Siapa Kau?

70 5 0
                                    

"Ah! Kulitku akan hitam jika matahari terus menyorot kearahku." Seru Tio sahabatku yang sejak kecil berada di sampingku. Dia memang sangat protektif dengan penampilanya. Entah laki-laki atau perempuan temanku yang satu ini.

"Dasar! Pindah tempat saja?" Seruku yang masih asik melacak gadgetku.

Aku masih bingung bahkan rasa ingin tahuku berlebihan dengan wanita kemarin yang kutemui di dalam toko buku. Astaga! Aku menemukanya,akhirnya aku menemukan linenya. Untung saja aku sangat ahli dalam bidang elektronik.

Aku masih asik dengan gadgetku. Sesekali aku melihat foto yang terdapat di beranda line miliknya. Aku berulang kali melihat wajah ini,wajahnya memang sangat cantik dan terlihat sekali bahwa dia memiliki wajah berparas bule.

Oh tunggu,tapi kemarin. Iya,bukankah wanita itu duduk di atas kursi roda? Astaga! Apakah aku meninggalkan wanita dengan kaki yang tidak normal sendiri di dalam toko buku? Tunggu,oh iya bukankah yang berteriak di depan pintu itu adalah temanya? Ya aku rasa dia adalah temanya,atau mungkin juga kekasihnya.Hm, jika memang dia kekasihnya. Sangat disayangkan. Dia sangat cantik dan laki-laki kemarin tidak ada apa-apanya dibandingkan diriku. Senyum itu tanpa sengaja mengambang jelas di wajahku. Bahkan aku rasa aku sudah tertawa kecil sejak tadi.

"Apa kau tadi mengatakan sesuatu Dylan?"

"Kamu pasti salah denger!. Lanjutkan saja memberi sunblock pada bagian tanganmu."
Sepertinya aku mengcapkan semua itu dengan keras lagi,kebiasaan ini selalu terjadi secara tiba-tiba. Entah kenapa kebiasaan melamunku dengan kualitas buruk ini tidak bisa aku jauhi. Aku segera berlari memasuki kamarku dan mengambil tas serta menggunakan swetearku dan mengambil kamera miliku.

"Dylan? Ingin pergi kemana?"

"Maafkan aku Tio,semua makanan sudah siap. Aku ada keperluan sebentar mungkin aku sedikit mencari udara segar dan ingin mencari objek pemotretan yang baik."

Tidak,aku tidak untuk itu. Maafkan aku Tio aku berbohong untuk kali ini,aku tidak ingin mencari udara segar tapi aku ingin menemui wanita yang berada di dalam toko buku itu. Aku masih sangat penasaran denganya. Aku telah mengetahui tempat yang sedang dia kunjungi sekarang. Karena dia sepertinya mengaktifkan location gadget miliknya.

Tepat sudah,belum jauh kakiku berlari aku sudah melihatnya jelas di hadapanku. Ternyata wanita ini memang sangat manis. Ah! Berkata apa aku ini! Apakah kau mulai menyukai wanita lain selain Finsky Dylan? Apakah kau sudah gila? Belum cukup kah Finsky itu untukmu? Ah.. tapi bukankah aku juga harus mengakhiri imajinasiku yang berlebihan ini? Bagaimanapun juga,Finsky. Iya,Finsky tidak akan kembali di dunia ini.

Kaos dengan sweater yang melilit di punggungnya berwarna pitch membuatnya tampak sangat cantik dan manis. Dengan penampilan simpel seperti itu saja dia tampak sangat cantik,bagaimana jika dia tampil dengan menggunakan gaun?. Yatuhan! Lagi-lagi pemikiranku tidak benar.

Tunggu,apa yang aku lakukan. Ya tuhan,kakiku berjalan lebih dekat. Dan sudah terlambat aku menyapanya kali ini. Astaga! Apakah aku benar-benar jatuh cinta lagi dengan seorang wanita?

Apakah ini tidak aneh dan mengejutkan? Bagaimana bisa? Selama ini belum ada wanita lain yang memikat hatiku seperti Finsky. Tapi wanita ini,padahal dia tidak bisa berjalan?. Lalu,ada apa denganku ini?.

"Hey. Ternyata kamu lagi. Senang bisa ketemu kamu lagi." Senyumnya sangat terpampang jelas di hadapanku. Mataku semakin membesar. Ya,mungkin pupil mataku semakin membesar saat ini. Jantungkupun berdetag dengan tidak wajar. Sihir macam apa yang dia berikan pada laki-laki tampan sepertiku?. Yatuhan!.

"Oh,Hm. Ya aku juga. Oh iya kamu tinggal di daerah sini?" Aku berusaha sekuat tenaga menghilangkan ketegangan dan kegugupanku serta menghilangkan wajahku yang sangat buruk kali ini. Iya,bayangkan saja saat aku gugup wajahku selalu memerah tiba-tiba. Pasti kali ini penampilanku sangat memalukan.

Bianca&FinskyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang