Jealous

64 7 5
                                    

JIN POV
sebelumnya aku gak pernah membayangkan akan melihat Xiumin bergabung dengan kelas musikal, ini sungguh diluar ekspetasiku.
Dan hari ini adalah hari ke lima setelah dia dan temannya bergabung bersama kami.
Melihatnya ada disini, ikut berlatih bersama anggota musikal yang lain bagaikan sebuah mimpi. Ajaibnya, terkadang aku merasa tergelitik saat melihat dirinya tengah dimarahi oleh Miss Sarah karena selalu lupa dengan dialog yang harus dia bawakan. Ahh- aku bingung dengan diriku sekarang. Sebelumnya, ketika anggota yang lain dimarahi oleh Miss Sarah aku tidak merasakan hal seperti ini. Sebenarnya apa yang terjadi dengan dirimu YooJung-a?

XIUMIN POV:
huft... Sampai saat ini aku sendiri masih bingung dengan keputusanku yang menyetujui untuk bergabung dengan kelas Miss Sarah. Aku tidak menyangka jika ternyata beliau juga memiliki maslah dengan emosinya. Kali ini sudah kesekian kalinya aku diomeli didepan seluruh anggota musical. Bahkan saat kelas musikal telah selesai aku masih menemukan tatapan beberapa anggota musikal mentertawakan kejadian dimana Miss Sarah sedang mengomeliku, ahh- malunya. Jika seperti ini terus, bisa-bisa Miss Sarah perlahan-lahan akan merusak image seorang Xiumin. Dan yang paling membuatku benar-benar kehilangan wajah adalah ketika aku tengah dimarahi oleh Miss Sarah, Jin selalu berdiri diantara aku dan Miss sarah. Damn- mengapa timing ku selalu apes begini?

Meskipun begitu aku pun mensyukuri karena telah menjadi anggota tetap kelas musical Miss Sarah. Karena dengan begitu aku merasa telah memiliki sebuah keluarga baru dengan mereka semua yang bergabung di kelas ini.
Tidak hanya itu, aku juga sering merasa ada perasaan yang aneh saat aku mulai mendengar permainan piano yang Jin mainkan. Seakan alunan itu telah membawa kenangan ku bersama keluarga ku saat di korea. Dan entah mengapa, semakin lama aku melihat dirinya, aku semakin mengagguminya. Kejeniusannya ketika dia bermain piano, benar-benar membuat setiap mata hanya akan melihat dan nendengar permainnannya. Seolah-olah dia telah dilahirkan dengan kemampuan bermain piano sehebat itu. Ahhh- molla, hanya saja aku merasa permainan pianonya itu seperti membawa kenangan yang telah lama terlupakan olehku.

"Baiklah.. Xiumin, alasan terbesar mengapa Miss menawarkan mu untuk bergabung dengan kelas musical ini karena Miss sangat berharap dengan kemampuanmu. Miss merasa kamu itu punya kemampuan terlepas dengan kepopuleranmu di kampus ini. Miss percaya akan kemampuan kalian yang telah bergabung dalam kelas musical ini." Kali ini omelan Miss Sarah, membuatku terperangah. Tak ku sangka jika beliau begitu mempercayakan diriku.

"Permisi Miss.. Jika Miss mengizinkan . Saya akan membantu Xiumin untuk memperdalam karakter yang akan dia mainkan." Celetuk Jin di samping Miss Sarah. Kali ini aku menatap Jin tak percaya.

"Hmm... Jika kamu tidak keberatan Jin, tentu saja Miss akan sangat berterimakasih." Izin Miss Sarah.
Jin pun tersenyum renyah...

*Ddek.. Ddek..
Mengapa jantungku berdesir tak karuan.. Aku menyetuh dadaku.

***

2 Minggu kemudian

"Oke... Bagus sekali" Miss Sarah mengakhiri kelas hari ini dengan kepuasan yang tak biasa.

"Hari ini, karena kalian telah berlatih tanpa membuat kesalahan sama sekali. Miss rasa, Miss harus memberikan Xiumin tepukan tangan." Miss sarah pun memberi Xiumin tepukan tangan. Dan perlahan mulai berjalan mendekati Xiumin.

"Maaf.. Jika sebelumnya Miss terlalu sering mengomeli mu." Serunya sembari menepuk pundak Xiumin, Xiumin mengangguk bangga.

"Dan Miss rasa ucapan terimakasih ini belum pas jika tidak Miss katakan untuk Jin juga." Lanjut Miss sarah.
Jin pun tersenyum, terlihat dari kejahuan tatapan Marco perlahan mulai berubah. Dia melirik kearah pandangan Jin dan Xiumin yang saring melemparkan senyuman hangat. Perlahan Marco mulai berjalan keluar dari ruang latihan.

"Apakah karena merka sering berlatih bersama selama 2 minggu belakang ini, aku merasa seolah keduanya telah merasakan sesuatu?" Marco membatin. Marco mulai merasa emosional..

"Bukankah aku yang lebih dahulu menyatakan ketertarikanku pada Jin?"
"Mengapa harus Xiumin? Mengapa selama ini, kau tidak pernah merasakan kehadiran ku di dekatmu Jin?" Marco mengepal tangannya kuat.

"Hei.. Marco? Apa yang lo lakukan di sini? Apakah kalian semua telah selesai berlatih? Kenapa dari tadi gw belum ada liat Jin ya?" Tanya Laura. Namun, Marco hanya diam.

"Woy... Lo dengar gak sih? Gw lagi nanya juga" pekik Laura, Marco pun mulai menyadari kehadiran Laura.

"Laura? Kenpa lo ngagetin gw.." Ujar Marco menatap Laura kesal.

"Habis.. Lo nya di tanyain dari tadi malah asik melamun. Kenapa dengan wajah lo, kok kusut banget?"

"Gak apa-apa... Memang lo tanya apa ke gw" tanya Marco.

"Itu.. Anak-anak musical udah selesai latihankah? Kok dari tadi gw gak liat Jin sih?" Tanya Laura kembali celingak-celinguk mencari sahabatnya itu.

"Belum..." Jawab Marco singkat. Mendengar nama Jin, ia pun kembali mengingat momen antara Xiumin dan Jin yang saling tersenyun satu sama lain.

"Lah.. Terus lo kenapa udah keluar?" Tanya Laura bingung melihat Marco ada di halaman kampus.

"Panas gw di dalam sana..." Jawab Marco singkat.

"Hahahaa... Kan ruangan latihan Miss Sarah berAC. Iya kali, lo kepanasan.. " ledek Laura.

"Stop.. Ketawaain gw Ra..." Gumam Marco menatap tawa Laura tak suka. Laurapun langsung menutup mulutnya.

"Ya elah.. Mar- ini kaya bukan lo banget. Biasanya juga lo gak pernah semarah ini kalau dengar gurauan gw." Laura tiba-tiba merasa gak enak.

"Sorry- ya tadi gw berlebihan, iya- gw tau lo cuma becanda. Hanya saja, tadi pikiran gw lagi kalut banget Ra" jalas Marco beberapa menit kemudian setelah dia sadar udah kasar sama Laura. Laurapun mulai merasa lega.

"Gw boleh tanya sesuatu gak sama lo?" Tanya Marco. Laura melirik kearah Marco gugup. Ia pun tersenyum.

"Lo udah berapa lama kanal sama Jin?" Laura menatap Marco penuh penerawangan.

"Dari hari pertama kami masuk sini. Dan semakin dekat begitu kami menjadi teman roommate."

"Hmmm... Gitu, lo tau sesuatu gak tentang Jin waktu dia masih di korea dulu" tanya Marco lagi. Kali ini Laura membuang nafasnya begitu mendengar pertanyaan Marco masih berhubungan dengan Jin.

"Mar..  Sebelum gw jawab pertanyaan lo. Gw juga mau tanya sesuatu ke lo.." Tanya laura dengan nada serius. Kali ini kedua nya saling menatap satu sama lain.

"Lo suka sama Jin?" Lanjut Laura, Marco terlihat santai. Seolah dia bisa menebak pertanyaan yang akan Laura ajukan padanya.

Marco pun membalas pertanyaan Laura dengan anggukan yakin.

Beribu-ribu maaf untuk para readers setia Gone(R). Bukannya autor gak mau ngelanjutin ini cerita. Tapi- waktu itu author lupa sandi akun wattpad nya Author. Karena 2 bulan yang lalu author udah ganti hp baru. Jadi gak sempat instal apk Wattpad. Sorry bngt ya Guys.. Tapi Author harap kalian gak akan jenuh baca Gone(R)

Gone (retruns)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang