Meski suaramu
Tak semerdu nyanyian lembut seorang ibu
Kau membingkaiku dengan nada nada ketulusan
Yang mengantarkan hatiku. . .
Menuju lembah tinggi. .
Bernama kedamaian
Meski sentuhanmu tak selembut belaian suci seorang ibu
Namun dengan dekapanmu. . .
Ku terhangatkan dengan kasihmu
Ku terlenakan
Dengan cintamuSeperti karang menjaga debu pasir
Kau jaga aku. . .
Kau lindungiku
Dari kotoran raga dan jiwa yang kan basahiku. .
Kau rela di terpa deburan buih
Yang berlalu
Demi aku
Demi anakmu. . .
Seakan tak pernah lelah
Kau hapuskan tetes air mataku
Seakan tak pernah bosan
Kau redamkan aku dari tangisan
Ku urai hati ini
Untukmu
Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan pada dermaga hidupku
Hanya sebentuk puisi
Dari ketulusan hati
Untukmu Ayah
Terima kasih. . . ....
Aku sudah beranjak tua, Mutiara sudah kuliah sekarang. Dia sudah menemukan pangeran yang singgah di hatinya. Awalnya, aku tak setuju jika dia berpacaran tapi dapat ku lihar sisi positif pacarnya. Mutiara masuk ke jurusan design di sebuah universitas swasta, sedangkan pacarnya memasuki jurusan kedokteran di universitas yang sama.
BRAK! Pintu terbuka dengan keras aku menoleh, Mutiara melangkahkan kaki dengan kesal. "Ada apa?" tanyaku. Cemas, itulah perasaan ku sekarang. Mutiara menoleh, dapat ku lihat sembap matanya. Dia berjalan lesu mendekatiku, lalu duduk di sebelahku, tanpa mengucapkan apapun dia memelukku. Bukan, ini bukan rasa sayang. Dia menangis sambil memelukku.
"Mutiara.. sayang, ada apa? cerita sama ayah" aku hanya mengusap kepalanya, tak dapat ku jangkau hatinya, dia hanya menangis. Setelah beberapa menit, dia melepaskan pelukannya dan menggendong kucingnya, ia sudah bertingkah seperti menggendong bayi. "Yah, ternyata dia bukan pilihan yang tepat, dia selingkuh dengan teman sejurusannya, ternyata kucingku lebih tulus mencintaiku daripada dia" dia tersenyum miris.
Melihat nya seperti ini, mampu membuat hatiku teriris.
xxx
tinggalkan jejak dengan vomment:)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Princess
Teen FictionBagaimana seorang ayah yang menghadapi gadis kecilnya kini sudah dewasa? Bahagia? Tentu Tetapi, apa dia tetap sabar menghadapi gadis kecilnya yang menjadi liar?