5. Du bist sehr lustig

8.5K 508 27
                                    

***

Du bist sehr lustig ( kau sangat lucu)

***

Oik melangkah kan kakinya dengan semangat di pagi hari ini. Ntah kenapa dia merasa hari ini sangat semangat sekali. apa karena dia akan bertemu dengan pujaan hatinya? Ya ampun, dia memang gila sekarang karena puajaanhatinya itu.

Dan hari ini dia dan pujaan hatinya akan tampil di aula nanti sepulang sekolah. Dia jadi deg-degan sendiri. Apalagi nanti anak sekolah lain bisa melihat mereka tampil. Dia berharap saat nyanyi nanti gak malu-maluin.

"pagi wunderschöne" (cantik)

Oik memutar bola matanya lalu mendengus. "apa!" ketus Oik menatap Ozy dengan kesal.

Ozy hanya menyengir lalu memperhatikan wajah Oik dengan tersenyum sendiri.

"kenapa kau memperhatikan ku terus" kesal Oik.

"semakin lama kau semakin cantik saja" ucap Ozy sambil memandang Oik dengan tatapan menggoda.

"diamlah. Sekarang kau minggir, aku ingin ke kelas ku" Oik langsung menabrak punggung Ozy, melewatinya begitu saja, tak peduli reaksiwajah kesal Ozy sekarang.

"RAY!"

Oik mendekati Ray yang sedang duduk di bangkunya. Oik duduk di sebelah Ray, untungnya saja Zahra belum datang ke sekolah, jadi dia bisa berduaan dulu dengan Ray.

Ray hanya melirik Oik yang disampingnya dengan sekilas, lalu dia sibuk dengan handphonenya.

"Ray, kamu udah siap belum nanti nyanyinya"

Tidak ada jawaban dari Ray, dia hanya sibuk dengan handphonenya.

Oik Pov

Sabar. Aku harus selalu sabar kalau berbicara dengan pujaan hati ku ini. Dia selalu menganggap ku seperti tidak ada. Benar-benar mengesalkan. Kenapa aku bisa jatuh cinta dengan manusia seperti dia yang sepertinya tidak memiliki hati sama sekali. Sekedar senyum aja, aku udah senang sekali. Aku tau diri kok, aku itu nggak pantas buat kamu. Jadi aku hanya berharap ada keajaiban yang datang pada dirimu. Semoga aja kamu nantinya bisa melihat ku, yang selalu melihat mu dan berharap kamu membalas perasaan ku.

Aku menghembuskan nafasku dengan kecewa. Lalu aku bangkit dari duduk ku, menuju bangku ku.

"Liebe" (sayang)

Mata ku langsung melebar melihat arah pintu kelas ku. Ozy dengan kerasnya memanggil ku sayang tak lupa kerlingan matanya itu membuat ku geli melihatnya. Lihat, semua teman sekelas ku menatap Ozy yang sedangmenyengir, terutama Ray menatapnya seperti tidak suka. Ada yang aneh diantara mereka berdua. Buru-buru aku membuang muka, berpura-pura tidak melihatnya.

"hey... Liebe"

Ozy langsung mengejar ku lalu memeluk pinggang ku dengan erat. Spontan aku membulatkan mata ku. Lalu aku berusaha keras melepaskan pelukannya. Bukannya dia melepas, dia malah menaikkan kedua alisnya naik turun.

"lepaskan bodoh!" ucap ku keras, lalu aku memukulnya.

Dan akhirnya dia melepaskan pelukannya, benar-benar memaluin. Teman sekelas ku semua memandang kami dengan tatapan menggoda. Pasti mereka mengira aku dan Ozy berpacara. Oh tidak! Aku tidak mau dan tidak akan mau berpacaran dengan bocah tengil seperti dirinya apalagi dia tidak memiliki sopan santun sama sekali dengan ku, selalu memanggil ku bodoh, dan kali ini aku yang memanggilnya bodoh.

Dia meringis sambil mengusap-ngusap pundak bekas pukulan ku tadi.

"sakit sekali" ucapnya masih meringis.

RAY! (sq : MY SON) {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang