Chap 5

1.2K 136 23
                                    

~ Happy Reading ~


Hawa dingin yang menusuk ditengah kegelapan tanpa adanya secercah cahaya membuat pemuda bersurai coklat tersebut terus menajamkan kedua belah bola mata kecilnya. Deru nafas yang terlihat sedikit tertahan serta degup jantung yang semakin lama semakin kencang membuat langkah kakinya sedikit tertahan untuk terus maju.

" Dimana ini?" gumam Yunho saat tersadar dari keadaanya. Rasanya tadi dirinya masih bersama kedua sahabatnya, ketika tiba-tiba saja semua pohon mulai bergerak kekanan dan kekiri hingga membentuk jalan lurus kedepan. Begitu dirinya mulai melangkah tiba-tiba sebuah pintu terbuat dari kayu oak muncul di hadapannya, pintu besar yang tersebut yang tiba-tiba saja terbuka membuat rasa penasaran di dalam diri yunho muncul.

Ditengah rasa penasaran, Yunho terus melangkah memasuki pintu tersebut sambil sesekali matanya melirik kekanan dan kekiri mencari adik dan juga pengawalnya.

" Yoochun Hyung!!!!! Changmin~ah!???" teriak Yunho. Digenggam erat buku pemberian Yoochun dan buku aneh yang mereka temukan di Bigeast. Yunho terus melangkah ke dalam ruangan di balik pintu. Suasana yang terlihat begitu gelap, pengap dan lembab membuat langkah kakinya berjalan sepelan mungkin agar tidak terjatuh.

' Hikhik..hikhik..'

Suara tangisan seorang gadis terdengar di telinga Yunho. Di dalam kegelapan, Yunho dapat melihat setitik sinar terang di ujung jalan. Suara tangisan tersebut perlahan-lahan semakin terdengar jelas, ketika langkah kaki Yunho terus melangkah menuju sinar cahaya tersebut.

Aroma bau amis darah menyengat tercium di hidung membuat reflek telapak tangan Yunho terulur menutupi indra penciumannya tersebut serta tangan kiri menggenggam erat pedang yang tersemat di pinggangnya.

Semakin dekat semakin terang sinar cahaya membuat mata kecil Yunho kian menyipit meredam cahaya yang menusuk indra penglihatannya. Suara tangisan seorang wanita tersebut menghilang, tergantikan oleh suara gemuruh petir yang menyambar. Perlahan tapi pasti langkah Yunho pun terhendi. Dadanya mencelos melihat pemandangan di depannya. Ada sedikit rasa sakit yang begitu menyesakkan ketika tubuh tegapnya melihat suasana menyeramkan tersebut.

Genangan darah mengalir dari sela-sela tanah, hujan deras terus menghantam permukaan bumi. Kobaran api terlihat menari di atas beberapa rumah yang terbuat dari jerami, dan orang-orang berpakaian aneh terlihat tergopoh-gopoh menyelamatkan diri dari kebakaran tersebut. Terlihat beberapa burung hitam dengan paruh tajam tengah mematuk-matuk tubuh mayat seorang anak kecil yang tergeletak bersimbah darah. Tubuh Yunho bergidik begitu melihat pemandang tak sedap di hadapannya.

Wushh

Tiba-tiba saja angin berhembus kencang membuat telapak tangan Yunho yang tadinya menutupi hidung seketika berpindah menutupi mata musang miliknya. Begitu membuka mata, pemandang di hadapan Yunho berubah dalam sekedipan mata.

Disana, disudut ruangan gelap dengan dinding di penuhi lumut tanpa adanya sinar penerangan kecuali lilin kecil di tengahnya meja di sudut ruangan terlihat sesosok wanita berbalut gaun merah berbahan sutra tengah meringkuk melindungi perut dari sesosok besar hitam dengan tangan penuh taring yang terlihat tengah murka. Wajah tersebut terlihat familiar di mata Yunho. Bibir cery, wajah doe, kulit putih pucat serta tahi lalat mungil di sudut mata kanannya mirip sekali dengan Jaejoong kecil tunangannya.

" Ini semua sudah jadi keputusanmu. Akan ku bunuh seluruh manusia penghuni Pearl Island, dan juga kekasihmu itu" tegas pria bertaring tersebut.

" Tidak.. Ku mohon padamu Sooman~ssi jangan libatkan seluruh penduduk dan juga U-know" isakan pilu terus terdengar, tangan ringkih tersebut memohon sambil mengusap-ngusapkan telapak tangannya.

Flower LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang