I

8.7K 440 13
                                        

Perlahan ku lepas kancing utama kemeja putih seragam sekolahku

"Hajima! Yena hajima! Kamu?"

Tangannya menggenggam erat tanganku yang terlanjur berhasil melepas kancing utama milikku

"Apa? Kamu ngga bisa?
.... hah! Payah!"

Itu bukan aku, benar-benar tak dapat dibayangkan betapa mesumnya aku saat itu

"Bukan!"

'Brak'

Tubuhku tergeletak diranjang putih berbalut selimut tebal itu. Wonwoo membuat keadaan kami terbalik, sekarang dia berada diatas tubuhku

"Aku bisa ngelakuin itu sendiri!"

Dengan cepat, jari jemarinya melepaskan seluruh buah kemeja yang berbaris membantu kain putih itu menutupi tubuhku

'Chu'

Semua terjadi begitu saja, di sebuah ruangan bernomor 771
Seluruh tubuhku berhasil disentuhnya, mata, bibir, tangan hingga kakiku. Sekarang sudah tak sesuci dulu lagi

Wonwoo, yang menghilangkan sertifikat kata keperawanan dalam diriku. Saat itu terjadi, benar-benar bukan kemauan aku ataupun dia. Tapi kami sama-sama berada dalam keadaan mabuk

'Itu bukan salahnya.. tapi salahku juga'

---

Matahari pagi dapat terlihat jelas karena sinarnya sampai menyilaukan mataku

'Hoam'

Saat aku terbangun, pusing kepalaku terasa sangat sakit

Kulihat seorang laki-laki berwajah tampan tanpa busana itu berada disampingku, satu ranjang denganku

"Wonwoo!"

Kulihat tubuhku yang tertutup selimut. 'Hah' seluruh bagian tubuhku dapat terlihat jelas. Tak ada sehelai kainpun yang menutupinya, hanya selimut tebal ini saja yang menyembunyikan tubuhku

Tak lama dia membuka matanya,

"Yena!"

Kami saling menatap satu sama lain

"Apa yang kita lakuin Won?"

"Yang aku inget cuma, kita mabuk dan kamu memesan kamar ini. Lalu... kamu memaksa aku buat melakukan-"

"Geumanhae!"

Aku tak mau mendengarnya aku tau semua itu terjadi

"Terus sekarang gimana?
Aku.. kalo aku.. mh.. Ah!! Molla!"

'sreet'

Ucapanku kacau, entah berlari kemana. Tapi, melihat aku seperti itu
Wonwoo menarik tanganku membuat tubuhku mendekat padanya. Dan membiarkan aku tersandar didadanya

"Tenang Yena! Apapun yang terjadi, itu semua salah aku. Dan pasti aku akan tanggung jawab"

Aku ingin menangis mendengar ucapannya, itu membuatku sedikit tenang. Tetapi rasa takut masih menyertai diriku, Miso

'Bagaimana dengan Miso?'

***

Pikiranku buyar dan kacau
Saat aku berumur 7 tahun aku mengingat jelas. Miso menyelamatkan aku dalam kecelakaan bus sekolah kami yang terjatuh kedalam jurang

Miso adalah satu-satunya murid yang selamat karena dia melompat dan waktu itu Miso memang anak yang tomboy. Dia melompat kembali kedalam sana, menyelamatkan aku yang masih terjebak didalam bus

Dan,

'Buar'

Saat Miso berhasil dengan susah payah menarikku keluar, bus itu meledak. Berhamburan tanpa sisa

Dan beberapa murid dikabarkan tewas karena kecelakaan itu, dan harusnya aku juga tetapi karena Miso lah aku masih berada didunia ini sekarang

---

Tapi aku, malah merebut kebahagiaannya. Aku rasa aku adalah orang yang tidak tahu diri, dan sekali lagi Miso menyelamatkanku adalah saat aku hendak mengambil boneka teddy ku yang terjatuh direl kereta saat kami menyebrang

Tinggal beberapa detik lagi kereta itu akan melintas, tapi aku bersih keras untuk mengambil teddy ku itu. Dan lagi-lagi Miso yang berlari dan menyelamatkanku, masih terasa angin kencang dari kereta itu

***

Akhirnya setelah aku menerima rapot kelulusanku, aku bergegas untuk pergi ke tempat yang sangat jauh

Untuk alasan kuliah, dan untung saja ibu dan kakak ku mempercayainya. Dan tanpa ada yang mengetahui hal itu kecuali Jihye

Aku pergi, dan menetap di Amerika

***

Aku melahirkan dan mengurus anakku sendiri, kuberi nama Jeon Inwoo. Karena aku menyukai nama itu

Ibu dan kakak sering mengunjungiku ke sini, tetapi mereka tak pernah bertemu Inwoo karena kutitipkan dia ke taman bermain


Dan hingga umurnya akan berusia 7 tahun, aku dipanggil oleh Direktur ku agar pindah bekerja di Korea

Karena seorang sekretaris harus mengikuti kemanapun Direktur nya pergi, maka aku bersedia untuk pindah dan bekerja disana





***

Pesawatpun akhirnya lepas landas, aku hanya dapat menarik nafas dan menyiapkan mentalku untuk menjelaskan semua ini pada ibu

"Eomma! Kita udah nyampe?"

"Udah! -huh- akhirnya"

Saat sampai dibandara, aku menggenggam erat tangan putraku itu. Kuhirup udara yang tak asing lagi di Seoul

***





Dan tak lama, akhirnya aku sampai dirumah lamaku, rumah dimana aku lahir dan dibesarkan menjadi perempuan memalukan

"Eomma!"

Aku berjalan memasuki rumahku, dan kebetulan sekali ibuku berada diruang tamu. Dia tersenyum senang melihatku

"Halmeoni!"

Dan, senyumannya memudar setelah melihat apa yang aku gandeng, dan memanggilnya nenek

"Eomma! Aku--

Belum sempat mendudukan bokongku yang benar-benar lelah ini. Aku sudah memulai menjelaskan secara rinci, tentang Inwoo

"Yaampun! Sayang, jadi..."

Sambil mengusap airmatanya, ibu memelukku mengusap halus punggungku

"Melahirkan seorang diri! Membesarkannya sendiri!"

Ibuku menatap Inwoo dengan penuh rasa kasihan, dan memeluknya

"Beruntung sekali kamu sayang,memiliki ibu yang begitu hebat!"

Selesai sudah rasa panikku soal menjelaskan ini semua pada ibu, tetapi ini belum berakhir

Aku masih harus menjelaskan semua ini pada kakak, karena kebetulan dia sudah menikah dan sudah memiliki rumah sendiri. Jadi sekarang dia tidak disini

Akhirnya aku harus menjalani banyak cerita lagi disini, aku harap aku dapat melewatinya dengan mudah

To Be Cintinued

Be Divine (Jeon Wonwoo FF) - 19+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang