Chapter 5

99 8 5
                                    

"Sayang cepat kalian turun,  nanti terlambat ! Pesawat nya akan lepas landas 1jam lagi. " appa  memanggil dari bawah sambil mondar mandir dan melihat jam tangan.

Di kamar aku dan stevi memasukkan pakaian kedalam koper besar, sedangkan sepatu hanya beberapa saja yang dimasukkan sangking banyak pakaian mereka.

"Ya appa, kami akan turun. "kata ku , sangat berat untuk meninggalkan rumah ini padahal aku baru saja berbaikan dengan halmeoni .

"apa yang kau pikirkan Kay? Apa kau tak ingin pergi? Ini untuk kau juga, kau harus berhasilnya di sana dan pulang kesini setelah kita banyak menolong orang. " stevi memeluk Kay dan menganjak nya turun secara bersama.

appa melihat kami tapi aku tak melihat oppa di mana pun. Kenapa dia tak mengantarkan kami, waktu itu juga dia tak mengantar.

"Appa,apa aku harus kerumah sakit itu untuk bekerja? aku bisa kerja di rumah sakit appa  kan seperti Karl. "Kata ku dengan tatapan memelas agar appanya bisa berpikir kembali untuk tidak menyuruhku pergi.

"Tidak bisa!  Aku sudah mengatakannya nya padamu di sana lebih membutuhkan dirimu. "Kata appa tegas padaku.

"Kay jangan begitu?  Apapun yang dilakukan appa pasti untuk kepentingan orang banyak,  kau pernah mengatakan kepadaku "Aku akan menjadi dokter yang hebat di seluruh dunia,  cita-cita  eomma yang dulu tak bisa ia capai pasti akan aku capai jadi dimanapun dan kapanpun aku akan siap dengan tugasku. " terus apa masalah jika tempatnya di sana. " Kata Stevi yang sedang berdiri di dekat oppa, entah sejak  kapan oppa berdiri di sana.

"Ayo cepat nanti terlambat. " kata oppa

***
Di Rumah Sakit Garuda

Di mana ayah, cepat sekali ia menghilang. apa aku harus periksa ke semua tempat di sini? Ku edarkan pandangan ke seluruh tempat di sana.

"Hai!! "Stevi mengejutkan ku.

"apa yang kau lakukan, cepat cari ayah? " kata ku kesal.

"Apa kau lupa?  Kau kan bisa mencium aromanya, bagaimana kau lupa? . "

"Oh ia, maaf aku lupa. " Kataku pada stevi dan mencari aromanya.

Di depan kami tiba-tiba seseorang pingsan tak sadarkan diri,  seorang yang kira-kira berusia 25tahun dengan baju dress hitam, pakai masker dan kacamata hitam .

Aku yang melihatnya langsung menyaparinya dan melakukan pertolongan, telingaku ku dekatkan ke dada wanita itu dan berusaha mencari tahu penyakitnya.

Gambaran aliran darah dan jantung terlintas di kepalaku dan masalah pada wanita itu pun ku ketahui dengan segera ku pangil dokter.

"Dokter! Dokter tolong ! ." Kulepaskan masker dan kacamata wanita itu dan menyuruh stevi mencari ayah yang sudah ku beri tau lantai berapa dia sekarang.

Suster dan beberapa orang berlari ke arah kami dan  membantunya.

"Hai, kau harus memanggil dokter secepatnya karena wanita ini harus segera di operasi. Dia mengidap penyakit jantung koroner, ini harus segera di operasi. " setelah aku memberi tau keadaan wanita itu beberapa suster mengambil alih.

"Segera hubungi dokter Adrian sekarang kita tak punya waktu ." Kata salah satu suster ke pada temannya.

Aku mengikuti mereka sampai di pintu ruangan operasi, aku melihat wajah salah satu suster yang tadi menghubungi dokter gelisah.

Walau aku hanya di depan pintu aku bisa mendengar perkataan mereka di dalam.

"Dokter adrian sedang di ruang operasi sedangkan beberapa dokter  sibuk dengan pasien tabrakan bis, dan dokter Rima sedang cuti."

"Apa yang harus kita lakukan, hubungi Buk Kepala sekarang!. "

"Tapi...  Buk kepala sedang ada tamu. "

"Katakan ini sangat penting. "

"Baik."Suster itu menghubungi orang tadi dengan telepon yang ada di ruang operasi.

Klik..... Pintu ruang operasi terbuka di sana berdiri seseorang.

"Siapa kau?  Kau di larang masuk." kata salah satu suster.

*
*
*
*
*
*

Baca cerita gue oke sampai habis ya dan jangan lupa vote and comment.




Woman's Blood Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang