HAI!

57 1 0
                                    

Awal masuk SMA membuatku gila! Ada saja tugas yang harus dikumpulkan dalam waktu yang benar-benar singkat. Oh My God! Aku sedikit tidak menyukainya. Aku merasa butuh sedikit udara segar.

"Dinar!"

"Oh, ada apa?"

"Jalan-jalan yuk! Biar muka kamu gak kelihatan BT tiap hari. Haha"

"Ayuk! Aku setuju. Aku tunggu kalian nanti sore di Bioskop" kataku yang mulai excited.

"Baiklah!"

Akhirnya, hari ini aku bisa menikmati bebasnya pikiranku. Dan untungnya juga, ini malam minggu. Jadi, tak masalah jika besok harus bangun kesiangan. HAHA

Pukul 14.24 aku sudah berada di Gedung Bioskop nomor 1. Antreannya benar-benar panjang. Menunggu adalah hal yang menyebalkan yang harus dialami oleh semua orang di dunia ini. Dengan sabar aku menunggu giliran untuk memesan tiket. Tiba-tiba...

"Aduh!" aku kaget setengah hidup, karena aku ditabrak seseorang dengan keras dan aku tak mengenali orang itu.

"Maaf. Tolong maafkan aku" pintanya.

"Iya iya, nggak apa-apa kok. Lain kali tolong ya kalau jalan itu lihat-lihat." aku sedikit kesal.

"Iya mbak, maaf"

"Nggak usah formal-formal banget deh" (gak suka banget dipanggil mbak)

"Garu, namaku Garu. Kamu?"

"Dinar"

"Salam kenal ya"

Sejak saat itu, aku suka sekali melihat wajahnya. Benar-benar membuatku ingin teriak sekencang-kencangnya. Perasaan ini, berdegup tiap kali aku melihatnya dari kejauhan. Melihatnya tertawa bersama teman-temannya sangatlah menyenangkan. Hingga aku lupa bahwa aku juga memiliki teman di sampingku. Ah, dia sederhana sekali. Membuatku terpesona karena perkenalannya padaku. Garu, dialah yang selalu membuat jantung ini berdegup lebih kencang dari biasanya. Aku senang sekali melihatnya, dari dekat maupun dari kejauhan. Dia mengagumkan.

Pemutaran film telah berakhir pada pukul 17.05 dan kami berempat benar-benar merasa lapar. Akhirnya kami memutuskan untuk membeli makanan di Mall depan Gedung Bioskop ini.

"Makan yuk, Din"

"Yuk deh, aku lapar banget"

Ketika kami berjalan keluar Gedung Bioskop, tak ku sangka bahwa ada seseorang disana.

"Garu!"

"Aku menunggumu, Din"

"Me-menungguku?" aku mulai kebingungan.

"Sebagai permintaan maafku karena telah menabrakmu tadi, aku ingin mengajakmu jalan-jalan dan makan malam. Bagaimana?"

"Ta-tapi, teman-temanku?"

"Lanjutin aja, Din! Kita bakal makan bertiga! Siapapun kamu, tolong jaga Dinar!!" teriak Sonya padaku dan Garu. Aku benar-benar malu dibuatnya.

"Jadi, bagaimana?" dia mengulang pertanyaan yang sama.

"Baiklah, ayo"

Sore itu benar-benar tak akan bisa ku lupakan. Untuk pertama kalinya, aku dibuat bahagia oleh seseorang yang bahkan baru saja ku kenal. Berjalan berdampingan dengannya memang terasa menyejukkan. Ini lebih dari yang ku butuhkan. Terima kasih, Garu.

FOR A WHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang