9. More Time

1.4K 116 9
                                    

Yeonra POV

Aku mematut diriku pada cermin. Tidak terlalu buruk. Seperti yang ku katakan. Hanya ada polesan bedak dan lipstik tipis. Aku juga perempuan kan? Yah, sedikit-sedikit aku punya alat berdandan. Aku menguncir kuda rambut panjangku dan mengambil tas. Sekali lagi aku tersenyum, aku akan di traktir! Aku memakai sepatu sneakers milikku.

Saat aku keluar, aku berpapasan dengan Myungsoo oppa. Dia menatapku bingung. Tentu aku tahu apa yang dia pikirkan. Aku bilang padanya kalau aku mau mengambil jatah traktir pada temanku dan langsung melengos pergi. Dia berteriak dengan siapa aku pergi, tapi aku tidak mempedulikannya. Dia pasti akan mencegahku kalau aku bilang akan pergi bersama Kyuhyun.

Pernah suatu malam aku hendak nongkrong bersama Ryeowook, Yesung, Eunhyuk, dan tentunya Donghae juga. Karena ayah dan ibu sedang tidak ada di rumah, jadi aku memberitahu Myungsoo oppa. Kau tahu apa yang dia lakukan? Dia langsung berlari untuk mengunci semua pintu dan melarangku pergi. Saat ku tanya apa alasannya, dia bilang karena aku satu-satunya seorang perempuan di sana jadi bisa saja mereka melakukan sesuatu padaku. Dia itu kolot sekali! Memangnya untuk apa aku belajar Taekwondo jika tidak di gunakan untuk pertahanan diri? Akhirnya malam itu Myungsoo oppa membiarkan aku pergi, tapi di temani olehnya. Astaga, suasananya menjadi canggung. Kami tidak bisa bersenang-senang. Kakakku itu melarang kami untuk minum alkohol. Dia tahu, aku dan Donghae adalah orang yang sangat payah dalam hal minum. Alasan lagi, kakakku bilang dia akan kerepotan untuk membawa kami berdua pulang. Jadi, apa kalian percaya kakakku itu sister complex?

Menggelikan sekali.

Aku melirik arlojiku. Saat ini pukul tujuh kosong lima. Kyuhyun pasti sudah menunggu di halte. Awalnya Kyuhyun ingin menjemputku di rumah, tapi aku bilang padanya bahwa anjing tetanggaku akan menggonggong sangat keras saat ada orang asing dan ada perbaikan jalan di depan rumahku. Sebenarnya itu hanya alasanku saja, tapi dia benar-benar percaya padaku!

Aku berjalan ke halte dan melihat sebuah mobil hitam di sana. Pasti itu Kyuhyun. Aku menegetuk kaca hitam mobilnya. Aku masuk ke dalam mobilnya setelah dia membukakan pintunya.

Kyuhyun menatapku dari atas sampai bawah, "Ku pikir kita sedang kencan."

Aku menatapnya tak suka, "Kencan? Kau berharap aku memakai dress ketat dan lipstik merah begitu?" tanyaku sinis.

Aku tidak bisa membayangkan diriku memakai dress, memakai heels dan make up tebal. Itu seperti badut! Jeans membuatku lebih leluasa bergerak. Jika ada seorang om-om mesum mendekatiku, aku akan dengan mudah menendang selangkangannya dan lari tanpa harus mengkhawatirkan heels yang ku kenakan akan patah.

Di rumahku ada banyak dress, heels, dan itu semua milik Yoora. Ibu bilang itu mungkin akan berguna suatu saat nanti, lagipula ibu bilang tak seharusnya kami membuang barang-barang Yoora. Yang kedua memang masuk akal, tapi yang pertama? Suatu saat? Kapan? Oh itu tidak akan pernah terjadi.

Tiba-tiba Kyuhyun mendekat. Aku sedikit mundur dan sekarang aku sudah terpojok karena saat ini punggungku membentur pintu mobilnya. Ya Tuhan, jantungku berdegup sangat kencang. Aku bahkan menahan hirupan oksigen saat aku merasakan deru napas Kyuhyun menerpa kulit leherku. Apa yang di lakukannya? Apa dia mau menciumku?

Wajah kami hampir menempel dan ini membuatku semakin gugup. Aku harap Kyuhyun tidak mendengar detak jantungku ini.

"Kau benar, tanpa itu semua kau sudah cantik, sayang."

Aku tidak mengatakan apapun karena aku bisa merasakan pipiku yang memerah. Aku mencengkeram erat tasku. Kyuhyun menancapkan gas dan melaju dengan santainya, sementara aku tengah berjuang melawan gejolak di batinku. Aku berlebihan bukan? Hanya kalimat sederhana seperti itu?

The Day We Felt The Distance (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang