Pangeran Mahkota

7.1K 359 0
                                    

"Ah jadi kau istri bangsawan?" Tanyanya. Aku melangkah pergi enggan menjawabnya.

"Bolehkah aku melahirkan anakmu yang ini?" Tanyanya.

Langkahku terhenti. "Kenapa harus?" Tanyaku.

"Sepertinya dia laki laki" ujar Rafael.

Aduh. Idolaku, mengapa kau mengatakan itu. Aku merasa senang. "Bagaimana kau tau tn. Polkins?"

"Tidak tahu hanya insting saja. Jadi bolehkah aku membantu persalinanmu kali ini?" Tanyanya.

"Baiklah. Satu buku perjalanan ke daratan Asia untukku gratis" pintaku.

"Heiiihh. Aku ini pelayan. Mengapa kau memeras seorang pelayan rendahan ini putri bangsawan" candanya.

Aku dan Rafael semakin dekat. Dia adalah orang yang memiliki selera humor tinggi, dia sangat dekat dengan anak anak, di perpustakaanku dia bekerja sebagai guru yang mengajar keterampilan seperti membereskan luka. Membuat obat obatan dan lain lain. Banyak dari mantan muridnya menjadi tabib handal negeri ini.

"Kau tidak bilang kalau kau permaisuri" ujarnya.

Aku tertawa. "Apa aku tidak secantik permaisuri?" Tanyaku.

"Tidak. Penampilanmu seperti gembel, tanpa perhiasan dan tanpa barang mewah" erangnya. Dia sedang menggendong sikecil Audrey yang sangat nyaman berada dipelukannya.

"Paman paman. Bolehkah aku mengambil permen ini?" Tanya Aurora.

"Jangan yang itu" rafael segera mengambil permen dari saku celananya. "Itu bukan permen, itu obat bius"

Hari hariku makin bahagia dengan 4 wanita yang makin cerewet. Untung saja ada Rafael yang membantuku mengurus anak anak. Aku dan Rafael sudah menjadi kakak dan adik. Dia mengingatkanku pada Stuart yang lembut.

Sore itu. Rafael mengantarku ke istana. Dia berkata mungkin aku akan melahirkan besok atau lusa. Dia memantau betul betul kehamilan anak ke 5ku.

"Kau belum menikah?" Tanyaku didalam kereta kuda. Saat dia mengajak mengoceh sikembar dan memangku Audrey.

"Naahh, tidak ada yang menginginkanku. Maksudku, aku seoeang bangsawan. Aku harus menikahi bangsawan, tapi karena pekerjaanku mereka jadi jijik denganku" curhatnya dengan nada yang lucu membuatku tertawa.

Hadirnya Rafael memang sedikit demi sedikit mewarnai hari yang kelabu. Ada kenyamanan saat bersamanya.

"Aku juga suka kelamin wanita. Tapi aku tidak seberkuasa raja, jadi aku hanya membantu wanita wanita itu dalam persalinan" ujarnya.

"Kau sudah melihat kelaminku" ujarku cengengesan.

"Aihh, kau membuatku malu. Aku benar benar malu sekarang" ujarnya.

Anak anakku sangat dekat dengan Rafael. Rafael baru pertama bertemu Herald. Dan Rafael langsung terkena demam esok paginya karena dia sangat amat benar benar bahagia.

Hari persalinan tiba. Kelahiran sung sang kata Herald. Membuatku harus memiliki tenaga ekstra. Herald tidak duduk disebelahku seperti saat kelahiran Aurora.

"Tuh kan benar dia laki laki" ujar Rafael dikala perutku sudah terasa seperti dihujam rafael masih bisa bercanda.

Herald langsung duduk disebelahku. Dia membelai rambutku dan menyemangati. "Kau ingin membunuhku? Aku tidak bisa bernapas" sentakku padanya.

"Hya hya hya, kau seharusnya bersikap manis" ujar Rafael. Ah tuhan, dia masih bisa bercanda disaat seperti ini.

"Rafael" sentakku. Sambil mengeden.

Oeeeeeeeee

Suara bayi itu lantang ketika baru menyapa dunia ini. Aku menangis, dia benar benar laki laki. Namanya Aurick Eryon david Herald. Matanya seindah herald. Sangat tampan.

Herald langsung menggendongnya dan menghentikan tangisannya. Rafael memelukku. "Good job el" bisiknya.

Kehidupan di kerajaan ramai ketika hadirnya putra mahkota. Tapi tidak mengubah kebiasaan Herald mengadakan pesta pora bersama gundiknya. Pernah suatu pagi ketika aku akan keluar dari kamar. Herald membawa pecut dan seperti orang gila. Dia bugil dan menyabet badan gundiknya yang berteriak teriak manja. Dia gila dan psikopat.

Aku tidak lagi peduli dengan kehidupan kerajaan. Waktuku hanya untuk rakyat. Bersama Rafael yang membantu. Aurora makin besar dan dia tumbuh menjadi wanita cantik yang pintar dan kalem.

Begitu juga sikembar amanda dan Avelyn. Meski mereka kembar mereka berbeda. Amanda lebih gemuk dari pada Avelyn.

Begitu juga dengan Aurora. Dia sedikit pecicilan. Dia sangat suka menggoda Rafael. Karena mereka hanya berjarak setahun demi setahun. Mereka tumbuh bersama.

Tentang pangeran Rick. Semenjak dilahirkan dia segera dididik menjadi raja di prancis bersama calon calon raja lainnya. Aku hanya bisa menemuinya ketika dia pulang.

Aurora menikah diusianya yang masih menginjak 11 tahun. Dia dilamar oleh seorang dokter dari belgia. Aku menyetujuinya. Lama waktu berselang, amanda dilamar oleh bangsawan prancis diusianya yang ke 12, setelah amanda adalah Audrey yang dilamar saat umurnya 14 tahun. Barulah Avelyn kembaran Amanda dilamar saat usianya 16 tahun.

Satu persatu anakku pergi. Aku menjadi tua dan sendiri, meskipun mereka sering mengirim.surat. Pangeran Rick telah selesai dari pendidikannya, dia tumbuh tak berbeda dari kakak kakaknya. Menjadi pangeran yang normal (tidak.seperti bapaknha) dan berbudi santun. Dia cerdas, dan sudah memiliki calon permaisuri dari jerman.

Nevertheless (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang