Chapter Six

62 8 2
                                    

"Via? Kamu udah bangun kan sayang?" tanya mama gue dari luar kamar.

Tok tok tok

"Via? Ayok sarapan ke bawah sayang."

"Ah- oh iya mah aku mandi dulu." jawab gue sambil mengucek mata dan menguap sekali karena masih mengantuk.

Gue terbangun dan baru sadar kalo semalem gue tidur masih pake seragam. Ini pasti garagara kemaren nyampe rumah gue ngerasa capek banget dan langsung ketiduran pas gue niatnya cuma tidur-tiduran di kasur.

Gue ambil handuk dan mulai masuk ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, gue keluar kamar mandi, pake seragam hari ini, sisir sisir rambut dan kepang ke samping, bawa tas ransel, setel lagu dari hp yang udah disambungin ke headset, simpen hp di saku rok, pake headset di leher, dan turun ke bawah buat sarapan.

"Pagi ma, pa" sapa gue dengan ceria saat menuruni tangga dan melihat ke arah mama papa gue. Orang tua gue membalas sapaan gue dengan senyuman ramah mereka.

Selesai makan, gue langsung berangkat sekolah bareng papa seperti biasa.

Di sepanjang jalan, gue mendengarkan lagu dari headset tercinta. Gue ngeshuffle lagu yang mau gue dengerin. Saat gue lagi denger lagu 'Doing it - Charli XCX', papa sudah menepuk pundak gue, dan gue tau pasti kita udah sampe di sekolah. Gue langsung nurunin headset gue ke leher.

"Udah sampe nih"

"Iya pa. Aku sekolah dulu yaa" kata gue sebelum mencium punggung tangan papa.

"Belajar yang rajin ya jangan nakal di sekolah"

"Siap pa!" jawab gue sambil hormat ke papa. Papa hanya menjawab dengan senyumannya.

Gue keluar dari mobil dan berjalan ke dalam sekolah. Gue memakai headset lagi di telinga. Sepanjang jalan, mata gue mengelilingi sekitar tetapi orang yang gue cari tetap aja tidak terlihat. Sherin mana ya? batin gue.

Via's POV Off

Via yang tidak menemukan sahabat seperjuangannya itu akhirnya memutuskan untuk melihat ke kelas sahabatnya setelah menaruh tas di kelas XI IPA 2.

Setelah Via melihat ke sudut sudut kelas Sherin, ternyata tetap saja hasilnya nihil. Tidak ada Sherin di kelas itu, padahal biasanya sahabatnya itu selalu datang pagi bahkan ia tidak pernah datang setelah Via datang.

"David!" panggil Via

David menoleh, "Eh Via, kenapa?"

"Lo liat Sherin gak?biasanya dia selalu dateng pagi banget, kok sekarang belom ada ya?"

"Wah gatau gue, Vi. Nanti istirahat gue kasih kabar ke lo deh. Kan kalo istirahat pasti udah ada kabar-kabar si Sherin masuk atau engga." jedanya "Terus kalo Sherin gak masuk, pasti nanti kan gue juga udah tau dia gak masuk garagara apa."

"Oke deh, thanks Dav!" jawab Via sambil mengacungkan ibu jarinya. Via langsung bergegas pergi ke kelasnya lagi.

Beberapa menit setelah Via bersantai di kelas, bel masuk berbunyi dan dilihatnya Ramza baru datang ke kelas.

"Telat mas?" ucap Via sambil tertawa pelan.

"Ah iya untung bel bunyi pas banget gue masuk." Ramza duduk di sebelah Via.

"Lo bangun kesiangan atau kenapa?"

"Gue sakit tadi"

"HAH?" teriak Via, dan berhasil membuat seluruh murid di kelas melihat ke arah teriakan itu.

"Sorry sorry" ucap Via ke teman-teman sekelasnya yang terganggu oleh teriakannya tadi.

Ramza hanya membalasnya dengan tertawa terbahak-bahak.

"Ish kok lo malah ketawa sih? Lo sakit apa? Garagara kemaren gue ajak lo ujan-ujanan ya?" tanya Via dengan nada serius.

"Engga kok gue gak sakit. Gue bercanda Vi" jawabnya sambil terkekeh.

"Segitunya lo khawatir sama gue ya Vi? kayaknya gue punya penggemar sejati nih" lanjut Ramza sambil tersenyum jahil.

"Ih bukannya khawatir, tapi- hm ya gue gaenak aja kan kalo lo sakit garagara gue ajak ujan-ujanan." jedanya "Tapi sih kalo lo sakit cuma garagara ujan-ujanan berarti lo cemen banget ya jadi cowo."

"Gausah malu-malu deh, fans. Lagian gue gak cemen kali, masa ujan-ujanan doang gue langsung sakit."

Belum sempat Via membalas kata-kata cowok di sebelahnya, guru Bahasa Inggris sudah masuk ke kelas.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

"Via!"

"Eh Dav, gimana Sherin masuk gak?"

"Engga vi, dia katanya sakit. Nanti sih pulang sekolah kayaknya gue sama temen-temen perwakilan kelas mau jenguk dia. Lo mau ikut?"

"Wah iya deh gue ikut aja. Makasih ya infonya, Dav. Gue ke kantin dulu."

Via merasakan istirahat yang sangat membosankan karena tidak ada Sherin. Ia memutuskan untuk memakai headsetnya sambil memakan batagornya.

Via mendengarkan lagu kesukaannya. Di lagu itu, ada lirik-lirik yang sangat Via suka

'Setiap pagi ku menunggu di depan pintu
Siapkan senyum terbaikku
Agar cerah harimu
Cukup bagiku melihatmu tersenyum manis
Di setiap pagimu, siangmu, malammu'

Setiap mendengar lirik itu, Via sering sekali bertanya di dalam hati Kapan ya gue digituin cowok?

Lagi enak-enak Via mendengarkan lagu kesukaannya, tiba-tiba dia terganggu karena ada yang tanpa basa basi langsung duduk di sampingnya dan langsung menyantap makananan Via.

"EH EH ENAK AJA LO MAKAN BATAGOR GUE" teriaknya.

Ramza dengan cepat menurunkan headset dari telinga Via ke leher perempuan itu.

"Lo jangan teriak gitu dong. Orang-orang pada nengok semua tau." kata Ramza sambil memberi isyarat ke Via untuk melihat ke sekitar.

Via langsung memasang muka merasa bersalah "Maaf ya maaf semuanya hehe"

Tetapi Ramza malah menertawakannya.

"Lo sih ga sopan banget langsung ambil batagor gue. Tuh jadi tinggal empat, gue kan masih laper." gerutu Via sambil menunjuk ke piring yang ada dihadapannya.

"Yaampun Vi gue kan cuma makan satu doang. Gue juga laper nih tapi duit gue ketinggalan di kelas."

"Ah teledor lo Za. Yaudah deh nih kan sisa empat, dua buat gue, dua buat lo. Males gue kalo nanti di kelas perut lo bunyi-bunyi."

"Asikk. Makasih sahabatku tercinta." kata Ramza sambil mencubit hidung Via.

"Apaan sih lo jijik ih."

"Halah bilang aja lo seneng gue gituin" Ramza melihatkan senyum kemenangan karena Via tidak mengelak kata-katanya.

Bel masuk berbunyi.

Ramza dan Via berjalan ke kelas saling berdampingan dan tidak ada yang berbicara.

***Hallo! Maaf baru update hehe. So, don't forget to leave ur vomment(s)! thankyouu

Regret I.TEWhere stories live. Discover now