PROLOG

169 10 11
                                    

"Hai Rendi." Ucap Liana.

"Hari ini adalah hari ulang tahun lo. Gue kangen banget loh sama lo. Udah 4 tahun ya kita nggak bisa bercanda kayak dulu lagi. Gue kangen banget sama lo, Ren." Terdengar suara isakan tangis Liana di samping pemakaman sahabatnya yang begitu ia rindukan. Ya, dia adalah Rendi. Sosok lelaki sebaya dengan Liana, yang sangat mengerti Liana sejak dulu. Bahkan, Liana sempat...
...
...
...
...
...
...
...
Menyukai sosok Rendi.
...
...
...

"Selamat ulang tahun ya, Ren. Semoga lo tenang disana. Gue sayang lo, Ren." Ucap Liana lalu menaruh serangkaian bunga yang dia beli di dekat pintu masuk pemakaman.

Liana pun mengusap air mata yang sudah membasahi pipi mulusnya. Wajahnya yang cantik terlihat merah karena terlalu lama menangis dan merindukan sosok Rendi.

Kehilangan Rendi adalah suatu cobaan yang sangat berat baginya.

Kehilangan sosok seorang yang selalu ada di sampingnya. Yang selalu menghiburnya setiap ia sedih. Yang sangat menyayanginya bagaikan saudara kandungnya.

Bahkan, dia lah yang bisa membuat Liana mempunyai perasaan padanya.

Tetapi dia pergi meninggalkan Liana. Pergi selamanya.

Membuat hatinya mencelos begitu saja saat kehilangan Rendi.


**

a/n :
Assalamu'alaikum wr.wb.

Hai semua!
Ini karya pertama saya lho di wattpad!
Terimakasih ya, bagi yang sudah baca dan memberikan vote dan juga comment..

Maaf ya ceritanya terlalu pendek. Karena ini cerita awal, jadi saya takutnya nggak banyak yang vomment disini.

Maaf juga, kalau kata-katanya banyak yang salah atau tidak begitu menarik untuk dibaca. Maklum baru pertama kali buat cerita ini. Hehe^^

Mau tau kelanjutan ceritanya? Silahkan comment ya! Kalau bisa tolong kasih kritik/saran kalian ya.. Terimakasih...

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Salam sayang,

Ana.

Will Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang