"Buat elo, Tra"
Seketika Petra terkejut dan menatap muka Deny. Deny hanya melihat Petra dan sesekali melirik ke arah lainnya. Mungkin dia salting --salah tingkah-- . Ehm.
"Lo bercanda gausah gitu deh. Haha--"
"Gue serius kok"
Petra mulai gatau mau ngomong apa ketika melihat mata Deny. Mata seperti itu baru dilihatnya pertama kali. Mungkin dia beneran serius kali, ya? Tapi, Deny itu orangnya gapernah serius.
"Ah boong elu. Udah ah, jangan ngebaperin gue" Petra mulai merasa kalau pembicaraan mereka menjadi canggung. Dia gatau mau ngomong apa.
"Kali ini gue serius, Tra" Deny lalu menatap tajam mata Petra. Petra semakin bingung untuk menjawab apa. Dia hanya bisa berharap kalau Celty dan yang lain bakalan kembali cepat dari kantin.
Suasana jadi hening total.
Sesekali Petra melirik Satria yang sedang membaca novel di kursinya. Tanpa dilihat pun, Satria pasti menguping dan melirik kami berdua. Rasanya Petra tidak ingin hari ini ada.
"Ng... anu, itu, Den. Lo serius?" tanya Petra memastikan. Deny mengangguk. "Boong, ah. Lo pasti bercanda, kan?!" ujar Petra.
Deny lalu menatap Petra. Ah. Kenapa saat begini Deny malah mengeluarkan puppy eyesnya. Ntah kenapa itu sangat lucu. Petra akui kalau Deny memang tampan dan cool, dan Petra paling benci saat Deny melihatnya dengan puppy eyes andalannya itu. Petra mulai mengalihkan pandangannya dan melirik ke Satria.
"Pft---" tawaan yang ditahan daritadi pun terdengar.
"Tuh, kan. Gue tau kalau lo bercanda, Den. Lo mah, jago banget buat baper, cih" omel Petra kesal. Dia hampir aja baper total karena Deny.
"Hahaha, gue gakuat nahannya lagi. Lo lucu amat, sih kalau lagi malu-malu. Hahaha. Sorry, deh, Tra. Jangan marah, ya. Hahaha" Deny tertawa sangat puas. Sedangkan Petra hanya merengut kesal.
Deny pun tertawa sampai perutnya sakit ga karuan. "Gimana? Gue keren, kan? Ngebaperin anak orang itu sih mudah, hahaha" tawa Deny dengan kerasnya. "Lo mah gitu" Petra semakin merengut kesal.
"Sorry, sorry, deh. Gue minta maaf. Lagipula itu surat bakalan gue kasih kok ke doi --doi = seseorang yang disukai-- gue." ujar Deny berhenti tertawa.
Petra lalu tersenyum kecil dan menghadap Deny. "Ehem ehem. Kapan tuh bakal dikasih?" tanya Petra penasaran.
"Pas kelulusan ntar. Hehe" ujar Deny dengan enteng. Petra hanya tertawa kecil. Deny lalu sesekali melirik pintu kelas dan itu membuat Petra penasaran.
TOK TOK
Setelah ketukan itu selesai, Rio, sahabat Deny, hanya menampakkan kepalanya dan memanggil Petra.
"Petra Teresia? Ada?" Tanyanya. Petra lalu berdiri.
"Ada apa, ya?" tanya Petra. Ia lalu berjalan menuju pintu. Petra lalu merasa curiga. Soalnya daritadi Rio yang memanggilnya itu dan Deny tertawa kecil.
Petra lalu terkejut melihat sepatu sekolahnya --saat ini Petra memakai sandal karena jam istirahat-- berada di tangan Rio. Yah,emang sih kalau Rio dan Deny itu adalah duo yang paling iseng dan usil di kelas ini.
"Hahaha, lempar ! Lempar sepatunya, Rio!!" Teriak Deny dari dalam. Petra yang udah biasa dijahili ini pun langsung berusaha mengambil sepatunya itu.
Pas mau ngambil, gasengaja sepatu Petra lepas dari tangan Rio dan jatuh ke lantai bawah --kelas Petra di lantai 2--.
"Mampus?!! Kalau kena orang lain gimana?!!" Petra pun mulai panik. Dia lalu segera berlari kebawah dan disusul oleh Rio dan Deny. r
Petra gatau mau ngapain ketika ngelihat sepatunya masuk dan tenggelam di dalam parit.
Rio dan Deny malah ketawa kecil sedangkan Petra sedang bingung cara untuk mengambil sepatunya itu.
"M-maaf, Tra. Pft---. Gue gak maksud untu---" ucapan Deny seketika dipotong.
Petra lalu berbalik.
"Ga lucu, Den!!"
-----------
Semakin bosan, ya? Maafkan author :'(
Kritik & saran selalu diterima!
Vomment jangan lupa~~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning Of Love
RomancePetra Teresia. Kata 'Cinta' bukanlah suatu hal yang istimewa bagi Petra. Sampai saat ini, dia tidak pernah jatuh hati terhadap salah satu dari semua lelaki yang ditemuinya. Dia bukannya membenci mereka, tapi memang tidak ada satu pun lelaki yang me...