00

265 22 11
                                    

"Tumben malam malam begini ngajak skype, Nna? Pasti mau curhat tentang Januari yang kamu suka itu? Iya?"
-Davintara Al-Gama

"Eh? Itu Nurjannah si cewek dekil waktu SD, ya? Kok sekarang malah jadi bening gitu?"
-Langit Januari

"Nah! Itu tuh, Gam! Itu yang namanya Januari! Gila, mukanya sengak abis. Tapi tetep ganteng sih. Hehehehe"
-Nurjannah

"Labil banget ya lo, Ann. Sukanya sama Januari, ujung-ujungnya lari ke Gama juga."
-Amara Fay

"Aneh ya, lo bisa suka sama Januari. Padahal dia suka ngupil sembarangan terus nuduhnya itu upil gue."
-Muhammad Yulian

=========

Meskipun orang kaya, ia memiliki nama yang kampungan untuk jaman sekarang yang moderen. Nurjannah, namanya. Kampungan sekali bukan? Oleh karena itu ia ngotot untuk dipanggil Anna. Nama ilegal yang kerap ia gunakan untuk akun sosial media.

Anna sendiri awalnya biasa-biasa saja dengan namanya itu. Tapi semenjak ia pindah sekolah ke Jakarta yang anaknya gaul gaul semua, Anna seringkali merasa malu kala teman-temannya memanggil dirinya dengan nama lengkapnya. Apalagi saat tau bahwa ia satu sekolah dengan cinta pertamanya, Januari!

Anna benci banget kalau ada yang manggil dia dengan sebutan "Nur!" atau "Jannah!" Di depan Januari. Itu sama sekali tidak keren! Malu-maluin!

Tetapi, di Jakarta Anna tidak hanya bertemu dengan Januari si cinta pertama, Anna juga bertemu dengan sahabat pena paling setianya di Jakarta, Gama. Anna senang sekali bisa bertemu dengan Gama dan kerap juga curhat tentang Januari ke Gama.

Tapi bagaimana jika Gama menjadi sebal jika Anna selalu datang kepadanya hanya untuk bercurhat ria tentang Januari?

Dan bagaimana jika Januari jadi merasa aneh sendiri setiap melihat Anna terlalu dekat dengan Gama? Apa dia cemburu?

Dengan cepat ia menggelengkan kepala.

==========

A.n : HOHOHO asik cerita baru aja nih. Baper Girlzz di abaikan. Fufufufu. Oke, seperti biasa luangkan waktu kalian untuk memencet bintang di pojok bawah itu ya. Dan komen juga. Bagikan juga keteman-teman kalian^^

P.s : maaf buat yang bernama Nurjannah. Bukan bermaksud buat jelek-jelekkin. Maaf sekali lagi. Nggak ada maksud apa-apa. Tapi karena saran dari teman agar membuat nama tokoh yang anti mainstream. Biar selalu membekas di hati, katanya. Aseekk
                              
                                                       

NurjannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang