Petra sudah memasuki tahap puncak dalam kemarahannya itu. Padahal, nggak biasanya Petra langsung marah besar kalau dijahili sama Deny.
Ketika mendengar bentakan Petra. Deny dan Rio langsung tersentak diam.
"M-maaf, Tr---"
"Udah ah. Mending lo berdua pergi sana. Gue lagi badmood"
Deny dan Rio mulai terdiam.
"Tadi kami hanya bercan--"
"Diem, ah. Gue gamau dengar lagi. Cepetan pergi" usir Petra. Rio lalu berbalik dan menarik Deny agar segera pergi. Deny hanya melihat dari jauh saja saat Petra merintihkan air matanya itu. Dia berpikir kalau dia sudah kelewatan.
Petra lalu mengusap air matanya. "Paan, sih. Kok gue cengeng gini. Tau, ah. Ini kan masalah sepele doang" Petra lalu mengambil sepatunya di parit dan memasukkannya ke sebuah plastik yang ditemukannya di dekat sana. "Akan kucuci saat sampai dirumah" Ia lalu pergi menuju kelasnya.
Kagetnya, kelas XII-7 kosong melompong. Ntah apa sebabnya. Padahal waktu istirahat tinggal 5 menit lagi. Seriusan nih gak ada orang didalam??
Petra lalu duduk di tempatnya dan hanya duduk diam. Ia masih tidak tau alasan kenapa kelasnya itu kosong melompong. Baru sebentar Petra duduk, Celty berlari memasuki kelas.
"Tra! Petra! Ada masalah, nih!" teriak Celty kepada Petra. Petra yang tidak tau apa apa itu hanya melongo bingung.
"Deny sama Satria buat ulah di lapangan!"
'Apa- apaan lagi ini?!' Saat itu Petra bingung total. Masalah apa lagi yang dihasilkan oleh Deny itu. Mereka lalu bergegas berlari menuju lapangan.
Deny dan Satria terlihat sedang adu domba ditengah lapangan. Dan itu menjadi tontonan murid semua. Khusunya bagi para cewe, jarang-jarang melihat 2 cogan di tengah lapangan (lah)
"Den! Udah! lo kenapa sih?"tanya Satria bingung.
"Lo gak usah sok perhatian. Sampai nanyain gue segala"
"Jangan buat ulah, Den! Lo udah berlari-lari ngenabrak 20 siswa/i kelas 10 & 11 sampai jatuh gitu. Malahan ada yang sampai luka karena lo pake nendang segala. Ada apa sih, Den?!"
"Berisik,ah".
Baru kali ini.
Baru kali ini Deny menunjukkan kenakalannya itu di depan semua murid sekolah ini bahkan sampai melakukan kekerasan. Baru kali ini dia membangkang dan meneriaki sang ketua kelas. Baru kali ini dia memasang wajah yang sangat kesal itu. Ada apa sih, Den?"Cel, ceritain ke gue dong awal mereka mulai berantam gini, please?" Petra penasaran sebab dari masalah ini.
"Jadi gini, gue gak tau Deny marah karena apa. Tapi dari tadi dia berjalan dan berlari kayak orang aneh sambil menyenggol adik kelas bahkan menendang lutut mereka. Ga berdarah, tapi kata mereka bakalan sakit sampai 5-8 hari, deh. Terus, Satria datang dan menghadang Deny agar tidak melanjutkan aktivitas mengerikannya itu. Jadinya ya gini deh" Celty menjelaskan panjang lebar.
Petra lalu kaget dan berusaha berpikir cara melerai mereka. Baginya, ini adalah salahnya karena membentak dan menyuruh Deny pergi tadi. Tapi, Deny yang mulai ,kok dia yang marah sampai jadi kayak orang yang seperti bukan dirinya yang lama ini?
Petra lalu berjalan menuju ke deretan paling depan kerumunan orang.
"DENY! STOP!!" teriaknya dari kerumunan itu. Deny dan Satria spontan berhenti bicara dan menoleh ke arah Petra.
Petra lalu berlari kecil menuju Deny. "Lo kenapa sih? Gue tadi cuma kebawa emosi, biasa kok. Kok lo sampai nubruk adik kelas gini? Nanti lo bisa diskor---"
PLAK.
Tamparan itu tepat mendarat dipipi Petra. Sakit, sampai mati rasa. Pipinya berubah menjadi merah, bahkan biru. Hanya dengan sekali tamparan?
"Bukan urusan lo"
--------------
Makin bosan? Haha, maafkan author...
Vomment jangan lupa~~Kritik & saran selalu diterima~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning Of Love
RomancePetra Teresia. Kata 'Cinta' bukanlah suatu hal yang istimewa bagi Petra. Sampai saat ini, dia tidak pernah jatuh hati terhadap salah satu dari semua lelaki yang ditemuinya. Dia bukannya membenci mereka, tapi memang tidak ada satu pun lelaki yang me...