Kencan

576 57 4
                                    

Cicitan burung terdengar begitu jelas disertai hangatnya sebagian tubuh Ginko. Meski berat ia mencoba membuka matanya.

"Sudah pagi rupanya." Gumamnya setengah sadar. Ginko memposisikan tubuhnya ke kiri dan dia melihat secarik kertas di samping futonnya.
Ginko meraihnya dan kemudian duduk sambil membukanya.

"Terimakasih"

"?" Ginko mencoba mengingat-ingat sesuatu. Seketika wajahnya merona sempurna.

Bu-bukankah tadi malam aku dan si brengsek itu di ruang tamu? Ta-tapi kenapa gue malah dikamar??? Apa maksud terima kasih mu ini oni no fukuchou? Masaka aitsu to ore----

Ginko menggeleng2kan kepalanya. Tidak. Tidak mungkin terjadi hal seperti 'itu'. Sebagai orang yang sering bertengkar dengan Hijikata, Ginko percaya Hijikata tidak akan berbuat seperti itu. Terlebih setelah ia kehilangan Okita Mitsuba. Mustahil baginya. Sedangkan untuk minum di bar saja, orang itu tidak mau.
Tapi...memikirkan Hijikata yang dulu sangat mencintai kakaknya Sougo, entah kenapa rasanya sangat nyeri.

"Gin-san. Kau sudah bangun?" Shinpachi membuka pintu kamar Ginko. Ia melihat Ginko tertunduk sedih.

"Gin-chaaaaan!!" Tiba-tiba Kagura menerobos pintu dan menghambur ke arah Ginko, memeluk leher Ginko dari belakang.

"Gin-chan...onaka suita aru. Bisakah kau bertindak sebagai ibu hari ini?" Gumam Kagura membuat Ginko membelalakkan matanya. Setelah difikir-fikir lagi, rasanya memikirkan Hijikata tidak akan habisnya. Lebih baik ia menghabiskan waktunya dengan bocah-bocah ini.

"Oi..Shinpachi, ajari aku memasak!" Kata Ginko.

"Eh? Ha-hai!"

.
.
.

Hari itu Ginko telah memutuskan untuk tidak memikirkan Hijikata. Tidak memikirkan botol ramuan terakhir yang ia jatuhkan. Ia hanya memikirkan bagaimana bekerja, dan akan sarapan apa besok dengan anak-anaknya. Setelah berfikir lagi...akhirnya ia memutuskan untuk lebih serius...menjadi wanita.

Langkahnya menyusuri jalan no. 1 Kabuki-chou. Pelan tapi pasti, lenggok gemulainya yang pas dengan kimono ungunya mengirim ia ke salah satu bar. Snack Smile, tempat Otae-chan bekerja.

.
.
.

"Ah...itu Hijikata-han...Hijikata-han!" Teriak para gadis bar itu. Mendengar nama itu, jantung Ginko tak karuan. Dia takut jika Hijikata mengetahuinya disini. Tapi...tunggu dulu. Kenapa ia mesti takut.???

"Tuan....silakan pilih ingin ditemani minum dengan siapa?" Tanya manajernya.

Hijikata menyusuri setiap tempat duduk untuk menemukan Ginko.

"Aku ingin ditemani oleh wanita yang baru. Rambutnya berwarna perak."

"Ah~ Ginko-chan kah? Tapi sepertinya dia masih melayani tamu."

"Akan aku bayar berapapun."

"....."

~~~~~~~~~~~~~~~

Hijikata memandang wanita itu dari samping. Kulitnya yang bersih sangat cocok dengan kimono anggun bercorak sakura berwarna ungu itu. Rambut Ginko di gelung dengan jepit bunga-bunga senada. Tanpa sadar Hijikata tersenyum.

Ginko sendiri sudah kebat kebit merasakan tatapan Hijikata sejak tadi. Sial! Fikirnya. Seharusnya ia tak memberitahu Patsuan dan Kagura soal pekerjaannya di bar ini.

"Kau...sangat mempesona." Bisik Hijikata.

Wajah Ginko berubah merah seperti tomat. Dia tak tahu harus membalas apa. Tapi....

"Mana yang lebih mempesona? Aku atau Mitsuba?" Kata Ginko.

Hijikata terhenyak. Kenapa Ginko tiba-tiba membuatnya teringat Mitsuba? Bukankah saat ini seharusnya Ginko yang menghiburnya. Anggaplah ini kencan. Tapi....

"Apa maksudmu?"tanya Hijikata.

"Jika kau berkata seperti itu hanya untuk menggodaku sebaiknya pergi saja. Kenapa kau selalu ingin melihatku. Bukankah saat ini dihatimu hanya ada Mitsuba? Apa aku hanya...pelampiasanmu?" Mata Ginko mulai berkaca-kaca.

"Aku tidak mengerti apa maksudmu? Dan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Mitsuba."

"Lagipula...." potong Ginko. "Aku ini Yorozuya no Danna yang selalu membuatmu kesal lho~ apa tidak apa2 jika aku menemanimu minum seperti ini? Bisa saja sewaktu-waktu aku berubah menjadi Gintoki dengan ot*ng di selangkangan ku."

"Apa kau tidak takut jika ada gosip menyebar bahwa kau sedang ditemani seseorang berot*ng?" Tambah Ginko.

"Satu hal yang harus kau ingat siapa aku sebenarnya, Hijikata-kun. Aku ini Bos Yorozuya. Mau aku wanita atau lelaki, kenyataannya tidak berubah. Jika sebagai pria kau tidak bisa mengalahkanku maka sebagai wanita aku juga tidak akan tunduk denganmu."

Ginko melirik tajam ke arah Hijikata. Hijikata sendiri tidak tahu kenapa dimatanya saat ini; dengan kata-kata sadis itu, terlihat sangat menawan. Dia...ingin di siksa lagi...lagi...lagi.... hingga tanpa sadar dia memeluk Ginko. Hingga orang-orang di bar itu tertegun. Belum selesai keterkagetan mereka, Hijikata juga mengecup bibir Ginko sekilas kemudian bangkit.

"Besok jam 11, aku tunggu di taman Edo." Katanya tanpa peduli jika semua orang di bar itu mendengarnya.

Ginko hanya tertegun, belum sempat bereaksi apapun sampai punggung si monster nikotin itu menjauh.

"G-gin -san...." Otae mencoba memanggil Ginko.

Ginko meraba bibirnya dan....seketika wajahnya merona.

"Kussooooooooo!"

Atarashi Hajime (Gintama Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang