rasa ini -2

230 44 2
                                    

25 menit sebelumnya,

Xiumin terlihat bosan mendengar omelan dosennya yang terlalu berbelit*. Kebosanan itu perlahan sirna, saat pandangannya teralihkan dengan suara Jin, si pianis.

"Saya setuju miss!" ungkap Jin pada miss Sarah, seorang dosen dari jurusan musikal.

"Oh. Saya senang mendengarnya! Akirnya, kau telah memutuskan untuk menerima tawaran saya itu" seru Misa Sarah puas, Jin tersenyum sumeringah membayangkan musikal pertamanya nanti.

Sampai pada akhirnya, senyum Jin menghilang. Ia menyadari ada tatapan yang sedang mengawasi dirinya. Saat Jin tau, siapa orang yang tengah memperhatikannya.. Jin langsung menjadi salah tingkah.

"Sejak kapan Xiumin disini?" Jin membatin, seraya cepat* buang muka.

"Jadi kapan saya bisa gabung Miss?" Tanya Jin berusaha untuk kembali fokus.

"Besok" jawab Miss Sarah.

"Kalau begitu saya permisi Miss" pamit Jin.

"Hei- Xiumin? Apa kau mendengar perkataan saya?" Omel Mr. Max menyadarkan Xiumin. Xiumin merasa malu saat ia tahu, ternyata Jin belum pergi dari ruangan tersebut. Jin yang sempat melirik dirinya saat kena omel terlihat tersenyum, sepertinya Jin terhibur dengan pemandangan yang sesungguhnya merusak citra Xiumin yang dikenal sebagai pangeran kampus. Saat Jin, telah keluar dari ruangan dosen. Entah mengapa, Xiumin jadi merasakan dorong hati untuk segera menyusul Jin. Sebenarnya, Xiumin merasa penasaran dengan sosok Jin. Terlebih lagi, dirinya belum sempat menanyakan namanya- Xiumin hanya memberikan julukan untuknya dengan sebutan, si pianis.

"Baiklah- Mr. Max.. langsung saja ke intinya? Mr. maunya saya bagaimana?" Tanya Xiumin penuh penekanan. Mr Max sempat terkejut melihat respon Xiumin yang begitu to the point.

"Saya mau kamu gak bolos lagi... kalau kamu terus bolos seperti biasanya. Saya jadi meragukan masa depanmu nanti?"

"Memang kau mau jadi apa? hanya dengan memiliki predikat sebagai kapten kampus dan pangeran kampus di masa ini! Kau merasa bangga dan meremehkan nilamu itu. Apa kau pikir semua itu bisa menjamin kesuksesan dirimu di masa depan nantinya!" Ujar Mr Max membuat seluruh dosen di ruangan itu jadi berfokus memperhatikan dirinya.

"Gini ya Mr.. saya tau nilai saya kurang itu karena saya sering bolos. Tapi- Mr gak berhak meragukan masa depan saya. lagi pula, menjadi kapten ataupun pangeran kampus.. bukanlah sesuatu yang terlalu saya banggakan! Dan perlu Mr ketahui disini.. Mr sendiri bukanlah Tuhan yang bisa menerka nasib seseorang- bukan?!" Xiumin membayangkan dirinya sedang mengomel pada dosen Max. Namun, pada kenyataanya- Xiumin terus diam dan tertunduk. Seolah membiarkan semua ocehan sampah dari Mr Max kepadanya.

"Jika nilainya yang kurang.. dia tinggal mengikuti kelas tambahan saja kan?! Tapi- mengapa dari tadi anda hanya mengomelinya tanpa memberikan soluasi?" Sambung Miss Sarah berjalan mendekati meja Mr Max. Mr Max yang mendengar ucapan Miss Sarah seketika salah tingkah dengan sindiran yang Miss Sarah lontarkan.

"Bagaimana kalau kau bergabung di kelas saya?" Tawar Miss sarah mendekati Xiumin. Xiumin langsung mengarakan pandangannya pada Miss Sarah.

***

Xiumin telah keluar dari ruang dosen, dia pergi dengan buru* mencari sosok si Pianis.

Sekarang- aku semakin merasa ada yang salah denganku.. karena terburu* seperti ini, hanya karena mencari gadis itu?!
Xiumin memperhatikan mahasiswi di sekitarnya.

"Karena Mr Max, aku jadi tidak bisa menemuka si gadis Pianis" rutuk Xiumin pelan.

Namun, Xiumin menangkap sosok gadis yang tengah duduk di kursi taman. Setelah ia memastikan gadis itu merupakan Si Pianis. Xiumin mulai berjalan mendekati Jin.

Seketika- langkah Xiumin terhenti saat melihat wajah Jin yang termenung sedih. Xiumin terus memperhatikan Si Pianis dari jarak yang aman.

"Jantungku berdebar kencang dan tak terkendali lagi!" Gumam Xiumin menyentuh dadanya, merasakan debaran itu.

"Tapi- saat melihat gadis itu, termenung sedih seperti ini.. hatiku terasa sakit! Seolah aku bisa merasakan kesedihan seperti apa yang gadis itu rasakan" lanjut Xiumin.

Rasa kerinduan yang mendalam, aku merasa itu yang ia rasakan!
TBC.

Sengaja, Author gak buat cerita ini panjang*.. karena bagian sebelumnya, udah begitu panjang.. dan maaaf beribu* maaf, jika para readers merasa kecewa dengan postingan Author yang kelamaan untuk nerbitin halaman ini.. maka dari itu, sebagai permintaan maaf- Author langsung nerbitin 2 judul cerita sekaligus.

Dan sebelumnya, Author juga sudah memeriksa tulisan dalam cerita ini.. tapi kalau Readers masih menemukan Typo- harap maklum aja ya?

Satu lagi.. vote dan comment; don't forget ya?!

Gone (retruns)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang