7. er liebt mich?

7.1K 480 25
                                    

***

er liebt mich? (dia mencintaiku?)

***

"Ray..."

Anak laki-laki itu berbalik Karena merasa namanya di panggil.

Anak laki-laki itu mendengus setelah tau siapa yang memanggilnya. Dia pun kembali berbalik dan mulai berjalan menjauhi anak perempuan yang tadi memanggilnya. Anak perempuan itu adalah anak perempuan yang selalu membawa bekal, selalu mengikutinya kemana pun dia pergi dan selalu membuatnya kesal.

"Ray..."

Sekali lagi anak perempuan itu memanggil anak laki-laki itu, tapi kali ini dengan teriakan lumayan keras.

Dan reaksi anak laki-laki itu tetap sama, dia tidak peduli dengan panggilan anak perempuan itu, dia tetap berjalan menjahui anak perempuan itu.

Tidak ada pilihan lain, anak perempuan itu mengerjar anak laki-laki itu yang mulai menjahuinya. Dia mensejajari jalannya dengan anak laki-laki itu dengan senyum manisnya. Ntah kenapa, jika bersama anak laki-laki itu, anak perempuan itu selalu tersenyum manis, dan rasanya sangat bahagia sekali.

"kamu kok nggak denger aku manggil sih?" Tanya anak perempuan itu sambil mengerucutkan bibirnya, berpura-pura kesal.

Anak laki-laki itu hanya melirik anak perempuan itu sinis dengan ujung matanya. Ntah kenapa jika dia berbicara dengan anak perempuan itu dia selalu kesal. Dia juga tidak tau apa penyebabnya.

"Ray, kamu tau nggak, kamu itu tadi keren banget, waktu ngerjain soal fisika tadi ke depan" ucap anak perempuan itu dengan kagum.

Tidak ada balasan dari anak laki-laki itu, dia tetap berjalan tidak peduli dengan anak perempuan yang sedang berjalan di sampingnya juga.

Merasa di diamin anak laki-laki itu, anak perempuan itu berjalan di depan anak laki-laki itu dan berhasil membuat anak laki-laki itu berhenti berjalan dan menatapnya sambil mengernyit.

"Ray hari ini aku bawa nasi goreng untuk kamu. Kamu harus cobain deh, ini masakan mama aku, pasti enak"

Anak perempuan itu menyerahkan bekalnya di hadapan anak laki-laki itu dengan semangat, dia berharap anak laki-laki itu menerima bekalnya hari ini saja, mencicipi saja mungkin dia sudah sangat senang sekali.

Anak laki-laki itu hanya melengos. Sudah sangat bosan sekalli dirinya, mendengar kata-kata itu dari mulut manis anak perempuan itu, mungkin hampir setiap hari.

Anak laki-laki itu menghela nafas lalu dia kembali menatap anak perempuan itu.

"udah berapa kali kamu mecoba menawari bekal itu pada ku" ucap anak laki-laki itu datar.

Anak perempuan itu terdiam, mencoba berpikir, sudah berapa kali dirinya mencoba menawari bekal ini pada anak laki-laki di hadapannya ini sekarang.

"sudah hampir 5 tahun kan? Dimulai waktu kita kelas 1 SD. Kamu selalu saja, menawari bekal itu, padahal kamu tau jawaban akhirnya. 'tidak' itulah yang selalu aku ucapkan. Tapi kenapa kamu selalu menawarinya. Apa kamu nggak bosan? Aku saja bosan mendengarnya, 'Ray, aku bawa bekal hari ini, kamu mau?' atau apalah. Hampir setiap hari kamu menawari bekal itu, aku sudah sangat bosan mendengar kata-kata itu. Dan kenapa kamu selalu saja mengikuti ku, kemana pun aku pergi. Apa kamu nggak ada kerjaan lain selain mengikuti aku?"

Puas, anak laki-laki itu menghembuskan nafasnya dengan kasar. Mungkin hampir semua unek-uneknya dia keluarkan. Dia memejamkan matanya sebentar, lalu dia kembali membuka matanya.

RAY! (sq : MY SON) {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang