Piano

135 11 1
                                    


Aku baru saja keluar dari kelas pertamaku bersama Corden. Kini perlahan Corden sudah mulai berubah, dari pribadinya yang cerewet dan jahil menjadi lelaki yang dingin.

Ya, tentu saja setelah kemarin kemarin ini ia memintaku mengajarinya bagaimana terlihat seperti lelaki dingin dengan tatapan memikat dariku, dan satu hal yang ku beri tahu padanya.

"Diam"

Memang hanya diam, apa lagi yang di lakukan lelaki dingin?

Tapi, sepertinya ia salah jika bertanya itu padaku, aku tidaklah sedingin yang di lihat.
Aku sebenarnya orang yang bisa di bilang, sedikit jahil dan banyak tersenyum ataupun tertawa bersama orang yang ku rasa cocok denganku, seperti Corden dan Elizabeth.

Aku bukan lelaki dingin yang selalu bersikap dingin pada teman, sahabat atau bahkan keluarganya. Aku tidak mempunyai suatu trauma besar atau bedebah apapun itu yang membuatku menjadi seorang dengan pribadi yang dingin.

Bagaikan buku, sifat dingin hanya terlihat dari cover ku aja, isinya aku adalah pribadi yang sama seperti yang lain, walau aku memang agak cuek.

"Elizabeth menunggu kita di cafetaria" kataku yang baru saja aku mendapatkan pesan di iMessage dari Elizabeth.

Ku lirik Corden sebentar, raut wajahnya tak berubah dan tak segirang biasanya saat aku menyebutkan nama Elizabeth.
Sepertinya dia benar benar trauma dengan predikat 'wajah mesum' yang Elizabeth berikan.

"Ok" jawabnya singkat sambik tetap menatap lurus lorong yang kita lewati.

Aku memandangnya skeptis, merasa janggal dengan apa yang ia lakukan.
Aku merasa tidak nyaman dengan perubahan tingkah laku yang Corden tunjukkan.

Aku khawatir jika ia melihat teman Elizabeth yang bernama Troye ia akan ikut bergaya seperti Troye juga.

Apakah ia benar benar jatuh cinta dengan Elizabeth?
Aku melirik lelaki yang berada di sampingku sekali lagi. Raut wajahnya tidak berubah rupanya, sekarang ia malah terlihat menjadi lelaki yang benar benar dingin.

Sesampainya di cafetaria, aku dan Corden lalu mencari Elizabeth. Rupanya gadis itu duduk di sudut cafetaria di dekat penjual juice. Aku dan Corden segera menghampirinya, aku duduk berhadapan dengan Elizabeth dan Corden berada di sampingku dengan wajaha dinginnya. Kami lalu memesan juice. Aku dengan juice jeruk, Elizabeth dengan juice strawberry nya dan Corden dengan juice avocado nya.

"What happened to him?" Tanya Elizabeth yang berbisik didepanku sambil di liriknya Corden penuh tanda tanya.

"He trying to be a cold boy" bisikku sambil melirik Corden sekilas, ku lihat Elizabeth mengangguk mengerti.

"Jadi, kapan peresmian mahasiswa baru?" Corden mengalihkan pandangannya pada Elizabeth dengan suara yang datar dan terdengar dewasa.

"Jum'at malam, i guess" katanya sambil mengaduk aduk juicenya dengan sedotan berwarna hitam.

"Jadi, akan ada party?" Tanyaku antusias, ku lihat Elizabeth mengangguk tanda 'iya'.

"Hey dude! Bukan kah kau suka party?" Aku menyikut lengan Corden dan meliriknya, ia pun balik melirikku dengan tatapan datarnya yang membuatku takut, tatapan matanya seperti seorang psikopat yang agak idiot.

"Hm" jawabanya singkat, lalu ia kembali menatap gelas panjang berisi juice nya dan kadang ia melirik ke Elizabeth.

Aku mengedikkan bahu sebagai tanda tak peduli dengan sikap dingin Corden.
Aku menatap Elizabeth, ia menatap ku dengan tatapan ada-apa-dengan-corden, aku membalasnya dengan mengatakan 'i dont know' tanpa bersuara.

THE PRINCESS//Justin Bieber X Kendall JennerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang