak beraturan dan buruk karena tuntutan pekerjaan.

"Kau tahu Gwen? Orang yang pemarah sulit mendapat jodoh" sahut Grace dari balik buku menu yang ia berdirikan di meja. Sontak Gwen menatap Grace tajam. "Hei jangan marah dulu. Bagaimana dengan laki-laki yang di belakang sana? Kurasa dia 'hot'. Sangat". Gwen membalikkan badannya ke arah laki-laki yang ditunjuk Grace.

Alih-alih mendapati seorang pria 'hot', ia mendapati seorang laki-laki paruh baya menggunakan kaus putih dan perut buncitnya menyembul keluar dari balik kausnya itu. "Hah?" ia menatap adiknya bingung. Apakah selera orang cantik seburuk itu?

Grace yang menyadari gelagat kakaknya itu langsung mengoreksi apa yang ia maksud "Bukan bapak-bapak itu yang aku maksud Gwen bodoh!" bisik Grace. Sekali lagi Gwen menolehkan kepalanya ke belakangnya namun tidak menemukan pria yang bisa dibilang 'hot'. Kebanyakan orang yang mengunjungi restoran siang ini adalah lansia. "Tolehkan kepalamu lebih kebelakang" bisik Grace gemas.

Dan saat itu, ketika mengetahui apa atau lebih tepatnya siapa yang Grace maksud mulut Gwen menganga lebar. Sangat lebar. Tanpa disadara subjek yang mereka bicarakan menatap ke arah mereka. Gwen lalu menutup mulutnya yang menganga dengan kedua tangannya dan membalikkan tubuhnya ke posisi semestinya dengan amat sangat perlahan.

"Aww...it's embarrassing" ucap Grace masih dari balik buku menunya, namun kini wajahnya benar-benar tersembunyi di balik buku menu itu. "Aku yang seharusnya berkata begitu" ucap Gwen kesal. Jantungnya berdebar dengan kencang. Bukan hanya karena ketahuan dirinya memandangi orang, namun juga karena sekilas tadi pria itu memang 'hot' dan tampan.

Gwen menarik napas panjang lalu menghembuskanny perlahan. Sesaat kemudian pesanan mereka datang. Orange juice dan Fish and Chips untuk Grace dan steak salmon dan gelato beraneka rasa untuk Gwen.  Gwen dengan cepat melahap gelato di hadapannya. "Hmm..segarnya" ucap Gwen girang. Menurut Gwen gelato di restoran ini sangat enak dan tidak sia-sia ia menunggu setengah jam lebih untuk mendapatkan ini.

Setelah selesai dengan gelatonya, Gwen beralih ke hidangan utamanya. Bara saja ia menyantap dua gigitan Grace sudah mengganggunya kembali. Beberapa saat yang lalu sebenarnya ekspresi Grace sudah berubah-ubah dan sekarang ekspresi Grace sangat berlebihan. "Oh My God! Oh My God! Oh My God!" pekik Grace, wajah adiknya itu merah padam.

"Apa yang kau lakukan Grace? Sungguh memalukan" tegus Gwen. Orang-orang di sekeliling mereka memandangi meja mereka. Walaupun sudah ditegur beberapa kali Grace tidak menggubrisnya. Masih saja bertindak aneh. Bahkan sekarang Grace mengangguk-anggukkan kepalanya beberapa kali lalu mengambil clutch-nya lalu bergegas meninggalkan restoran sambil mengucapkan beberapa kata pada Gwen yang sedang menyuap steak salmonnya yang baru setengah jalan ke mulutnya.

Masih dengan garpu di antara piring dan mulutnya Gwen memutar kembali kejadian sangat kilat yang baru saja terjadi "Apa kata anak itu? Good luck?" gumam Gwen mengingat apa yang dikatakan Grace padanya barusan. Gwen mengenyahkan semua pikiran yang tidak penting itu. Tidak aneh bagi remaja seusia Grace untuk bertingkah labil seperti ini. Yang terpenting Gwen akan menikmati waktu makan siangnya ini.

"Hey" suara rendah milik orang di belakangnya mengejutkannya dan membuat garpu yang di genggamnya jatuh ke lantai. Gwen dengan segera menunduk mengambil garpu yang jatuh, namun seseorang sudah mendauluinya. Gwen menengakkan tubuhnya ingin berterima kasih juga melihat orang yang menyapanya itu. "Maaf aku tidak bermaksud mengagetkanmu" kata orang asing itu pada Gwen.

Gwen mengambil garpu yang disodorkan orang itu padanya "tidak apa-apa aku hanya mudah kaget dan terimaka.."saat itu pandangannya bertemu dengan orang asing itu "sih". Gwen tersenyum kaku. "Tuhan! Bagaimana kau bisa melakukan ini padaku! Mengapa laki-laki 'hot' di pojok restoran kini berada di hadapanku?!" pekik Gwen dalam hati.


Mysterious Guardian (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang