3. His Smirk

13K 753 30
                                    

halo, halo :D

udah lama skali author nggak selesaikan cerita ini karna selama ini author didera penyakit 'writers block'. lama banget ya? iya, author akan mencoba untuk menyelesaikan cerita ini kok ;) maaf banget sebelumnya buat yang udah nunggu kelanjutannya.


selamat membaca~

****

Lelaki itu menyeringai.

Faith tidak menyukai seringaian lelaki asing ini. Seringaian itu seperti menyembunyikan makna yang misterius. Makna mendalam yang tidak ingin Faith ketahui. Tetapi Faith tidak akan membiarkan dirinya merasa takut atau terintimidasi karena Faith menaruh imannya kepada Tuhan dan ia yakin Tuhan akan menyelamatkannya dari segala bahaya. Lelaki yang tidak dikenal ini tidak terlihat seperti orang baik-baik. Aura predatornya, pakaiannya yang serba hitam, seringaiannya, segalanya tentang lelaki ini sama sekali tidak terasa benar. Faith merasa ia harus lari sejauh-jauhnya dari lelaki ini dan tidak menoleh kebelakang. Namun, disinilah Faith, berdiri tegak dihadapan lelaki itu, tidak merasa takut sedikitpun. Dan Faith mengingatkan dirinya sendiri untuk tetap seperti itu.

Faith mendengar lelaki itu melangkah maju. Jarak mereka kini sangat dekat. Dada mereka hampir bersentuhan hingga Faith bisa mencium aroma mint dari nafas lelaki itu. Dengan refleks Faith melangkah mundur. Lelaki itu terus melangkah maju dan Faith berjalan mundur kebelakang hingga punggungnya menabrak konter kafenya. Faith akhirnya terpojok.

Lelaki itu menyeringai.

Faith tidak merasa takut.

Dan ia tidak akan pernah membiarkan dirinya dilanda rasa takut.

*****

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Faith dengan berani dan menatap lurus kearah lelaki yang tidak diketahui namanya itu.

Faith terkesiap.

Lampu yang terpasang diatas konter kafenya benar-benar terang dan berhasil menyinari wajah lelaki ini. Lelaki ini amat tampan dan rupawan. Faith tidak menyangka lelaki yang mempunyai aura menakutkan ini mempunyai wajah yang amat tampan. Model yang dilihatnya ditelevisi benar-benar tidak bisa dibandingkan dengan lekaki ini. Rambut hitam kecoklatan mengintip keluar dari topi koboynya, menutupi dahi lelaki itu. Mata yang tajam yang sipit dan sedikit sendu diikuti dengan hidung yang mancung dan bibir yang merah.
Faith memang harus mengakui ketampanan lelaki ini. Namun, Faith tidak boleh terjebak ke dalam pesona lelaki ini karena didalam kepala Faith sejak awal telah berbunyi alarm yang meneriakkan kata Bahaya. Mungkin Faith akan mempertimbangkan untuk membuatkan lelaki ini segelas kopi agar lelaki ini cepat pergi dari kafe.

Lelaki itu menyunggingkan seringaian kecil, perlahan wajahnya mendekati telinga kiri Faith.

"Faith.."

Nafas hangat lelaki itu menghembus telinganya halus. Bisikkannya sangat ringan seperti angin di telinga Faith. Faith membeku. Entah dari mana Lelaki ini mengetahui namanya.
Faith menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Berusaha menetralkan rasa terkejutnya dan detak jantungnya yang semakin lama semakin tak teratur.

"Sir, aku tidak tahu dari mana anda mengetahui nama saya dan apa maksud anda datang ke sini, tapi cafe ini akan segera tutup dan anda bisa datang kembali besok jika anda mau,"

Lelaki itu tertawa perlahan, "sangat polos, sangat suci... Aku bertanya-tanya apakah kau juga terasa suci dari dalam." gumamnya rendah ditelinga Faith.

Faith sama sekali tidak mengerti sedikitpun apa yang lelaki itu bicarakan. Polos? Suci? Ia merasakan bulu kuduknya berdiri. Sekarang Faith benar-benar ingin pulang ke apartment-nya dan tidur dibawah selimutnya yang hangat.

My Demon MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang