ALENA-5

66 5 0
                                    

Sebelum baca tolong vote dulu yah guys!!

---
Alena berjalan pelan menyusuri lorong rumah sakit yang lumayan sepi hari ini,dia sedang menemani bundanya yang mempunyai tugas sebagai seorang dokter bedah saraf ahli.

Alena tidak menyadari kalau ada orang didepannya karena Alena sedang menundukkan kepalanya,dia menabrak orang itu hingga handphone orang itu pun juga terjatuh.

"Aduh sorry,gw ga sengaja" ucap Alena pelan melihat orang yang di tabraknya sedang membungkuk mengambil handphonenya yang terjatuh
"Santai aja lagi" ucap orang itu sambil mendongakkan kepalanya menghadap Alena.
"Lo?!bukannya Lo Alena?anak baru di sekolah gw?" tanya orang itu yang tak lain adalah farel.
"I..iya gw alena,Lo siapa yah?" tanya Alena pelan.
"Hah?! bukannya Lo udah cukup lama yah sekolah di tunas bangsa? Masa Lo ngga tau gw sih?" ucap farel dengan ekspresi kagetnya.
"Ya emang gw gatau"jawab Alena santai.
" ya udah deh gw duluan yah,sekali lagi sorry untuk handphone lo"lanjut Alena dan langsung pergi dari tempat itu.

"Bener-bener sulit ke tebak tuh cewek" gumam farel pelan.

Alena sedang dalam perjalanan pulang kerumah dengan bundanya,sebenarnya Alena sudah memaksa Alika untuk pulang ke hotel yang sedang di tempati Alika sekarang ,tetapi Alika langsung menolak permintaan itu,dan langsung membawa Alena pulang 'kerumahnya' karena takut kalau ayahnya alena-BRAM,akan memarahi Alika karna sudah melanggar peraturan.

Alika memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah Bram,dari depan sudah terlihat kalau semua penghuni rumah itu sudah hadir dan itu membuat Alena malas sekali memasuki rumah itu,tetapi karna permintaan Alika akhirnya Alena memasuki rumah itu sesudah melihat mobil Alika meninggalkan pekarangan rumahnya.

Alena melangkahkan kakinya dengan perlahan, bermaksud tidak ingin menimbulkan keributan yang bisa membuat ayahnya mengetahui kepulangannya,tetapi itu semua sia-sia karna ayah dan mamanya sudah menanti kedatangan nya di ruang tengah.

"Dari mana saja kamu Alena?" suara berat dan tegas itu membuat Alena menghentikan langkahnya.
Alena melihat ayahnya sudah menatap tajam dirinya.
Dan Alena hanya diam menatap datar ayahnya.

"Jalan-jalan" jawab Alena datar.
"Bersama bundamu hah?"
"Ya" Alena langsung meninggalkan tempat itu dan pergi ke kamarnya.
Terdengar ayahnya sedang meneriakinya 'Alena ayah belum selesai bicara' ,tapi Alena tak peduli,yang ia ingin sekarang adalah hanya ketenangan.

"Al,kamu dari mana aja sih?" terlihat sindy sangat khawatir dengan Alena.
"Bukan urusan Lo!" jawab Alena ketus.
Alena langsung masuk ke kamarnya tanpa mendengarkan sindy lagi.

Sindy menghempaskan tubuhnya ke atas sofa,dia benar-benar sudah tak tau lagi harus bagaimana menghadapi adiknya yang benar-benar berubah.
"Andai waktu bisa di ulang kembali" lirih sindy.
"Kalo waktu bisa di ulang kembali,masa yang sama juga bakal terulang kembali dan itu hanya akan membuat Lo merasakan sakit yang sama" terdengar suara dari arah belakang.
"Devan...sejak kapan Lo disitu?" tanya sindy bingung.
"Sejak drama kalian dimulai"
"Sebenernya Alena itu nggak kaya gitu dulu..
Dulu itu dia anaknya baik,ceria,pinter,dan terbuka banget sama gw" ucap sindy sambil tersenyum.
"Tapi sekarang dia berubah banget,dia jadi ketus,datar,dingin,dan tertutup sama gw"lanjut sindy.
"Gw tau"balas dengan dingin.
"Hah?lo tau?emang lo kenal alena?"tanya sindy sambil mengernyitkan dahinya.
"Hmm"dengan mengangguk dan beranjak pergi.
"Jangan bilang lo tuh pernah satu sekolah sama dia pas smp"selidik sindy.
Devan hanya menghedikkan bahu.
"Lo tau nggak kk kelas alena waktu dulu..?"tanya sindy menahan Devan.
"Gw juga kk kelas nya kali"balas Devan malas.
"Ih.. Ini beda,maksud gw tuh kk kelas yang disukain sama Alena waktu smp"ucap sindy merengek.
Devan hanya diam dan langsung pergi tanpa menghiraukan panggilan sindy.

DEVAN POV

Alena....

Wanita yang ku cintai..

Bahkan masih hingga saat ini,walau kami bukan di takdirkan untuk bersama.

Menurutku dia banyak berubah setelah aku bertemu dengannya saat kami sudah menjadi saudara.

Dia menjadi sosok yang tidak ku kenal,dia tak seceria dulu dia tak selembut dulu dia tak...seperti orang yang ku cintai dulu bahkan masih sampai saat ini.

Aku tau dia terluka tapi jangan lupa,aku juga terluka disini.

Dia sangat dingin,itu yang kulihat dari tatapannya.
Dia sangat tertutup,itu yang terlihat dari dirinya.
Dia sangat membenci keluarga barunya,aku tau itu karna aku juga merasakannya.

Setau gw Alena nggak akan pernah marah sama kakaknya karna dia sayang banget sama sindy,tapi pengetahuan gw tentang dia udh bener-bener salah,karna dia udh bukan Alena gw lagi,ya.. Bukan 'Alena gw lagi'.

FLASHBACK.

"KAK DEVAN!!" teriak seorang gadis cantik yang berbalut seragam putih-biru,dia berlari menghampiri seorang laki-laki yang sedang bermain basket.

Berkat teriakkan gadis itu basket yang seharusnya di masukkan ke ring oleh laki-laki itu malah meleset dan mengenai seorang wanita yang duduk di bangku penonton.

"KAK RENAAA!!" teriak gadis itu lagi,gadis cantik yang tadi berlari menuju lapangan malah langsung menghampiri wanita yang terkena basket itu.

"Kak rena nggakpapa kan?" tanya gadis itu khawatir.

"Nggakpapa kok len"ucap rena pada gadis itu yang tak lain adalah Alena.

"Ini semua gara-gara kak Devan sih.."gerutu Alena.

"Gara-gara gw?!"teriak Devan " ini semua gara-gara lo tau!!coba aja Lo nggak teriak-teriak pasti gw udh cetak angka dan rena nggak akan kenapa-kenapa kali "lanjut Devan sewot.

"Ish tapi kan---"balas alena "cukup al,dev"suara rena menghentikan perdebatan alena dan Devan.
"Gw udh bilang kalo gw nggak papa,gw tuh baik -baik aja tau"lanjut sindy.

Alena menunduk karena merasa bersalah terhadap rena,ia takut kalau rena akan marah padanya.

"Nggak papa al"ucap rena menepuk bahu alena dan langsung pergi dari tempat itu.

"Sorry"ucap alena menunduk di hadapan Devan.
"Angkat pala lo"ucap Devan ketus.
"Ngapain lo manggil gw tadi?"tanya Devan pada alena.
"Lo tadi dipanggil pak handi"ucap alena bersemangat tak lupa dia juga memasang senyum terlebar yang dimilikinya.
"Makasih infonya"balas Devan tersenyum tipis sambil mengacak rambut alena.

Alena terdiam beberapa saat,dia melihat bahwa Devan benar-benar sudah pergi barulah dia memegang kepalanya,dia tersenyum lebih lebar lagi.
"Dia mengelus kepalaku"ucap alena tersenyum.

Flashback end

Sungguh lucu saat mengingat tingkah-tingkah konyol alena dulu waktu bersama ku,benar -benar sangat menyenangkan.

Aku benar-benar sangat merindukanmu alena...
Andai waktu bisa terulang kembali,aku akan mengubah takdir yang memisahkan kita dulu.

----
Kalo bisa comment dong guys,jangan jadi silent reader aja!!

Saranghae💕

Mianhae karna updatenya lama banget 😁😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang