-4

61 5 0
                                    

Jam 01.00 dan gue masi terbangun.
Insomnia gue kambuh.
Biasanya dulu waktu kecil, setiap  insomnia gue  kambuh, gue  bakal lari diam - diam ke rumah aldi dan samperin dimas buat tidur bareng - bareng di rumah aldi. Tapi sekarang, entah kanapa gue merasa bahwa nyamperin dimas adalah hal yang salah. Walaupun hati gue memaksa.
Setiap kali gue mikirin dimas, rasanya nyesek. Kata - kata dimas terngiang di kepala gue. Bahwa dia suka sama ghina. Dan selama ini dia sayang sama gue sebagai sahabat.
Tanpa sadar, air mata gue mengalir deras. Gue mengambil sweater gue dan beranjak pergi ke rumah aldi.

***

"Aldi. Di bukain dong. Aldi! Aldi... Ish kebo banget si lo! Tok tok tok! Aldi!" Teriak gue.
"Lu ngapain si? Insom lagi?" Tanya aldi.
"Iya makanya gue kesini" jawab gue.
"Trus sekarang kita samper dimas?" Tanya dimas.
"Ga" jawab gue dingin.
"Lo kenapa jis? Ada masalah sama dimas? Kok ga cerita? Kasi tau gue aja. Kali aja gue bisa bantu" kata aldi. Gue tau ada sorot kekhawatiran dari nada dia berbicara walaupun dia berusaha menyembunyikannya.
"Ga kok. Gue ga mau samper dimas biar kita bisa diskusiin rencana kita buat deketin dimas sama ghina. Kalo ada dimas nanti ribet" jawab gue. Gue berusaha ga menyembunyikan perasaan gue saat ini. Karna rahasia ini hanya gue dan Tuhan yang tau.
"Oh gitu... Ya udah ayo masuk" kata dimas. Gue langsung menyelinap dan masuk ke dalam.
"Eh jis. Lo kan cewe. Lo ga takut apa manjat dua lantai sendirian. Ini malem - malem loh" kata dimas.
"Ya nggaklah. Biasa aja kali gue manjat gedung sekolah aja udah sering. Makanya gue ga pernah telat" jawab gue santai.

-------------------------------------------------------

Tinggalkan jejak...

High schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang