Prolog : The Face

1.6K 119 6
                                    

Aku bermimpi menggambar sebuah wajah. Wajahku. Aku tahu aku ingin menggambar wajahku sendiri. Aku mulai dengan mata, tapi aneh aku justru menggambar sepasang mata yang tidak kukenal. Tanganku bergerak dengan cepat seolah-olah menggambar sendiri tanpa aku, seolah-olah dituntun tangan yang tidak kelihatan.

Aku tidak tahu berapa lama aku menggambar. Setelah selesai, kuletakkan sketsaku dan kupandangi gambar itu. Wajah seorang pria, bukan pria yang kukenal. Aku membuang kertas itu dan mulai menggambar lagi, tapi berapa kalipun aku menggambar, aku tetap menggambar wajah pria itu.

Aku ingat tampak sebuah warna merah tua merembes pada kertas saat aku menggambar wajahnya, wajah seorang pria yang tidak kukenal.

Basah dan berkilat, warna merah tua itu melebar hingga keseluruh kertas, di atas gambar seraut wajah yang tidak kukenal.

Dia terluka, darah itu menggenangi seluruh wajahnya yang tampan, dari hidung, mata, telinga, juga keningnya. Membuat kertas itu berdarah, melebar hingga menutupi kertas.

Dan aku terbangun dari mimpi, bangun dan menjerit. Tapi kenapa aku menjerit? Aku tidak ingat, benar-benar tidak ingat.

Note : Aku berencana memindahkan ini ke Youtube, adakah yang berminat membaca kelanjutannya?

The Face Of Terror (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang