FOUR - Harry

360 90 8
                                    

Hai, jangan sider ya:)

 
     
-Andrea-

Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan diriku. Ini terasa seperti ada sesuatu yang menggelitik perutku saat aku bersama dengan Harry. Rasanya seperti memakan es krim rasa coklat kesukaanku. Seperti memakan sup buatan Rose, ibuku. Atau seperti mendapatkan sepedah roda tiga saat aku kecil. Rasanya begitu menyenangkan. Dan aku tidak tahu mengapa aku harus merasakan itu saat bersama Harry.

         
           
Awalnya aku benci berada di dekat Harry. Dia begitu mengganggu. Entah apa yang ada dipikirannya sehingga ia bisa terus berbicara tanpa hentinya. Ia terdengar seperti radio yang terus menerus memutar lagu-lagu. Dan sialnya, radio itu memutar lagu kesukaanku.

                         
              
Mungkin ini terdengar berlebihan, mengingat aku dan Harry baru mengenal satu sama lain. Tapi sungguh, aku tidak tahu kenapa aku bisa merasakan hal yang berbeda terhadap Harry. Harry seperti memiliki daya tarik tersendiri. Mungkin karena mata hijau cerahnya yang dapat menenggelamkanku? Atau lesung pipinya yang sedalam samudra? Mungkin bisa juga karena senyumannya yang hangat? Ah, semuanya karena Harry.

            
              
Mungkin tidak ada salahnya aku merasakan hal yang berbeda terhadap Harry. Karena faktanya, aku telah menghabiskan banyak waktu dengan Harry. Namun ini semua juga terasa salah. Karena sialnya, aku tidak lah lebih dari orang asing bagi Harry. Ya, orang asing.

     
Aku tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya kepada siapapun. Dan tentunya aku harus menghentikan ini semua sebelum semuanya menjadi tambah kacau.

         
        
Haruskah aku menjauh dari Harry?

     
***

         
Sudah hampir satu jam, aku dan Harry mengelilingi Katedral Nome Dame Paris—yaitu gereja yang cukup terkenal di Paris. Biasanya tempat ini menjadi salah satu tujuan para wisatawan. Itu karena interior gereja yang indah dan bergaya gothic. Dan itulah alasan mengapa aku memaksa Harry agar kami pergi ke Notre Dame Cathedral. Dan untungnya, Harry mengabulkan permintaanku meski pada awalnya ia berusaha menentang.

         
          
Perjalanan kami di gereja terkenal ini menguras banyak energi. Buktinya saja kali ini aku memohon kepada Harry agar kami dapat beristirahat sejenak. Dan Harry juga menyetujuinya. Bahkan ia mengaku dirinya juga merasa lelah. Maka dari itu, kami pergi ke belakang katedral Notre Dame, yang mana di sana terdapat taman yang dihiasi tanaman indah.

            
     
"Lelah, huh?" kata Harry begitu kami menemukan tempat untuk beristirahat yang teduh dan sepi. Ia terdengar seperti menyindir daripada peduli padaku.

    
"Kau juga kelelahan."  kataku tak mau kalah.

       
"Hm. Ingin minuman?" tanyanya tiba-tiba.

              
"Eh?"

       
"Tunggu di sini.  Aku akan membeli minuman untuk kita." kata Harry lalu berlenggang pergi.

        
Aku menahan diriku untuk tidak berteriak, ataupun mengejar Harry lalu memeluknya erat dari belakang. Harry baru saja menggunakan kata 'kita'! Tidakkah itu seperti, kita—aku dan Harry. Kita. Oh, yaampun kenapa aku bertindak sangat berlebihan.

         
Aku mulai mengendalikan diriku agar tidak merasa senang. Karena apapun itu, Harry pasti tidak menyadari ia menggunakan kata kita. Dan pasti ia juga tidak bermaksud seperti apa yang aku pikirkan. 'Kita' di dalam pikiranku. Ha, konyolnya.

TWO SIDES | Harry Styles [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang