Apa itu jatuh cinta?

56 3 0
                                    

Sepertinya cahaya matahari sudah siap menyinari bumi. Sinar matahari juga tampak siap menyapa kakiku di luar sana. Aku juga sudah siap dengan mbak Tina untuk pergi kehalaman rumah,menghirup udara segar serta mencari vitamin D untuk kakiku yang malang ini.

Tapi.. pemandangan apa ini? Sejak kapan Dylan berada di depan rumahku? Sedang apa juga dia berdiri menatap rumahku dengan tatapan penuh tanya seperti itu. Aku semakin tidak faham dengan datangnya Dylan dihidupku. Aku telah menemukan warna-warna baru yang dulu sudah tertutup dengan rapat. Tapi,tidak untuk kali ini. Aku semakin percaya diri bahkan aku semakin mengerti pentingnya bersyukur di dalam hidup. Dan itu semua karena adanya Dylan dihidupku.

Oh tuhan! Aku sudah membiarkan Dylan menatapku juga kali ini. Bahkan aku melamun menatapnya. Kenapa denganku? Kenapa aku tidak menyuruhnya masuk? Astaga! Aku sudah banyak melamun di pagi hari,akan tidak baik untuk kesehatanku.

"Hey Dylan! Masuklah." Seruku dengan mendorong kursi rodaku mendekati pagar rumahku,aku pun menunggu Dylan yang berjalan dari sebrang jalan rumahku. Terlihat ada sekantung plastik yang ada di gengamanya.

"Hey pagi? Apa kabar Bi?" Tatapan itu bertemu lagi dengan mataku.

Dylan mulai membuka pagar rumahku dan menyerahkan sekantung plastik itu padaku. Ternyata kantung plastik itu berisi berbagai makanan dan ada boneka kelinci di dalamnya. Ada apa ini, kenapa Dylan bersikap layaknya seorang teman sepsial yang sudah lama bersama denganku? Oh astaga! Laki-laki ini sudah mampu membuatku terbawa perasaan di setiap sikapnya.

"Haha apa-apaan ini, pagi juga. Dan alhamdulillah baik Dylan."

Dylan mendorong kursi rodaku tanpa basa-basi. Aku pun meminta Dylan untuk segera duduk di bangku tamanku,bersama denganku di taman. Mbak Tina juga sudah memilih untuk meninggalkanku berdua saja di taman dengan Dylan. Aku dan Dylan masih menatap langit sejak tadi,bahkan sekarang kami sudah memakan beberapa makanan ringan yang tadi dia bawakan untukku.

"Bianca,boleh tidak aku menanyakan sesuatu?"

Aku pun hanya mengangguk kecil dan menatap nya dengan penuh tanya. Ekspresi wajah Dylan pun berubah menjadi lebih serius. Aku semakin tidak tahu pertanyaan apa yang akan dia tanyakan padaku,jantungku semakin berdetak tidak stabil.

"Kenapa kakimu tidak bisa kau gerakan Bi? Dan sejak kapan hal itu terjadi?"

Nafasku mulai teratur lagi. Ternyata Dylan hanya menanyakan masalah kakiku yang sakit. Aku kira ada suatu hal yang akan dia sampaikan. Hm, tidak. Bagimana menjelaskan semua itu? Aku juga tidak tahu dari titik mana aku ingin menceritakan masalah kakiku ini.

"Kakiku? Kakiku seperti ini karena tulangku yang sulit mengeras. Lebih tepatnya ini adalah penyakit kanker tulang kaki Dyl. Kanker ini memang tidak begitu berbahaya jika dibandingkan kanker-kanker ganas lainya yang pernah ku lihat. Tapi kanker ini juga bisa memakan tulang-tulangku yang lain. Tapi, ya untung saja mamaku cepat membawaku keluar negri beberapa tahun yang lalu untuk terapi kecil. Walaupun aku sudah terapi dan meminum beberapa antibiotik untuk penyakitku ini. Tapi tidak bisa berjalanya kakiku ini, tidak bisa dihindari. Bahkan saat aku berdiam diri seperti ini saja aku masih menahan rasa sakit yang menusuk tulangku. Entah kenapa kanker ini sangat betah berada di dalam tulang kakiku. Hahaha ya aku rasa begitu."

"Hm.. Bianca. Maaf ya udah buat kamu kembali inget sama penyakit itu. Tapi,itu berarti kamu pernah jalan sama kaki kamu dong? Terus temen-temen kamu lainya gimana? Tahu?"

Kenapa Dylan menanyakan hal yang seharusnya sudah aku lupakan. Kenapa dia membawaku kembali mengingat momen-momen menyeramkan dalam hidupku. Haruskah aku menceritakanya juga? Apakah setelah mendengar ceritaku ini Dylan juga akan menjauhi sama seperti mereka? Semoga saja tidak,ya aku harap begitu. Dylan sudah tedata dalam agenda teman baiku. Tapi,kenapa dia menanyakan hal ini? Bukankah itu tidak penting?. Astaga! Berfikiran apa aku sekarang? Kenapa aku selalu berfikir Dylan akan menjauhiku,karena kaki ini? Bukankah memang sudah sepantasnya orang-oarang diluar sana menjauhiku? Lalu kenapa aku keberatan jika itu terjadi padaku dan Dylan?.

Bianca&FinskyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang