Ikatan

621 67 1
                                    

Ginko benar-benar ingin melupakan semuanya. Akhirnya ia berniat pergi ke bar langganannya. Mungkin ia akan memilih sake yang paling keras untuk melupakan semuanya. Sama saat ia melakukan kesalahan dengan Hasegawa :v.

Namun, begitu dia membuka pintu, Hijikata sudah berdiri di depan pintu masuknya. Seketika Ginko salah tingkah. Belum lagi tatapan Hijikata yang seolah sedang mengamati dirinya dari ujung kaki ke ujung kepala. Ginko hati-hati melirik Hijikata. Rambutnya yang ditimpa cahaya rembulan tampak berkilauan, senada dengan matanya yang tajam. Rokoknya dan semua penampilan Hijikata entah kenapa jadi begitu mempesona di mata Ginko. Apa-apaan dia ini? Apa dia gay? Ah tidak bukankah dia sudah menjadi seorang wanita?

"Omae..."

Ginko mengangkat wajah saat Hijikata membuka suara.

"Hontou ni Yorozuya ka? Kenapa jadi kayak janda jablay begini?"

Sekali lagi Hijikata ditinju Ginko.

.
.
.

"........"

Hijikata tidak bisa berkomentar apa-apa setelah ia mendengar cerita lelaki yang selalu membuatnya kesal ini. Namun, melihatnya sebagai wanita dari sudut pandang laki-laki malah membuatnya kasihan pada Ginko.

"Komentarin kek!" Protes Ginko.

Hijikata menghembuskan asap rokoknya lalu mematikannya di atas asbak.

"Jika memang itu pilihan mu apa boleh buat. Mungkin tujuanmu baik. Tapi apa kah kau akan baik-baik saja dengan ke adaanmu. Bagaimana jika kau tidak bisa kembali dan benar-benar menjadi wanita?"

Ginko tertunduk. Ah...itulah yang ia fikirkan.

"Aku...tidak tahu. Namun, jika keputusan ini salah...tak apa aku masih punya setengah lagi." Ginko menunjukkan botol kecil yang berisi ramuan itu. "Aku akan meminumnya." Ginko bangkit dari duduknya. Namun karena tergesa-gesa akhirnya dia tersungkur. Ramuan itu terlepas dari tangannya dan...pecah.

"Aaaaaaak..."

Hijikata berdiri menyusul Ginko. Ginko perlahan bangkit.

"Yabai yo Hijikata-kun. Kalo begini aku...aku..." perlahan air mata Ginko menetes. Sepertinya perasaan wanita sudah menjalari tubuh dan fikirannya. Dia begitu sedih sampai-sampai butuh sandaran. Tanpa fikir panjang dia menelusup ke dada Hijikata dan menangis.

Hijikata yang mendapat perlakuan itu menjadi salah tingkah. Jika Yorozuya yang menyebalkan itu memperlakukannya seperti ini, ia pasti sudah memotongnya jadi dua. Tapi...ini dia wanita. Tubuhnya mungil. Dada Ginko bahkan terasa mendarat di sekitar perut nya. Kenyal-kenyal gimana gitu.... :v

"Yo-yorozuya....k-kau tidak perlu sedih. A-aku akan cari cara untuk mengembalikan keadaanmu." Hibur Hijikata gugup. Ginko mendongan dengan wajah merah dan sisa air matanya.

"Be-benarkah?"

Wajah Hijikata merona. Kenapa orang ini jadi begitu menggemaskan dalam bentuk wanita.

"Y-ya..."

Hijikata menggaruk-garuk tengkuknya lalu tangannya bergeser ke kepala Ginko.

"A-aku akan usahakan."

"A-arigatou." Ginko menunduk. Tak ingin menunjukkan wajahnya. Namun, tangan Hijikata menarik dagunya. Tatapan mereka bersentuhan.

"Kau....aku tidak tahu kau...sangat mempesona." Bisik Hijikata. Ginko mencoba menunduk, mencoba menghindari tatapan tajam yang memabukkan Hijikata. Namun, wajah Hijikata semakin mendekat. Nafasnya terasa menyapu wajah Ginko. Jantung Ginko seperti berhenti berdetak. Diapun memejamkan matanya. Kemudian....mereka limbung. Jatuh dilantai.

"Itta!" Teriak Ginko yang punggungnya menyentuh lantai. Sementara Hijikata sudah terlelap dengan tangan merangkul leher Ginko.

"Hanase..." ronta Ginko sambil mencoba melepaskan tangan dan tubuh Hijikata.

"Sebentar saja. Aku ...sangat...lelah...."

Ginko benar-benar ingin kembali menjadi lelaki malam itu. Jika saja dia lelaki dia pasti sudah membanting tubuh yang hampir menindih tubuhnya ini.

"Oyasumi~" cup!

Ginko cepat menoleh ke samping dimana wajah polos Hijikata menghadapnya. Apa tadi itu barusan? Kenapa pipinya sedikit basah?

Kussoooooooo!!!!

Atarashi Hajime (Gintama Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang