Chapter 3

74 10 0
                                    

Pov Reki
-

Sudah 3 hari riki berbaring di rumah sakit dengan mengandalkan selang sebagai saluran pernapasannya, sepulang sekolah aku melihatnya disana.

Hatiku terasa teriris iris bagaimana tidak, melihat adik semata wayang terbaring dan aku juga harus pergi meninggalkannya untuk beberapa tahun.
Aku hanya berharap semoga ia bisa bertahan untuk waktu  yang lama itu.

Membaca buku, menghidupkan musik kesukaannya. Itu kulakukan untuknya.

Pikiran ku melayang entah kemana, memikirkan harus pisah dari adik yang sudah  kujaga dari kecil.

Tapi semua itu demi dia juga, tentu orangtua ku juga.

"Reki...reki! "

Lamunan sedari tadi buyar dengan datangnya suara yang memanggil namaku, kupalingkan pandangan kearah suara tadi " ibu." berdiri dari tempat duduk.

" Kau sudah mengemasi barang-barang yang kau perlukan? Oh ia. ibu lupa mengatakan ini, kau akan tinggal dengan bibimu di sana."

"Sudah bu, aku pasti akan rindu dan sangat rindu pada semuanya yang disini."Memeluk ibunya dengan perasaan sedih.

"Kau harus menjadi hebat disana dan belajarlah dengan giat, jika liburan pulanglah."

"Baik ibu aku janji"

Keesokan siangnya orang tuaku mengantarkan diriku ke bandara , suasana ini ada yang kurang ia adikku tidak datang.

"Hati hati ya nak, jaga dirimu disana " kata ayahku.

Ibu masih memeluk diriku, penerbangan sudah tinggal 10 menit lagi akupun siap- siap.

Bruk...

"Maaf! Maaf,  kau tak apa. Butuh bantuan?. "

"Tidak, terima kasih."

"Eh,  sepertinya kita pernah ketemu sebelum... Nya " cewek yang di tabrak tadi pergi sebelum reki menyelesaikan omongannya." Ya sudahlah,  hakmu. "

Aku rasa aku pernah melihatnya tapi dimana, ingat reki siapa dia. Si jaket hitam darah,  dia itu kan.  Tidak salah lagi memang wanita itu, apa apaan ini aku sudah bertemu dengannya tapi tak mengatakan terimakasih.

Jika kita bertemu lagi aku pasti akan mengatakannya dan pasti akan ku balas kebaikannya walau dengan nyawaku menjadi taruhan.

Setelah 10 menit,  aku masuk ke pesawat tujuanku.

Pov Kayla
-
"Kau ini kemana saja, kan aku sudah bilang jangan pergi jauh. Tapi kau tengkar di kata, akun takut kalau sendirian menunggu di sini." memasang wajah cemberut.

"hai,  wajahmu jelek sekali."hmm "aku tadi menabrak orang,  karena terburu."

"Apa Kay?  Kau menabrak orang. " Terkejut .

"Ia, kan tadi sudah kuat katakan. "

"Apa dia nggak terluka,  atau kau yang terluka. Di mana lukanya, apa yang sakit?"

" Nggak lah,  emang kami tabrakan mobil dan motor banyak lukanya?. "

"mana tau kan,  kamu nabrak orang sampai end. "

"memangnya aku ini apa?  bisa buat orang mati."

"Loh itu kan CCV. "

"apaan tuh!"

Stevi mendekatkan mulutnya ke telinga kayla "Cantik Cantik Vampir " membisikkan dengan suara pelan.

Mereka tersenyum bersama,  sambil menunggu pendaratan stevi tertidur.

Ada apa dengan jantung ku ini,  sejak kejadian tadi detak nya tak beraturan.  Darah laki-laki tadi manis, siapa dia?  Ah,  aneh sekali dalam satu bulan sudah dua kali aku merasakannya.

Kenapa dengan ku, apa yang terjadi denganku.  apa! Kekuatan yang selama ini tersembunyi itu sudah mulai muncul perlahan. 

-
-
-
Maaf ya cerita kali ini pendek .

Tolong yang baca beri vote and comment

Woman's Blood Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang