Prolog

19.8K 748 27
                                    

Semua cowok bagi Aqilla Misha tetap sama saja. Mereka nggak bisa memikirkan apa yang di rasakan oleh cewek. Mereka semena-mena. Mereka egois, dan ingin menang sendiri. Ucapan manis yang selalu mereka agungkan hanya sebatas resep cinta bercabang mereka, yang diumpankan pada setiap dara incarannya. Semua dara diberlakukan sama. Pendekatan-jadian-bosan-putus. Bualannya pun hanya copas seiring bertambahnya dara yang mengerubunginya. Dan masih banyak kebencian Misha terhadap cowok.

Semua bermula dari pengkhianatan papanya kepada mamanya, papanya diam-diam berselingkuh di belakang mamanya. Setelah tahu kedok dari papanya, mamanya sekarang menjadi depresi. Mamanya dirawat di rumah sakit jiwa. Tidak sampai di situ, setelah mamanya masuk ke rumah sakit jiwa, papanya mulai menghilang. Misha berusaha mencari papanya dibantu dengan teman-temannya dan juga pacarnya, Abyan Nandana, tapi Misha tetap nggak bisa menemukan papanya. Papanya seperti hilang ditelan bumi, dia sama sekali tak menampakkan batang hidungnya bahkan perusahaan milik papanya sendiri sudah berpindah tangan tanpa diketahui olehnya.

Dan sekarang apa lagi ini. Misha melihat pacarnya, Byan, sedang bermesraaan di sebuah cafe.

'What the fuck. Dasar cowok brengsek. Semua sama aja, semua cowok sama aja bajingannya,' umpatnya dalam hati.

Misha menghampiri mereka dengan mengarahkan kamera ponselnya pada dua dalang yang sedang bermesraan, dengan Byan yang merangkul cewek itu sambil memberi sebuah kalimat godaan-godaan yag membuat cewek yang dirangkulnya bersemu merah sambil mengucapkan kata-kata manja.

CKREK

Sontak kedua manusia menjijikkan itu menoleh ke arah Misha. Terllihat Byan menatap Misha kaget membuat Misha sendiri tersenyum sinis kepadanya. Sedangkan cewek yang berada di samping Byan terlihat sinis saat melihatnya, but she don't care.

Misha mengarahkan layar ponselnya yang menampilkan foto Byan dengan cewek tersebut ke arah keduanya. "Foto ini bakalan mahal kalau gue jual."

Byan semakin gelagapan, dia berdiri dan menghampiri Misha dengan wajah paniknya. "Sayang, ini... ini..."

Misha menggelengkan kepalanya sembari tersenyum dingin pada lelaki tampan di depannya. "No, gue bersyukur sekarang bisa lepas dari lo dan tahu seberapa bajingannya elo," dan setelah itu Misha meninggalkan kedua pasangan menjijikan itu tanpa mengacuhkan panggilan dari Byan.

'Hollyshit, gue nggak bakal jatuh lagi. Cukup, ini yang terakhir. Gue, Aqilla Misha, nggak akan lagi terjerat dengan cowok menjijikkan seperti mereka,' racaunya dalam hati.

Setelah lolos dari kejaran mantan pacar sialannya itu, Misha langsung menghubungi supirnya untuk segera menjemputnya.

"Pak, Misha di toko buku biasa ya."

Setelah mendapat jawaban YA, Misha memilih memasuki toko buku untuk sekedar membuang bosan sembari menunggu supirnya datang, daripada di luar entar ketahuan tuh cowok, kan ogah.

kalau kalian bertanya Misha sakit hati atau tidak, maka jawabannya tidak. Jujur saja, sebenarnya Misha tidak menyukai Byan, dia berpacaran dengan cowok itu hanya semata-mata untuk membalas budi karena dulu Byan telah menolongnya dari sebuah kecelakaan. Walau pun begitu, dia tetap merasa kesal pada kelakuan Byan, dia merasa dikhianati. Ternyata Byan tidak jauh beda dengan kelakuan papanya.

"Hey, lo ngehalangin jalan gue," sebuah suara bazz menginterupsi Misha dari lamunan singkatnya.

Misha menoleh ke sumber suara lalu menatapnya datar, dia seorang remaja SMA yang tampan, but tampang nggak menjamin kebaikannya. Sang pemuda itu tersenyum manis padanya namun diacuhkannya.

"Cih," dengan sikap acuh tak acuhnya, Misha menghiraukan dan memilih meninggalkan bocah SMA itu.

Baru beberapa langkah, Misha merasakan ada yang mencekal tangannya. Dia menoleh ke belakang dan mendapati cowok gila itu tangah menyeringai padanya.

"Tangan gue mahal buat dipegang," Misha menyentakkan tangannya yang dicekal cowok itu, dan bersamaan dengan itu dia melihat supirnya yang sudah menunggunya di luar. Dengan secepat mungkin, dia langsung keluar dari toko buku itu, meninggalkan cowok gila tadi dan segara memasuki mobil untuk segera pergi dari toko buku itu.

Merasa sudah aman, Misha menolehkan pandangannya ke arah toko buku itu dan kaget saat menemukan cowok SMA tadi berdiri di depan toko tersebut sambil menatap lurus pada mobilnya. What? Pemuda tadi mengejarnya?

Double MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang