Kedatangan Bibi Yovia

18.8K 640 7
                                    

Namaku Elizabeth Manov. Biasa dipanggil El atau Elsa. Tapi lebih sering dipanggil El.

Aku tinggal di sebuah desa yang tenang dipinggir utara Swedia. Dibawah gunung Kebnekaise bersama Ibu dan seorang kakak laki laki kesayanganku. Alberto Manov. Yang biasa kupanggil berto.

Kakakku sangatlah keren.

Dia bekerja sebagai pemahat pedang. Tak heran bodynya sangat kekar. Wajah Albert sangat mirip ayah begitu kata ibuku. Bibir tipis yang merah, berlesung, dengan mata kehijauan yang selealu mengeriyip manis saat tersenyum. Dia digandrungi banyak wanita-wanita dari segala strata. Yeah, senyumannya manis dan dia tampan. Tanpa gembuk di wajah tentunya.

Sedangkan ibuku bekerja sebagai buruh pertanian. Terkadang aku membantu ibu, ketika aku tidak sibuk bermain. Lagi pula, ibu selalu melarangku membantunya. Karena, aku akan menjadi kotor ketika membantu ibu. Aku selalu nyemplung kekubangan lumpur. Entah mengapa, ketika membantu ibu aku selalu suka mengejar babi-babi hutan yang mengganggu pertanian. Hahahaha, itu menyenangkan.

Aku tidak pernah mengenal ayahku. Beliau meninggal ketika aku masih dikandungan. Ibu tidak pernah bercerita apapun tentang ayah. Namun yang kuketahui ayah adalah mantan perdana menteri Kerajaan Swedia. Dia yang menginspirasiku untuk menjadi pintar meski tanpa mengenyam pendidikan sekolah.

Dijaman ini, memang hanya bangsawan murni yang belajar. Dan perempuan tidak diwajibkan untuk mengenyam pendidikan Tapi jangan salah, aku bisa membaca alphabet. Aku pandai berhitung. Aku selalu membaca buku ekonomi. Itu kesukaanku. Berto dan ibu mengajariku dengan tegas. Bagi ibu meskipun perempuan aku harus pintar.

Berto juga sering mengajarku seni bermain pedang. Kami selalu berlatih setelah Berto pulang bekerja. Ibu juga sering mengajarkan tekhnik-tekhnik yang yang tidak Berto ketahui. Dan itu menyenangkan.

Rumah kami berada sangat dekat dengan Sungai Torne. Aku sering mandi disana bersama Auvin kuda hitam kesayanganku. Aku merawatnya sejak bayi sesaas setelah ibunya meninggal. Dan kini dia sudah tumbuh setinggi kuda pony. Dan dia manis. Aku selalu mengajaknya ke danau Tornetarsk.

Pagi itu, ibu dan berto tidak berangkat bekerja. Aku menjadi bingung. Ketika aku bangun tidur dan masih memeluk boneka kumal bekas Berto dari Ayah.

"Kenapa ibu memasak banyak?" Tanyaku ketika ibu sedang sibuk meniup api. Dandang besi besar hampir terisi penuh oleh cairan sup.

"Bibi Yovia akan datang bekunjung. Dia mengirimku surat pagi tadi" ujar ibu.

Aku sangat bahagia. Bibi Yovia adalah bibi kesayanganku. Dia cantik dan pintar, dia memiliki kedekatan dengan keluarga kerajaan sebagai seorang ahli busana. Pokoknya dia keren.

Lama waktuku menunggu kedatagannya. Hari sudah mulai petang. dan tuk...tukk..tukk. Kereta kuda Bibi Yovia yang terdengar merdu telah datang. Setelah matahari terbenam Bibi Yovia baru saja datang, dia banyak membawa pakaian, juga makanan dan banyak hadiah untukku dan Berto. kujelaskan kepadamu bahwa dia adalah bibi terbaik yang kupunya. Kami menyambut bibi dengan bahagia, sudah dua tahun memang kami hanya berhubungan lewat surat.

"Lalu apa pekerjaanmu sekarang Albert?" Tanya bibi Sovia. Dia menggunakan cara makan yang sangat elegan, sedangkan aku masih menggunakan tangan.

"Aku bekerja di pemahatan pedang" ujar Albert

"Seandainya kakak laki-lakiku masih hidup. kau tidak akan hidup seperti ini." ujar bibi mengelus halus kepala Albert.

"Kalau kau manis?" Tanya Bibi Yovia memegang janggut mungilku

Aku masih mengunyah makanan. "Dia masih berumur 10 tahun. Tidak ada yang bisa dilakukannya kecuali bermain" ujar ibuku menaruh puding diatas meja. Ini adalah makan besar, seumur hidupku hanya ketika tamu kehormatan yang datang kerumah. ibu menghidangkan makanan sebanyak ini. Ini adalah porsi makan kita seminggu.

Nevertheless (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang