The Dinner

138 13 1
                                    


Sinar matahari masuk ke dalam kamarku yang gelap ini dan sinarnya menusuk ke dalam mataku, membuatku mengedipkan mata berkali kali dan menutup wajahku dengan bantal.

Aku melihat handphoneku tiba tiba menyala dengan layar yang menandakan ada panggilan masuk. Segera aku mengambil handphoneku dan mengangkat telepon dari.... entah dari siapa, aku tak melihat ID caller nya.

"Justin!!" Seru seseorang dari seberang sana.

"Hm?" Gumamku yang masih memulihkan kesadaranku.

"Pesawat orang tuaku akan landing jam satu ini! Kau kemana saja? Aku menunggumu." aku baru mengenalinya, ternyata ini suara Elizabeth.

"Jeez! Ok, aku akan segera kesana. Tunggu aku." seruku yang lalu aku memutuskan sambungan telepon sepihak dan melompat dari atas kasur.

Aku baru ingat, tadi malam Elizabeth memintaku untuk menemaninya menyambut kedua orang taunya di bandara.

Dan sekarang pukul.....

Aku melirik jam dinding di living room apartemenku.

11.30

Sial! Padahal aku berjanji akan menjemputnya pukul 10.00
Pantas saja Elizabeth meneriakiku dari seberang sana.

Aku langsung memasukki kamar mandi. Mencuci muka dan gosok gigi, setelah itu aku masuk ke dalam kamarku dan membuka lemari pakaianku.

Pakai baju apa?! Demi Barcelona!
Aku tidak boleh membuat harga diri mom jatuh karna outfit ku yang terkesan salah kostum.

Aku mengambil kemeja putih, vest hitam dan celana jeans hitam.
Ok, setidaknya outfit ku akan terlihat semi formal. Karna sangat tidak mungkin menemui kedua orang tua Elizabeth yang notabennya anggota kerajaan Inggris dengan Polo shirt atau bergaya casual seperti ingin bertamasya. Karena menurutku first impression adalah hal pertama yang di nilai dari seseorang.

Aku berlari kecil dengan handphone di tangan kananku ke depan pintu apartemenku.
Aku mengambil sepatu Vans hitamku, lalu berjalan kembali ke living room untuk mengambil kunci mobil. Untung saja kemarin Corden menyuruhku untuk membawa pulang mobilnya. God bless him!

Untung saja lift ini sepi, hanya ada seorang wanita yang turun di lantai tiga, sehingga dengan cepat aku sudah berada di basement.

Aku melajukan mobil ini dengan kecepatan tinggi, menerobos kanan dan kiri.
Untung saja apartemen milik Elizabeth tidak lah terlalu jauh.

Tidak terasa aku sudah berada di depan apartemen Elizabeth, bisa ku lihat ia berdiri di depan lobby apartemennya dengan outfit model yang sama saat aku menjemputnya di bandara.
Benar benar formal.

Aku menginjak pedal rem saat mobil yang ku kendarai berhenti tepat di depannya.
Tanpa basa basi ia langsung masuk di kursi penumpang.

"Maaf, aku terlambat bangun," kataku saat ia baru saja masuk ke dalam mobil.

"It's okay. Aku hanya mengira kau lupa." ia memakai safety belt dan tersenyum ke arahku.
Aku kira ia akan marah, mengingat tadi ia menelpon dengan nada panik.

"Ku kira kau akan marah," aku menginjak pedal gas dan keluar dari lobby  apartemen dan masuk ke jalanan padat Times Sqaure.

"Kenapa harus marah?" Ia melirikku heran.

"Oh, tadi pagi saat aku menelponmu, aku hanya panik. Aku kira kau kenapa kenapa disana dan aku takut jika kau lupa. Aku tidak marah, Justin," ia memegang tanganku di atas kemudi sambil tersenyum meyakinkanku. Sungguh, aku tidak bisa berkata kata dan langsung terdiam mematung mencoba fokus ke jalanan.

THE PRINCESS//Justin Bieber X Kendall JennerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang