part 4

1.9K 101 6
                                    

Selamat membaca...

HAHAHAHAHAHA....". Tawa mereka seketika membahana, memecah keheningan yang sempat mencekam, mendengar setiap bait bahkan setiap kalimat yang dilontarkan oleh Naruto, tanpa sedikitpun memotong ataupun menyela setiap kata-kata yang keluar dari bibir ranumnya.

Kejadian itu terjadi 15 menit yang lalu, saat sang blonde datang dihari minggu yang cerah kekafe tempat mereka janji bersua dengan menampakkan wajah menyedihkan datang menghampiri, teman-teman baiknya telah berkumpul duduk dimeja panjang, mata sappirenya menatap mereka dengan mimik sememelas mungkin membuat para sahabat saling menatap khawatir, tidak biasanya sang blonde menampilkan raut wajah yang hampir menangis. Memandangan satu persatu para sahabatnya, menampilkan raut yang mengharapkan pertolongan, meminta bantuan.

Namun tawa mereka mengelegar seperti Guntur saat Naruto bercerita diakhir klimaks, suara mereka tidak berhenti, terus berlanjut padahal 1 menit telah terlewat. Sepasang mata para sahabatnya juga telah berwarna merah, menangis karena terlalu banyak tertawa. Membuat para penghuni lain kafe itu memandang mereka heran bahkan ada sebagian besar menampilkan wajah tidak suka, merasa terganggu, namun mereka tetap meneruskan tawa tanpa mengindahkan setiap tatapan yang menusuk kearah meja mereka.

Bahkan pemilik mata indigo yang biasanya kalem tidak bisa menahan tawanya, padahal selama ini setiap bangsawan klan Hyuga selalu diajarkan caranya bersikap dan bertutur kata. Cara tertawa juga tidak luput, ada tata kramanya, dengan cara menutup mulut dengan punggung tangan atau kipas yang terbuka lebar. Lalu jangan lupa ditambah tertawa yang lembut juga manis percis seperti tertawanya putri-putri kerajaan Jepang atau eropa.

Namun lihatlah sekarang, sang putri Hyuga tertawa terbahak-bahak, mulutnya terbuka lebar, kedua tangannya sudah memeluk perutnya yang terasa sakit kebanyakan olahraga perut, mengiringi tawa kedua sahabatnya yang sudah terlebih dahulu terbahak-bahak geli mendengar semua cerita sang blonde dari awal hingga akhir, dari A-Z, tanpa ada sedikitpun kalimat yang disensor.

"Hei bodoh!, otakmu kau taruh dimana sih? Bisa-bisanya kambuh lagi, aku malu punya teman sepertimu". Tawa Ino sempat terhenti, mengatur nafasnya yang sudah lelah karena terlalu banyak olahraga muka, tapi tawa itu kembali keluar saat melihat pemilik tanda lahir 3 kumis kucing memandangnya tidak suka.

"Terus saja ngeledek, terus.. Terus...". Kalimatnya terdengar menyindir, memandang mereka gahar, jangan lupa lirikan matanya memancarkan sinar laser menusuk para sahabat yang katanya selalu ada disaat suka maupun duka, mendengar dan memberi masukan saat salah satunya terkena bencana hati, memberi pertolongan secara tenaga bahkan financial disaat kawannya kesusahan eksternal.

Tapi lihat sekarang, apa yang namanya sahabat sejati, alih-alih memberi masukan saat salah satunya tertimpa dilema, bukannya menolong malah makin perlu ditolong. Oke, kedua sahabatnya seperti Ino maupun Tenten memang tidak dapat diharapkan banyak, bukannya untung malah buntung tapi yang sulit dipercaya Naruto sang Hyuga juga ikut-ikutan menertawakan dirinya!, catat: MENERTAWAKAN DIRINYA!!.

Sepertinya adik kembar Neji Hyuga otaknya diam-diam sudah mulai terkontaminasi oleh otak-otak sekarat macam ketiganya, Naruto dilema antara sedih apa senang melihat sang Hyuga seperti ia juga 2 orang kurang waras macam Tenten juga Ino. Sedih melihat sang Hyuga otaknya sudah tidak suci lagi, senang karena otak error macam mereka didunia ini mulai bertambah, berotak error perlu diservis ulang.

"Sudahlah, berarti memang kau tidak ditakdirkan untuk kerja part time". Tenten menyahut setelah bisa mengatur nafas juga suaranya yang mulai kembali normal.

"Iya Naruto, kalau penyakitmu kambuh kami juga tidak bisa membantu banyak". Hinata tersenyum lembut, mengusap-usap tangan Naruto yang jatuh terkulai lemas diatas meja.

Loving You (SasuFemNaru)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang