1. Crazy Chick

28.1K 958 14
                                    


** SEBELUMNYA MAAF SAYA ULANG UPDATE, KARENA TADI SAYA TIDAK SENGAJA MEMPRIVATE CERITA SEBELUMNYA. KARENA SAYA TIDAK TAU MEMBUAT CERITA ITU MENJADI PUBLIK KEMBALI, JADILAH SAYA HAPUS CERITA YANG SEBELUMNYA, DAN BUAT CERITA INI KEMBALI. MAAF BANGET YA. JUJUR, SAYA NGEMIS VOTE DAN COMMENTNYA ;(. TADI UDAH SAMPAI NANGIS GARA-GARA TER-PRIVATE CERITANYA**

***

Seorang pemuda sedang duduk di depan rumahnya yang mewah bak istana, sambil memasang sepatu sekolahnya.

Suara derap kaki yang sangat berisik membuat pemuda itu memutar bola mata kesal.

"Kakak Ray... Antarin Defyna ke sekolah ya" ucap anak perempuan cantik yang kira-kira berumur 6 tahun.

Pemuda yang dipanggil Ray tadi berjongkok menyamakan tingginya dengan anak perempuan tadi.

"Defyna tidak pergi bersama Vater?" tanya Ray memegang pundak anak perempuan itu yang yang bernama Defyna.

Defyna menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku ingin berangkat sekolah bersama Kak Ray" ucap Defyna dengan senyum merekah.

"Kak Ray tidak bisa. Kakak harus cepat ke sekolah karena sedikit lagi akan terlambat. Defyna kan enak masuk jam 9 pagi" ucap Ray menatap manik adik kesayangannya itu.

Defyna kembali menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Aku ingin bersama kak Ray"

Ray menggarut tengkuknya tidak gatal. Sangat susah baginya membujuk Defyna. Jika dia mengantar Defyna dulu otomatis dia akan terlambat ke sekolah. Tapi kalau keinginan Defyna tidak diturutinya, Defyna akan menangis dan marah padanya.

Kejadian itu pun pernah terjadi pada dirinya karena tidak meminjamkan handphonenya pada Defyna. Defyna pun menangis dan susah sekali berhenti menangis walaupun Ray sudah membujuknya beberapa kali tapi tidak berhasil, tetap saja menangis. Sampai-sampai dia dimarahin Vater dan Mutternya, Ray di bilang lah tidak menjaga Defyna. Dan akhirnya dengan terpaksa dia meminjamkan handphonenya pada Defyna, untung saja Defyna langsung diam.

Ray berdiri lalu dia berjalan kearah pintu rumahnya "Vater..." teriak Ray dari luar rumahnya memanggil Rio.

Rio dan Ify berjalan menuju luar rumahnya mendengar teriakan Ray barusan.

"ada apa Ray?" Tanya Rio sambil mengernyitkan dahinya menatap anak paling besarnya itu.

"Defyna ingin aku yang mengantarnya ke sekolah, aku tidak bisa Vater, sebentar lagi aku akan masuk" ucap Ray.

Ify berjongkok di hadapan Defyna lalu memegang pundak anaknya itu. "Defyna berangkatnya dengan Vater saja ya? Kak Ray mau pergi ke sekolah" ucap Ify berharap anaknya mengiyakan.

Tapi dugaannya salah, Defyna malah menggelengkan kepalanya. Dia berlari kearah Ray lalu memeluk kaki Ray serat seakan takut ditinggalin.

"Mutter..." mohon Ray menatap Ify.

Rio berjalan lalu langsung menggendong Defyna ke pelukannya. Defyna menjadi berontak seakan ingin dilepaskan. Dia menangis dengan mengulurkan tangannya pada Ray. Rio tidak peduli lagi dengan kemejanya yang sudah berantakan akibat keberontakan Defyna di gendongannya. Defyna lah yang paling dekat dengan Ray, dan Defyna lebih menyayangi Ray dari saudara kembarannya, maksudnya dia tidak terlalu suka dengan saudara kembarnya itu yang terlalu cuek dengannya. Jadi maklumlah kalau Defyna sering sekali menangis jika ditinggal Ray.

"kau sangat berisik sekali Defyna" ucap seorang anak laki-laki dari rumahnya. Anak laki-laki itu menatap Defyna dengan kesal, yang sedang menangis di pelukan Vaternya.

"Aku berangkat dulu Mutter, Vatter" ucap anak laki-laki itu sambil menyandang tasnya. Dia berjalan kearah Rio dan Ify untuk menyalim keduanya.

Rio dan Ify saling menatap anak laki-laki mereka yang masih kecil dengan pandangan bingung, bagaimana tidak bingung, anaknya berangkat sekolah dengan siapa?

RAY! (sq : MY SON) {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang