Julliard

193 15 0
                                    


Kicau burung dan embun di pagi hari membuatku merasa nyaman duduk di taman istana ini, di lengkapi dengan teh dan majalah fashion yang belum sempat ku baca kemarin karena sibuk.

Aku menyeruput teh dan menaruhnya lagi ke meja, tangan kananku mengambil majalah fashion dengan Victoria Beckham sebagai covernya.

Baru saja aku membuka halaman pertama yang menunjukkan berita tentang diriku:

Princess Elizabeth got Anerexia. Let's READ fashion trick for Anorexia! (Page 18)

Tertulis pada sebuah headline di majalah itu.
Merasa kesal, aku langsung melempar majalah itu sembarangan dan berjalan gusar mencari ibu di dalam.

Jika begini terus, ini malah membuatku stress dan juga membuatku semakin yakin bahwa aku harua kuliah di luar, di luar inggris maksudnya.

Oh, baik lah. Lebih spesifik, Julliard. Walaupun ayah tak suka aku meneruskan sekolahku di Julliard yang berhubungan dengan seni, ia ingin aku masuk fakultas sosial di Oxford atau Cambridge.

Aku menurutinya, satu bulan yang lalu aku mengikuti test di Oxford dan Cambridge, namun semua itu semata hanya untuk menuruti keinganan ayah, bukan keinginanku sebagai pemusik.
Itu sebabnya, hanya ibu yang tahu aku mengikuti test di Julliard.

Yang kini aku ragukan apakah aku masih bisa mengikuti testnya? Mengingat kemarin aku membatalkan jadwal test masuk Julliard. Hanya aku, teman-teman sekolahku sudah menyelesaikan test mereka.

Err! Ini membuatku tambah stress.

"Mother" panggilku ketika berhenti tepat di belakang ibu yang sedang memotong sesuatu di dapur.

"Ya, Elizabeth?" Ibu meletakkan pisaunya dan berbalik ke arahku.

"Mengenai Julliard, ibu sudah menelpon pihak mereka, bukan?" Tanyaku.

"Ah ya, ibu sudah menelpon pihak Julliard kemarin. Duduk lah, ada yang ibu ingin bilang" ibu membuka celemek yang menutupi badannya.

Sedangkan aku berjalan ke meja makan di dekat pantry ini.

"ada apa, bu? Apa aku tidak bisa mengikuti testnya lagi?" Aku memasang wajah risau ketika ibu telah duduk di depanku.

"Bukan begitu, tapi sebaiknya kau ikuti saja kemauan ayahmu, bukan kah kau juga sudah ikut test di Oxford?" Aku memandang ibu heran.

"Kenapa, bu? Aku tak bisa memilih Oxford jika ibu tidak menjelaskan padaku mengenai Julliard"

"Ada beberapa alasan, Elizabeth"

"Apa?"

"yang pertama, ayahmu tak setuju kau masuk Julliard, ia ingin kau menjadi orang berpendidikan tinggi sehingga ilmu mu bisa berguna untuk rakyatmu kelak"

Menghelas nafas, lalu ibu melanjutkan semi pidatonya lagi

"Kedua, ibu telah menanyai pihak Julliard, kemarin adalah test terakhir dan jika kau ingin mengikutinya, besok ada test di kampus Julliard di New York, dan aku tak yakin kau bisa mengikutinya"

"Aku bisa!" Seruku bersemangat, karena aku tahu ini kesempatan terakhir.

"Let me finish it first" ucap ibu yang melototkan matanya.

"Ketiga, jika kau kuliah di Julliard, kau akan semakin jauh dari ibu dan ayah, kau tahu kan kami tidak bisa jauh darimu, walaupun ayahmu sering berpergian ke luar negeri"

Aku menghela nafas berat. Kenapa tak sekalian saja ibu bilang jika ibu tidak mengizinkanku untuk masuk ke Julliard? Terlalu bertele-tele.

"Keempat, umm...." aku menatap wajah ibu yang seperi sedang berfikir.

THE PRINCESS//Justin Bieber X Kendall JennerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang