Chapter 7

31 6 1
                                    

Mereka terdiam, jika berlama lama seperti ini dia akan. 😢

"Baiklah, tapi jika terjadi sesuatu dengan pasien kau yang akan bertanggung jawab?." Kata Dokter pendamping itu menegaskan.

"Baik , aku yang bertanggung jawab." aku hanya perlu mengoperasi dengan cepat agar darahnya tidak terlalu banyak keluar. .

Aku memulai operasi pertama di tempat yang baru, dan orang yang baru juga.

"Pisau!. "

***

Di perjalanan menemui ayahnya stevi berpapasan dengan reki yang berlari menuju ruang operasi, di susul oleh seorang dokter lagi bersama ayah stevi.

"Stevi, mana kay? Dia tidak bersamamu?." Ayah stevi berhenti.

"Dia tadi menolong orang yang pingsan katanya sakit jantung jadi, dia menyuruhku menemui ayah. "

"Kau ikut aku, sepertinya Kay melakukan sesuatu. para dokter sedang kesana sekarang. " khawatir .

Stevi dan ayahnya menyusul orang tadi, panik itu yang tepat untuk dokter bedah yang sedang sibuk dengan urusannya sendiri kenapa tidak? Ada seseorang yang melakukan operasi tanpa ada yang tau siapa dia? Apa dia akan berhasil atau sebaliknya? Itu yang ada dalam pikiran mereka.

Saat mereka tiba di sana Kay sudah keluar dari ruang operasi dengan wajah pucat, Reki yang melihat itu langsung marah.

"Apa yang kau lakukan pada pasien!!!? Kau mau membunuhnya!!? "kata Reki sambil memegang pundak Kay sampai tubuhnya tergoyang.

Melihat itu stevi memegang tangan reki dan mendorongnya ke belakang sehingga ia hampir terjatuh.

"Siapa kau!! berani berbuat begitu kepada saudaraku. " Kata stevi dengan nada tinggi.

"Stevi pelankan suaramu ini di rumah sakit dan minta maaf lah padanya, termasuk kamu kay." kata ayahnya.

"Tapi, dia. "

"Stevi.." pelan.

"oke...oke. maaf kan kami ."

"Kau juga reki. Minta maaf lah pada kay."

"tapi pak."melihat kearah orang yang di panggilnya pak tadi. "aku juga minta maaf " tidak ikhlas.

"kay makanlah ini ." tak lama berselang pasien dan dokter pendamping itu keluar berserta suster.

Pasien di bawa oleh suster ke kamarnya, sedangkan dokter pendamping tinggal untuk menjelaskan situasi yang ada di dalam tadi.

"Penjelasan bisa nanti ia kan, sekarang masalahku harus selesai sekarang ia kan ayah." kay sudah kembali seperti tadi.

"Ia, mulai besok kau akan bekerja di sini."

"Hanya 3 bulan kalau aku tak suka di sini selama itu aku akan pulang bersama stevi dan satu lagi kenapa dia juga tak di suruh saja kemari. "

"Sudah itu nanti saja, sekarang perkenalkan dirimu kepada dokter pemilik rumah sakit ini. "

Keesokan harinya kay dan stevi pergi kerumah sakit , sedang asyik bercerita kay tidak sengaja menabrak reki yang sedang menelepon.

"Maaf.. "kata stevi, karena bau darahnya yang berbeda kay menutup hidungnya.

"Apaan kau sudah menabrak orang kau malah menutup hidung, hai! wanita aneh aku sudah mandi dan banyak wanita yang tergila pada ku karena ke tampanan ku. "

"Apa hubungannya?! ayo kay kita pergi, nanti terlambat gara dia. " menarik kay pergi dari sana.

Pov Reki
-

Apa yang ku lakukan,  seharusnya aku berterima kasih padanya. Tapi kenapa setiap bertemu aku selalu berbuat sesuatu yang membuat dirinya marah,  ah! Itu salahnya juga kan. Memangnya aku bau ya?.  Kata reki di dalam hati dan mencium bau  badannya sendiri.

"Kenapa kau Ki?"Kata seseorang yang memanggilnya dari belakang,  itu tak lain adalah Dokter Joshua sahabat terbaiknya.

Reki berbalik badan mengarah ke arah orang yang memanggilnya.

"Joshua? Hai kau bisa mencium bau badanku
Reki pergi dari tempat itu menuju ke ruang operasinya

Di dalam perjalanan ia memikirkan tentang tadi sampai ia selalu mencium-cium bajunya,  orang yang berpapasan dengan dirinya merasa heran tentang kelakuan dokter muda itu.

Sesampai di ruanganya ia membaringkan badan dengan kasar ke sofa hitam nan empuk,  pikirannya masih terbayang akan kejadian tadi yang membuat dirinya marah dan malu karena dilihat oleh Orang².

Tok, tok tok....  Pintu ruang nya berbunyi dan orang itu masuk tanpa di suruh oleh orang di dalam.

Orang itu masuk dan langsung duduk di sofa bagian kiri reki, dia terlihat kesal akan sesuatu  .

"Kakak!!! .. Bangun ngak, atau akan ku jadikan ayam penyet. " terlihat kesal kepada orang yang di panggilnya kakak itu.

"Sayang, biarkan aku istirahat sebentar. Kau tak kasihan melihat kakak mu ini. " masih menutup mata tapi tidak tidur.

"Apa kau sayang ke padaku? Bahkan kau tidak ingat kemarin hari apa bahkan mereka juga tidak ingat. "menahan air mata sambil mengembungkan pipinya.

"Memang kemarin hari apa? Bukankah hari rabu. " Masih berbaring di tempat tidur sambil memandang ke atas.

"Ah.!!! Kau sama saja  , " mendorong tempat duduknya dan berdiri.

Krak..... Menutup pintu dengan kasarnya.

"Memangnya kemarin hari apa? Hari Rabukan,  Apa aku salah. " berdiri dari sofa menuju meja kerjanya .

Reki melihat kalender di atas meja dan ia terkejut seketika,  dan berlari ke luar mengejar adiknya yang cantik itu tapi saat ia keluar dari lift adiknya sudah pergi bersama supir.

Dia merasa bersalah pada dirinya sendiri,   kenapa aku bisa lupa akan hari ini? Sebaiknya aku beri ia kejutan. Reki menelepon ibunya yang sedang bekerja ia menjelaskan segala sesuatu untuk memberi kejutan, ibunya setuju untuk ide dari anaknya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Woman's Blood Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang