5: Bareng

561 42 8
                                    

-KESHYA POV-

"Eng.., iya" kata gue dengan suara yang kecil.

Mampus! Semua orang liatin gue lagi! Batin gue panik.

"Gu..."

tringgg..,

Bel masuk telah berbunyi, seluruh siswa yang berkerumun sedikit demi sedikit mulai pergi meninggalkan kami.

Untung aja, batin gue lega.

"Ah, udah bel" kata Ido sambil tersenyum.

Kok senyumnya mirip senyuman licik yah? Pikir gue melihat Ido.

Ido mulai berjalan semakin dekat ke arah gue. Entah kenapa gue hanya bisa terdiam melihat tingkah Ido yang aneh.

"Pulang sekolah, di taman sekolah, gue tunggu yah, jangan lari" kata Ido sambil berbisik ditelinga gue kemudian pergi.

Gue hanya menatap kepergian Ido. Semakin lama, punggung yang gue tatap semakin menghilang.

"Kesh? Cepet! Udah masuk!" Teriak Akilah.

Gue kemudian melangkahkan kaki gue dengan cepat menuju kelas gue.

Apa gue harus ketemu dia? Batin gue mulai berpikir.

***

"Keshya? Lo dijemput gk?" Tanya Akilah sambil membereskan buku bukunya.

Gue udah memutuskan, gue udah putuskan bahwa gue akan ketemu Ido. Gue akan selesaikan masalah ini secepatnya. Gue gk mau hidup gue terus diganggu oleh Ido.

"Eng.., anu.., gue disuruh Ido ke taman sekolah, jadi gue gk tahu entar gue dijemput atau gk" kata gue sedikit terbata bata.

"Yaudah! Semangat yah! Jarang jarang loh Ido mau ketemuan! Apa lagi lo berstatus anak baru!" Kata Akilah dengan semangat.

"Yaudah, gue pergi yah, Ayah gue udah jemput! Kalau ada apa apa line gue aja! Bye, Kesh!" Kata Akilah sambil melambakan tangannya kemudian pergi meninggalkan gue.

Gue kemudian membereskan buku buku gue dengan cepat kemudian pergi menuju tempat yang Ido maksud.

"Dia mau apa sih" kata gue dengan suara yang kecil sambil berjalan menelusuri koridor sekolah.

"Lo lama banget sih" kata seorang pria.

Gue melihat ke arah sumber suara, memastikan bahwa ia sedang berbicara ke gue.

Benar, dia emang bicara bareng gue.

Ido,

"Ayo pulang" kata Ido dengan wajah datar sambil melepas earphonenya dari telinganya.

"Pulang? Kalau lo mau pulang, pulang aja" kata gue cuek kemudian berbalik ingin pergi meninggalkan pria tersebut.

"Ini sebagai tanda makasih gue, lo gk boleh nolak" kata Ido sambil menggenggam tangan gue.

"Ta..."

"Cerewet!" Kata Ido sambil menutup mulut gue dengan tangannya.

Ini anak kenapa coba? Protes gue dalam hati.

Ido kemudian menarik tangan gue menuju parkiran. Seluruh siswa menatap gue dan Ido. Tatapan gadis gadis tersebut seperti berkata "JAUHIN IDO GUE! ATAU LO GUE BUNUH!" ih.., serem!

Malu banget gue! batin gue menggerutu.

***

Ido ternyata kaya yah? Pantes bad boy, pikir gue saat berada didalam mobil Ido.

"Jadi? Nama lo siapa?" Tanya Ido saat diperjalanan.

Huh? Dia tanya gue? Batin gue.

"Keshya"

"Lo gk mau tau nama gue siapa?" Tanya Ido sambil mengangkat satu alisnya ke arah gue.

"Lo Ido, gue udah tau kok" kata gue cuek.

"Wah, lo fans gue, yah?" Tanya Ido dengan nada menggoda.

"Fans? Gue aja baru masuk SMAS hari ini, dan gue baru kenal lo saat di kantin" kata gue dengan cepat.

Ido hanya membulatkan mulutnya membentuk huruf "O"

"Sudah ini kemana lagi?" Tanya Ido.

"Eng.., belok kanan" kata gue sambil melihat jalanan dengan wajah datar.

"Eh, itu rumah gue! Stop disini!" Kata gue sambil memukul mukul Ido.

Ah, refleks!

Gue kemudian berusaha membuka sabuk pengaman agar bisa cepat cepat meninggalkan Ido.

Tapi..,

"Eng.., kok gk bisa dibuka yah, Do?" Kata gue berusaha membuka sabuk pengaman tetapi tetap saja tidak bisa.

Tanpa gue sadari, Ido mendekatkan badannya ke arah gue. Ia mencoba membukakan sabuk pengaman gue.

Eh elah, ini dekat banget! Pikir gue ambur adur.

"Lembek lo!" Kata Ido tepat didepan wajah gue.

"Makasih!" Kata gue sambil membuka pintu mobil Ido kemudian masuk ke dalam rumah gue.

Malunya, batin gue.

***
Gaje

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Happy? MaybeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang