"Cinta bisa kah kau datang membawa sepercik kebahagian?,
Tanpa ada luka yang mengikuti.
Cinta bisakah aku rasakan hadirmu?
Tanpa ada kecewa yang menyelimuti." - Unknow***
Seoul, Korea Selatan. Musim panas 2015
Lami gadis itu terus saja mengipaskan buku kearah wajahnya, musim panas kali ini benar benar panas, musim yang benar benar sangat dibencinya. Suhu udara diluar sudah menyetuh angka 30 derajat celcius, memang itu terhitung wajar karna sekarang sudah memasuki puncak musim panas dikorea. Lami yakin sudah menyetel AC dikamarnya pada suhu terendah tapi dia masih saja merasakan kepanasan. Liburan musim panasnya kali ini sungguh menyebalkan, ibunya menghukumnya untuk tidak keluar rumah karna nilai ujiannya yang benar benar buruk, Lami memang tak terlalu pandai soal pelajaran.
Liburan yang jauh jauh hari sudah direncanakannya bersama teman teman sekelasnya batal sudah karna hukuman menyebalkan ini, seharusnya sekarang dia sudah ada dipantai bersama teman temannya bukannya berada dikamar yang menyebalkan ini, ibunya benar benar keterlaluan, dan dia benci itu.
Saat dia baru kembali mengambil minuman soda dari dapur, Lami mendengar seperti ada batu yang mengenai jendela kamarnya, Lami segera keluar kebalkon kamarnya dan menemukan pelaku pelemparan yang sedang berdiri tersenyum seakan tak bersalah diseberang sana.
"Na Jaemin apa yang kau lakukan" Lami menatap kesal pada pria tentangganya yang juga sahabatnya itu. Kamar mereka memang berhadapan bahkan balkon kamar mereka hanya berjarak sekitar 2 meter.
"Kau mau pergi makan ice cream dengan ku?"Tanya jaemin masih dengan senyum yang belum pudar diwajahnya.
"Kau kan tau eomma tak mengijinkanku keluar rumah. Oh dan juga apa kau tak pergi ke busan bersama yang teman teman yang lainnya ?" Seharusnya Jaemin sekarang juga ikut liburan ke busan bersama teman temannya yang lain.
"Kau kan tidak ikut, bagaimana mungkin aku pergi. Itu jadi tak menyenangkan sama sekali." Ujar Jaemin dengan nada dramatis yang dibuat buatnya.
"Hentikan jaemin~ah itu membuat ku geli." Dan itu hanya membuat jaemin memperlebar senyumnya.
"Jadi apa kau mau pergi makan ice cream denganku?, aku dengar di hongdae ada toko ice cream baru. Kali ini biar aku traktir" ajak jaemin lagi dengan menggebu gebu.
"Eomma tak akan mengizinkan ku. Kau tau dia benar benar marah kali ini" Lami membayangkan wajah ibunya yang marah saat melihat hasil ujiannya kemarin, itu benar benar mengerikan.
"Tentu saja ibumu marah. Coba aku tanya ibu mana yang tak akan marah saat melihat anaknya mendapat peringkat 5 dari belakang" Jaemin terkekeh pelan dan itu membuat lami kesal dan melemparkan kaleng sodanya tadi kearah jaemin tapi beruntung jaemin memiliki refleks yang sangat bagus hingga kaleng itu tak mengenainya sama sekali.
"Kau menyebalkan jaemin~ah" Lami menghentak hentakkan kaki masuk kembali kedalam kamar dan membanting pintu balkonnya cukup keras.
Jaemin yang melihat kelakuan sahabat sejak kecilnya itu hanya bias tertawa terbahak bahak. Mengganggu Kim Lami memang selalu menjadi kegiatan favoritenya, ekspresi kesal gadis itu selalu terlihat lucu olehnya.
***
Lami kembali berkutat dengan ponselnya membalas chat teman temannya tentang liburan ke busan mereka, lami benar benar iri melihatnya, dan kenapa juga teman temannya ini malah mengirimkan foto foto liburan mereka pada Lami, benar benar tidak setia kawan, begitu pikirnya. Tiba tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya dan selang beberapa detik kemudian muncul jaemin dari balik pintu sambil melambaikan tangan. "Lami~ya" sapannya.
"Kau kenapa kau kesini? Pergi. Aku masih kesal denganmu" ucap Lami tanpa berniat menatap Jaemin dan masih asik dengan ponselnya.
"Kau harusnya berterima kasih padaku, berkat aku ibu mu mengizinkan kau pergi keluar bersamaku." Jaemin berkata dengan percaya diri.
Seketika Lami mengalihkan pandangan dari ponselnya dan menatap Jaemin dengan wajah berbinar. "Jinjja? Eomma mengizinkanku keluar?" Tanya Lami memastikan.
"Tentu saja. Ibu mu sangat percaya pada ku" ucap Jaemin dengan bangganya.
"cihhh... sepertinya kau saja anak ibu ku, dia lebih mendengarkan mu dari pada aku" Cibir Lami.
"Sudahlah cepat kau bersiap siap sebelum ibumu berubah pikiran" Jaemin kemudian duduk diatas kasur Lami.Tak menunggu waktu lama Lami langsung beranjak mengambil dress selututnya dari lemari kemudian masuk kekamar mandi yang terletak didalam kamarnya sambil tergesa gesa. Dan Jaemin yang memperhatikan itu hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya melihat kelakuan Lami.
Jaemin memperhatikan setiap sudut kamar Lami yang serba pink, gadis itu memang sangat menggilai warna pink. Di dinding kamarnya tertempel poster EXO boygrup yang saat ini sedang sangat populer dikorea, Lami sangat menyukai grup itu hingga selalu mengakui seseorang anggota grup itu yang bernama D.O sebagai pacar sahnya, sepertinya otak gadis itu sedikit bermasalah. Jaemin bahkan tak melihat apa bagusnya grup itu, ya selain wajah membernya yang diakuinya cukup tampan. Pernah sekali dia berkata tentang pendapatnya yang seperti itu pada Lami dan berhasil di hadiahi sebuah cekikan mematikan dari gadis itu, itu benar benar mengerikan. Gadis itu bisa berubah menjadi menakutkan saat ada yang menjelekkan 'oppa' kesayangannya itu.
Setelah beberapa menit Lami keluar dari kamar mandi, kaos polos dan juga celana pendeknya tadi kini sudah berubah menjadi dress selutut warna pink bermotif bunga bunga, sangat cantik, apalagi saat Lami yang memakainya. Lami duduk di depan meja hiasnya kemudian mulai mengolesi bedak tipis ke pipinya yang memang sudah putih, dan juga mengoleskan lipstick berwarna pink kebibirnya yang juga sebenarnya sudah pink alami. Gadis itu cantik, bahkan tanpa polesan make up berlebihan diwajahnya. Setidaknya itu yang selalu Jaemin lihat setelah bertahun tahun mengenal Lami.
***
Hari menunjukkan pukul 6 sore saat mereka sampai di hongdae. Suasanya hongdae sudah mulai ramai, tentu saja mengingat hari ini adalah hari sabtu. Hongdae adalah tempat berkumpulnya para remaja korea untuk menghabiskan malam minggunya bersama teman ataupun kekasih mereka. Saat malam minggu seperti ini akan banyak musisi jalanan yang menunjukkan bakat luar biasanya disini. Di hongdae juga banyak tempat berbelanja yang menjual pernak pernik menarik dan juga Caffe caffe yang yang bergaya unik. Hongdae memang tempat yang sangat tepat untuk sekedar jalan jalan dan mencari hiburan.
Lami tak memperhatikan jalannya sama sekali saat ada pengendara motor pengantar pizza melintas mendekatinya, tapi dia masih asik melihat kearah band jalanan yang sedang menyiapkan pertunjukan mereka. Jaemin menyadari pengendara motor itu semakin mendekat kearah Lami dan dengan refleks itu menarik tubuh lami kedalam pelukannya hingga akhirnya motor itu lewat tepat di tempat posisi Lami berdiri beberapa detik lalu, Lami yang terkejut kemudian melepaskan pelukan jaemin "Yak apa yang kau lakukan?" teriak lami sambil memukul tangan jaemin.
"Yak appo,, kau hampir saja tertabrak motor tadi. Kau harus nya berterima kasih padaku karna sudah menyelamatkanmu." Jaemin mengusap tangannya tadi yang mendapat pukulan cukup kuat dari Lami.
Lami hanya memamerkan senyum kearah Jaemin lalu pergi mendahului Jaemin memasuki kedai ice cream yang memang sudah menjadi tujuan mereka kesini. Sedangkan Jaemin dibelakang nya terdiam ditempat, menempelkan sebelah tanganya kearah dada sebelah kirinya merasakan detak jantungnya yang semakin berdebar kencang. Ada apa dengan jantungnya? Apakah dia memiliki masalah pada jantungnya? Tidak. Seingatnya jantungnya sehat sehat saja. Lalu ini kenapa? Jaemin memilih mengabaikan nya saja dan masuk kedalam kedai ice cream mengikuti Lami yang sudah dulu memilih ice cream yang akan ia pesan.
Mereka memilih duduk di dekat kaca tembus pandang yang memamerkan pemandangan diluar toko. Lami sudah asik menyantap ice cream stoberi berukuran jumbo didepannya, satu lagi tentang Kim Lami yang sangat diketahui Jaemin, gadis itu benar benar menyukai ice cream stroberi. Lami menyantap ice creamnya dengan pandangan berbinar, gadis itu memang sangat mudah bahagia dengan hal hal sederhana. Jaemin hanya memperhatikan Lami yang menyantap ice creamnya sedangkan ice cream vanilla yang dipesannya hanya didiaminya begitu saja tanpa berniat memakannya. Ada sisa ice cream disudut bibir Lami dan tanpa dia duga Jaemin menyentuhkan jempolnya disudut bibir Lami untuk membersihkan ice cream yang ada disana. Lami lalu menatap Jaemin bingung, tak biasanya pria itu bersikap semanis ini padanya.
"Apa kau salah meninum obat Jaemin~ah?" Tanya Lami bingung, dia benar benar tak menyangka seorang Na Jaemin akan memperlakukannya semanis ini.
Sedangkan yang ditanya hanya mengangkatkan bahunya pura pura bersikap biasa saja. Padahal tanpa Lami tau jantung Jaemin malah berdebar semakin tak beraturan. Jamin lalu memakan ice cream vanilla nya yang sudah mulai mencair untuk menutupi kegugupannya. Tapi percuma jantungnya tak bisa diajak berkompromi dan malah berdetak semakin kencang saat dia sadari Lami masih menatapnya heran. Sebenarnya ada apa dengannya? Apa mungkin..? Ah tidak mungkin. Jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri benar benar tidak ada dalam kamus hidupnya. Tapi apa yang bisa ia lakukan saat hatinya berkata lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come A Little Closer
FanficLami pikir ini hanya rasa ketertarikan sementara. Tapi seiring berjalannya waktu dia sadar dia jatuh cinta. Jatuh cinta dengan kakak kelasnya yang diinginkan nyaris seluruh gadis disekolahnya. Mark tidak masalah jika para gadis itu terus mengikutin...