FOURth - TOWEL

51 5 0
                                    

.
.
.

"Trus, cowo idaman lo gimana?"

Petra langsung tersentak kaget pas dengar kalimat itu. Dia memandangi Deny dan memastikan apa Deny serius atau enggak. Diliat dari matanya, dia...er. ntahlah. Petra gabisa kalau hal gituan.

"Kepo" Petra meledek Deny. Deny terlihat kesal. "Cih, gue serius, Tra. Bilang aja, tenang, gue gak suka sama orang lasak kayak lo" Deny tambah ngeledek Petra.

"Pintar, Ganteng, Tinggi, jago tech, mudah diajak ngobrol. Udah itu doang".

"Gamers enggak?" pandang Deny. Dia memainkan hapenya. Yah, Petra tau kalau Deny itu gamers sejati, tapi hebatnya lagi, dia pintar tanpa belajar. Beruntung. Lagipula, Petra malas berurusan sama cowo nakal nan populer kayak Deny.

"Paan, sih. Dah, gue mau balik ke Celty" Petra lalu berjalan menuju tempat duduk Celty.

"Gagal, Cel. Gue malah makin jijik ama si Deny yang suka tebar pesona mengerikan itu" keluh Petra.

"Daritadi si Satria mandangin lo, tuh" ucap Celty dengan nada cemburu. Petra lalu memukul kecil pundak Celty. "Tenang, gue gabakal nikung. Toh, gue paling benci kalau soal nikung gituan. Kan lo sahabat gue" ujar Petra sambil mengacungkan jempolnya. Celty terlihat senang.

SPLASH

Suara air tumpah terdengar.

"Ups. Maafin gue, Tra. Ini si Deny, pas gue minum, dia nyenggol. Sorry banget ya, Tra" Yadi gasengaja numpahin air ke Petra. Yang basah kuyup cuma bagian rambut sama tangan kanan, sih.

"Santai aja kali, Yad" Petra dengan entengnya maafin si Yadi. Celty lalu memberi isyarat ke Petra. Celty nunjuk nunjuk sesuatu. Petra langsung noleh ke arah yang ditunjuknya itu.

"Ini, Tra. Gue minta maaf. Sorry, ini untung ada Satria ngebawa handuk kecil" Deny menyodorkan handuk putih kearah Petra. "Balas dendam gegara gue ngebaperin lo ya, Den? Hahaha" canda Petra. Deny pun hanya tersenyum saja.

"Punya satria, ya? Bilang ke dia besok gue balikin, deh" Petra mengusap usap rambutnya dengan handuk putih itu. Deny mengacungkan jempolnya. Petra ngelirik sedikit ke Satria. Satria lagi sibuk baca novelnya. Yah, tapi kadang kadang dia ngelirik Petra juga. Cie.

"N-ng, Petra. Itu handuk si Satria gue aja yang nyuciin,ya? Sekalian gue balikin besok" pinta Celty. Petra lalu tersenyum dan mengangguk santai.

***

"Eh, eh, Cel. Handuknya udah lo cuci belom? Ciee, kembaliin sono, daritadi si Satria nanyain ke Deny, tuh" Petra menunjuk ke arah Satria dan Deny.

"Udah, dong" Celty tersenyum lebar dan berjalan santai ke arah Satria dan Deny.

Petra hanya berjalan mendekat saja mengikuti dari belakang Celty.

"Ini, Den. Handuknya udah gue cuciin" Celty menyodorkan handuk putih. Deny lalu mengambilnya dan menghadap ke Satria.

"Ini, Sat. Handuk yang gue pinjam kemarin buat ngelap si Petra yang basah" ledek Deny menatap kearah Petra. "Paan sih. Kan gue basah kuyup gegara lo" Petra terlihat kesal.

"Hm..."

"Kenapa, Sat?" Tanya Deny.

"Jadinya handuk ini Celty yang nyuci? Kenapa?"

------------

Hai readers!
Maaf, kalau novel ini kurang menarik. Author baru pertama kali buat novel.

Vote & comment~

Kritik & saran diterima ~~

The Meaning Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang