5 - Anak SMA Seutuhnya

67 11 2
                                    

Pagi ini langit tak terlihat cerah atau dapat dikatakan mendung. Jalanan di depan rumahku terlihat begitu banyak genangan air dimana mana, sejak kemarin hujan terus menerus mengguyuri daerah tempat tinggalku, dari siang hari hingga malam.

"Vita cepetan dandannya, aku tunggu di bawah. Ga Pake Lama!"
Ucap Kak Vero dibalik pintu, penuh dengan penekanan.

"Hooh. Uwe turun dah" Ucapku sekenanya.

Cepat ku ambil tasku, lalu kusampirkan di bahu kananku. Lalu kuturuni tangga. Sebelum turun, kulihat seksama dari atas, mungkin ada kulit pisang atau sejenisnya. Aku tak menemukan keberadaan 'benda jahat' itu, cepat kuturuni tangga.

"Sarapan dulu Vit?" Ucap seseorang yang sedang berada di dapur.

"Kayak biasa aja deh Bu" Kataku. Kini aku sedang berada di ruang tamu, tanganku sudah sibuk menekan tombol remote Tv untuk menoton acara kartun yang biasa ku tonton di pagi hari ketika menunggu Kak Vero setelah sarapan. Kenapa Saya nggak sarapan? Entahlah. Kalo pagi sarapan, nanti siangnya belibet dah.

"Cielah yang udah jadi anak SMA seutuhnya?" Celetuk Kak Qeela yang menyudahi sarapan paginya. Kini ia sudah duduk di sebelahku.

Apa Katanya? Seutuhnya? Maksudnya apa coba?!. Aku hanya mendelik setelah mendengar perkataannya. Dia hanya cengengsan, ketawa ringan. Kakak macam apa coba? Nggak ada kata yang lebih mendukung gituh? Contohnya 'Dek, semangat ya di hari pertama KBM' atau ga yang lain kek.

Aku yang sedang asik asiknya menonton film kartun kesukaanku, sedikit merasa risih. Ya iyalah orang lagi asik-asiknya nonton terus orang disebelah terus-terusan ngoceh.

"Vitaaaa, Anak cowo SMAN 1 pada ganteng semua nya loh" Ucapnya lagi sumringah. Wah..... kudeta nih.

"Apaan sih Ka? Gaje deh!" Sungutku. Telinga saya lelah. Habisnya Kakakku yang satu ini kerjaannya ngomong terus ga ada berhentinya alias bawel.

"Ka... kok ga pergi kuliah sih?" Tanyaku penasaran sekaligus mengalihkan pembicaraan. Karena tumben tumbenan pagi ini dia ada di rumah, terus santai santaian gituh. Biasanya juga dia subuh-subuh juga udah ngilang. Lah ini ada di rumah.

"Disuruh sama dosen buat istirahat dulu satu hari katanya" ucapnya menjelaskan.

"Oh" Bibirku membentuk huruf O sambil manggut-manggut tandanya mengerti.

Mataku tertuju kembali ke arah Tv. Hingga suara seseorang menyadarkanku dari dunia kartun.

"Vit. Ayo buruan nanti telat!" Ucap Kak Vero tergesa-gesa.

Cepat kurapihkan kembali pakaianku. Kak Vero sedang memakai sepatunya diluar rumah. Ku hampiri Ibu dan Ayah yang masih duduk nyaman di meja makan.

"Ibu, Vita berangkat dulu yah" Pamitku, sembari mencium telapak tangan milik Ibu.

"Nih. Jangan lupa buat dimakan ya Vit. Inget jangan sampe kelewat jam makan" Perintahnya.

Aku mengangguk, setelah itu memasukkan kotak bekal yang telah ibu siapkan ke dalam tasku.

Aku beranjak pergi menuju ke tempat Ayah berada.

"Yah. Vita sekolah dulu ya" Pamitku pada ayah.

Ayah mengecup keningku, seraya berkata "Belajar yang bener ya" Ayah melihat ke arah tanganku yang tengah mengadah. "Apa lagi?" Tanyanya

"Ayah jangan belagak lupa deh" kataku "Bekel nya mana?" Aku bersuara kembali.

"Iya... Iya...." Ayah mengeluarkan selembaran uang 50 ribu. "Berdua sama Vero" Amanatnya

Terdengar teriakan seseorang dari luar, tiada lain dan tiada bukan itu pasti Kak Vero. Tunggu bro.

"LUVITAAAA BURUAAAN!" Teriaknya kesal.

And I Choose YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang